Speechless ...
Itulah yang aku rasakan.Aku menatap matanya, mencoba mencari-cari tanda kebohongan. Matanya menatapku dengan tanda keraguan yang amat sangat jelas. Bukannya harusnya dia yakin? Kenapa dia memohon dengan tatapan ragu?
"Dasar gila" segera aku melangkahkan kaki menjauh dari namja aneh itu
Walaupun aku akui dia memiliki wajah cakep dan sedikit imut , jangan berfikir aku akan menuruti semua kemauannya begitu saja. Bagaimana bisa dia berharap aku mempercayai semua perkataannya? Perkataan dari namja yang baru saja mengajakku berbicara tak lebih dari 20 menit
Kalau memang dia serius dengan perkataannya, kenapa dia tidak mengejarku sekarang? Menghentikan langkahku agar aku dapat mendengar penjelasannya. Bukannya aku berharap dia melakukan itu, aku hanya meragukan kesungguhannya.
~ ~ ~
Daniel POV
Aku hanya terdiam, melihat punggungnya yang semakin jauh hingga tak lagi terlihat. Ingin sekali rasanya aku menarik tangannya lalu melakukan apa saja agar dia membiarkanku bertemu ibunya. Namun aku tau, itu sangatlah egois.
Aku tidak seharusnya berfikir dia pasti percaya apapun yang aku katakan hanya karna aku populer. Aku yakin dia tidak semudah itu. Dia mungkin membenciku sekarang. Apa yang harus aku lakukan?
"Darimana saja kau?" Ucap hyung di meja makan mendapati aku telat
"Mencari udara segar" jawabku asal
"Ah, jadi maksudmu di sini tidak ada udara segar? Apa aku membuatmu merasa sesak nafas, hah?" Hyung meninggikan suaranya karna saat ini hanya ada kami berdua "Kau pikir pertemuan ini hal sepele? Tolong gunakan otakmu itu"
Aku benar-benar tidak dalam mood yang bagus untuk berargumen dengannya. Jadi aku hanya diam sambil memasukkan sepotong daging ke mulutku. Pintu ruangan restaurant tempat kami makan tiba-tiba terbuka. Spontan aku dan hyung berdiri, memberi salam.
"Daniel, bagaimana sekolahmu?" Ucapnya sambil melirikku sekilas
"Baik, abeoji"
"Kau tau kalau harus melakukannya dengan baik untuk menjadi dokter, kan?" Dengan suara tegasnya yang tak ingin mendengar bantahan
"Nde, abeoji" hanya itu satu-satunya pilihan jawaban yang ada
"Bagaimana denganmu, Jisung-ah?" Sekarang giliran hyung ku
"Baik, abeoji. Walaupun ada beberapa kendala, namun aku sudah menyelesaikannya" Hyung selalu dapat di andalkan, membuatnya terlihat sangat siap untuk menjadi penerus perusahaan
"Sesuai dugaanku. Lanjutkan dengan benar, jangan sampai lengah. Ini bukan saatnya kau puas" kata abeoji lalu melanjutkan makan malam dengan keheningan, sungguh ini sangat membosankan
Aku memulai hari dengan lingkaran hitam di bawah mataku. Semingguan ini aku memikirkan bagaimana cara agar yeoja itu mengizinkanku. Cara ini mungkin sedikit berlebihan, yah biarkan sajalah toh tidak ada pilihan lain.
"Yak ! Kau sebut ini soup? Soup apa yang sehambar ini? Kau ingin aku meminum air saja sekalian, hah?!!" Lagi-lagi ahjumma ini membuat masalah. Sepertinya tidak akan ada pagi yang tenang lagi sekarang
"Maaf agashi, aku akan membuatkan yang baru" ucap pelayan sambil membungkuk
"Lain kali kerja yang benar. Jangan membuat uangku terbuang sia-sia" Bentaknya, membuat pelayan tua itu semakin menciut. Cih, uangnya katanya, bukankah seharusnya 'uang suamiku' ?
KAMU SEDANG MEMBACA
FF Wanna One
RomanceDisini author bakal posting FF kumpulan yang cast nya Wanna One & Kamu sebagai lead ceweknya yahh 😆 Selamat Membaca ~