Pinkeu

2.5K 214 20
                                    

Sebelum memulai ceritanya, aku ingin memberi kata pengantar terlebih dulu.

Dimana aku adalah seorang kakak dari 2 adik kembarku, Park Woojin dan Park Jihoon.

Kalian tidak perlu tau namaku, karena aku cukup dipanggil "Kakak" atau "Kak" dalam buku ini.

Lagipula, kalian kesini karena kedua adik kembarku kan?!

Ya, aku akui kalau mereka itu sungguh menggemaskan sedari mereka kecil.

Aku memiliki jarak umur 3 tahun dengan mereka, jadi aku masih bisa mengingat momen dimana mereka merangkak dan berebut tembak-tembakan air ketika mandi bersama.

"Kak!" Jihoon mendobrak pintu kamarku sembari memasang wajah cemas.

"Liat gulingku yang warna pink ga?" Aku mengerutkan kedua alisku sebelum menggelengkan kepala sebagai jawaban.

"Pinkeu pinkeu kaaakkk," tambahnya lagi karena aku tak kunjung menjawab.

"Pinkeu pinkeu kaaakkk," tambahnya lagi karena aku tak kunjung menjawab

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

si pinkeu tertera di gambar ><

"Ketinggalan di mobil kali, atau ga masih di rumah, ga kebawa, hayolo ketinggalan!"

Kami sedang berlibur bersama di sebuah vila milik Om Sungwoon. Dan Jihoon tidak akan bisa tidur apabila pinkeu--guling bayi yang memang sudah dari kecil melekat padanya--tidak ada di sampingnya.

"Kakak aku kan ga bisa tidur kalo ga ada pinkeu...." rengeknya sembari melangkahkan kakinya menuju kasur tempatku sedang membereskan isi koperku.

"Kita liburannya juga seminggu, aku gimana tidurnya nanti?" Ia mulai menarik ujung kausku dan menggoyang-goyangkannya.

"Kan kamu udah gede ih ngapain kudu peluk si pinkeu sih?!"

"Tau ah kak!"

Dengan kalimat itu, Jihoon melangkah keluar dan terdengar gebrakan pintu.

Ya, dia membanting pintu kamarku, yeorobun.

Kelakuan // 2ParkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang