17

19.3K 2.2K 154
                                    

Seperti yang Raha dan Hali jelaskan dulu..

Nyatanya Hema memang kewalahan dengan rutinatas barunya. Seolah sengaja, Hali dan Raha tak pernah membiarkan Hema tidur sebelum subuh, hingga Hema nyaris tak sanggup membuka matanya keesokan paginya.

Hema memang sekolah, tapi segala kegiatan diluar jam sekolah tidak diperbolehkan dan jika begitu mendesak maka harus seizin mereka dulu. Belum lagi Hema harus siap diantar jemput dan hanya makan makanan yang Albert antar.

Ketiganya takut Hema salah makan dan keracunan...
Sialaaaaaaaan!!!
Emangnya Hema bocah PAUD.

Tapi Demi cita-citanya yang tak terlalu tinggi Hema mengalah dan menuruti segala syarat dari Lian Hali dan Raha.
Dan Yang terakhir membuat Hema nyaris mencekiknya karena syarat yang tak masuk akal.
Masak Hema dilarang bicara dengan cowok manapun selama sekolah.. ???

Kalau untuk yang ini Hema hanya mengangguk tanpa berjanji.

Jika mereka pikir Hema akan menyerah kalah dengan segala tipu daya yang mereka gunakan maka berarti mereka belum mengenal Hema.
Buktinya Hema bertahan hampir lima bulan, terhitung dari awal dia mulai sekolah.

Bahkan tadi disekolah akan ada libur panjang, menyambut semester baru dan tahun baru.

Hema tersenyum memikirkan teman-temannya yang ribut bahkan sampai bel pulang berbunyi.

Jujur saja, ada sedikit perasaan iri menyelinap dihati Hema saat melihat mereka begitu bebas dan lepas.

Sedetik kemudian Hema mendadak mendapat ide gila.
Bagaiamana jika dia ikut pergi saja.
Memang kemungkinan untuk diizinkan pergi sudah pasti, tapi apa salahnya jika Hema mencoba meminta izin dari Raha.

"Albert.. Apa Raha ada di kantor nya?" gumam Hema pada Albert yang sedang mengendarai mobil yang akan membawa Hema pulang.

Albert melihat pada Hema dari spion.
"Sepertinya begitu" jawab Albert terdengar tak yakin.

Hema menghela nafas dan mengeluarkan ponsel pintarnya yang hanya menyimpan sepuluh kontak saja. Yaitu ketiga suaminya, Albert ,Harum,  cery DLL. Itu juga sudah terisi saat Raha menyerahkan ponsel ini pada Hema.
Capek.. Deh.

Hema langsung menghubungi nomor Raha. Tak perlu menunggu lama, seperti biasa, setiap Hema menelpon para suaminya, pasti akan selalu di angkat meski sesibuk apapun mereka. Bahkan Hali rela mengulang adengan hingga beberapa take, jika Hema menghubungi.

"Ya?" Hema memutar matanya saat mendengar suara dingin dan datar Raha diseberang sana.
Seperti es didepan siapa saja, dan membara seperti api saat bersama Hema.

Hema melirik pergelangan tangannya, setengah lima.
"Apa kau masih dikantor. Aku ingin bicara" kata Hema sesantai yang di bisa olehnya.

Terjadi keheningan beberapa detik, Hema bisa menebak kalau Raha pasti sedang menebak niat Hema. Biasanya Hema datang ke kantor hanya saat dipanggil saja.

"Tidak usah ke kantor. Kita bicara di rumah. Soalnya aku juga sudah mau pulang."
Terdengar jawaban Raha yang hanya dijawab "hhmm" oleh Hema sebelum memutuskan sambungan.

"Pulang kerumah saja, soalnya Raha juga udah mau pulang" beritahu Hema pada Albert yang cuman menganggukkan sebagai jawaban.
Kenapa semua pria yang Hema kenal bisa aneh-aneh seperti ini ya?

Hema memanfaatkan waktu yang dipakai Albert untuk membawa mereka ke rumah, dengan tidur hingga Albert membangunkannya saat mereka sudah sampai.

Saat Hema akan menuju sayap timur, Harum menghadangnya.

"Apa nona ingin istirahat atau menemui tuan Raha. Dia menyuruh saya menyampaikan kalau dia ada di kantornya" umum Harum.

Tak menjawab Harum, Hema berbalik setelah menyerahkan tasnya pada Harusm dan langsung menuju ruangan kerja Raha.
Hema langsung membuka pintu tanpa membentuk terlebih dahulu.
Raha yang sedang berdiri sambil memegang sebuah map yang terbuka, langung menoleh pada Hema.

(Repost) MEREKA SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang