Bab 1.A - Emil, Eni dan Ema

3.1K 37 6
                                    

                                                                                           **** 

Nama gadis itu Amilia, tapi semua orang memanggilnya Emil. Poni dari rambutnya yang berwarna hitam kemerahan sering dijepit supaya tak menghalangi pandangan. Terkadang ibunya mengikat rambutnya seperti ekor kuda. Menurut ibunya, ikatan rambut seperti itu terasa sangat cocok untuk gadis usia 10 tahun seperti Emil. Sifatnya yang ceria dan cenderung untuk selalu ingin tahu kadang membuat orang tuanya kewalahan.

Tinggal ditengah kota besar membuat Emil cenderung kesulitan mengekspresikan keinginannya untuk berpetualang. Impian yang selalu mengikuti malam-malamnya adalah menjadi seorang petualang sejati seperti tokoh-tokoh dalam cerita-cerita pengantar tidurnya. Robin Hood, Alice, Sinbad, membuatnya selalu merasa ingin menjelajah segala kemungkinan dan keajaiban. Dia selalu membayangkan berlompatan diantara tali kapal seperti Sinbad, berlarian mengejar kelinci misterius seperti Alice dan menjadi pahlawan seperti Robin Hood. Ibunya yang seorang pengacara hanya tertawa setiap Emil memperagakan khayalan-khayalannya.

Baginya kehidupannya sekarang sangat membosankan. Apalagi kehidupannya di sekolah. Semua temannya hanya berbicara seputar film, fashion terbaru dan gosip. Sesuatu yang sangat menjemukan bagi si kecil Emil. Emil menginginkan sesuatu yang baru, sesuatu yang bisa menggugah jiwa petualangannya, sesuatu yang bisa membuatnya merasa kegirangan. Kadangkala keinginannya sudah begitu menggebu dan tak terbendung. Keinginan yang membuat ibunya ataupun ayahnya datang ke sekolah menemui gurunya akibat sebuah laporan akan tingkahnya. Ketahuan memanjat pagar sekolah, bermain diatas pohon, ataupun berkelahi dengan teman lelakinya yang menggoda para gadis kecil di kelasnya.

“Itu bukan hal yang buruk, hanya saja kami akan selalu was-was apabila Emil melakukan hal itu terus menerus. Saya bukan hanya menjaga satu anak di sini.” Ujar guru Emil setiap memanggil orang tuanya ke sekolah. Hal yang terus menerus terjadi sehingga orangtuanya hanya bisa tersenyum untuk menjawabnya. Dan ketika mereka bertemu Emil di depan ruang guru mereka hanya membelai kepala penuh kasih sayang untuk jawaban pertanyaan yang tak terlontar dari mulutnya tapi terlihat dari matanya. Ayah ibunya menyadari hasrat anaknya yang begitu besar dan bebas dan merasa tak mampu mewujudkannya. Oleh karena itu mereka hanya menjaganya tanpa melarangnya. Seragam sekolahnya selalu terlihat kucel dan kotor setiap pulang dari sekolah. Sambil bangga dia akan mengatakan pada ibunya, “aku baru berpetualang!”

Petualangan kecil seperti pergi ke taman dan menelusup ke dalam semak-semak. Mengejar kupu-kupu ataupun mengaduk-aduk air di kolam hanya untuk membuat ikan-ikan merasa galau.

****

 Hari ini adalah peringatan setahun kematian nenek Emil. Si kecil Emil masih ingat sosok neneknya. Rambutnya yang ikal berwarna putih, bau badanya yang selalu berasa manis, dan senyuman ramahnya yang selalu menyambut Emil ketika menemuinya. Masakan yang terasa lezat, juga cerita-cerita petualangan dari neneknya. Hanya saja cerita-cerita itu terasa berbeda dengan cerita-cerita dari ibunya. Cerita tentang manusia ikan, duyung, dan makhluk-makhluk lain yang terasa aneh di telinga Emil. Cerita-cerita itu terasa sangat nyata bagi Emil, sepertinya neneknya mengalami hal itu sendiri.

Emil menatap foto almarhum neneknya yang sengaja dipajang oleh ibunya di tengah rumah. Wajah yang tetap ramah seperti saat terakhir mereka bertemu. Emil terduduk disofa di tengah rumahnya menatap nanar tamu-tamu yang berdatangan. Ibu dan ayahnya masih sibuk menyambut tamu-tamu yang datang. Bersalaman, memeluk, kadang memberikan ciuman di pipi kiri dan kanan. Asisten rumah tangganya juga tampak sibuk menyiapkan makanan dan minuman untuk para tamu. Setelah itu dia mengalihkan pandangannya ke arah jendela di sebelah sofa. Pandangannya tiba-tiba tertuju pada tamu yang baru datang menaiki mobil milik ibunya. Seorang wanita yang mungkin seumuran neneknya.

Emil dan Negeri di Balik PintuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang