Memory ====>[10%]

226 22 16
                                    

"Senpai, Sedang apa?" Ritsu melirik Takano yang terus berkutat dengan kertas dan layar komputer dihadapannya sambil sesekali membenarkan letak kacamata nya dan mengerutkan keningnya.

Decakan dari mulut Takano terdengar begitu jelas di telinga Ritsu. "Kau punya mata kan? Kalau begitu kau juga pasti bisa melihat aku sedang bekerja. Kenapa masih bertanya."

"Ma.. Maaf."

Takano menghela nafas berat. "Ini ke 6 kali nya kau meminta maaf, jadi jangan meminta aaf terus."

"Ba..Baiklah.. Maaf senpai."

"Kan kubilang jangan Minta maaf!" Kini Takano meninggikan nada bicaranya sambil melihat Ritsu dengan tatapan serius. Wajah Ritsu memucat seketika mendengarnya kemudian menundukan kepalanya.

"Maa.."

"Ritsu!"

"Ah! I.. Iya?"

"Sini bawa bangku mu mendekat ." Ritsu yang panik tak pikir panjang apalagi mencurigai Takano, segera melakukan apa yang senpainya katakan. Ritsu sekarang bukan Ritsu yang biasanya berwajah masam dan mencurigai tiap perkataan Takano, Jika kalian lupa, Ritsu kini kebali ke pikiran saat dia masih SMA dimana nama sang senpai nya dijunjung tinggi di dalam hatinya yang terdalam. Ritsu yang kini berada tepat di hadapan Takano diam menunduk dengan wajah memerah tak berani menatap mata sang senpai di hadapannya. "Dekatkan telingamu." Ritsu mengangguk.

CUUUPP

Sebuah ciuman di pipi yang manis dari Takano membuat mata Ritsu melebar, wajahnya merah padam, mulutnya terbuka, dan tangannya memegang pipi nya yang sempat dicuri pria yang tersenyum penuh makna dihadapannya. "A..Apa yang senpai..."

"Jangan murung begitu hanya karena aku sedikit membentak mu. Jika laporan dan pekerjaan-pekerjaan ini selesai, aku janji akan memberikan seluruh pekerjaan ku kepada mu." Suara halus Takano tak pernah berhenti membuat wajah Ritsu terus memerah dan menunduk

"Angkat wajahmu Ritsu, kalau kau menunduk terus aku tida bisa melihat wajah manis orang yang aku cintai."

Ritsu rasanya ingin pingsan mendengar gombalan sang lidah maut Takano.

Kepala Risu menggeleng tak setuju dengan apa yang senpainya katakan. "Tidak mau." Katanya.

"Kenapa?"

"Aku.. Malu.."

"Apa yang membuatmu malu, hmm?"

Tak ada jawaban dari Ritsu, dia hanya terus diam menunduk dengan wajah yang merah padam. "Ritsu.... Lihat aku.."

Perlahan, tapi pasti. Ritsu mengangkat wajahnya melihat Takano yang tersenyum manis menatapnya.

"I love you."

PSSSSHHHH

Seperti ingin meledak hati Ritsu mendengar kata manis itu meluncur dari bibir senpainya yang selalu ia sayangi. "A..Aku juga..suka senpai."

Suasana disekitar Takano serta Ritsu kini dihiasi oleh bunga bunga berwarna pink dengan lagu romatis.

Kedua sejoli ini bermesraan dalam kantor tanpa menghiraukan tatapan mata dari semua orang staff yang ada dalam departemen manga.

"Jadi begini rasanya jadi nyamuk :)" Inner semmua orang.

Musik romantis yang awalnya seperti menghiasi keromantisan Takano dan Ritsupun berubah menjadi lagu lain.

Cintaku padanya~
bagai dunia milik berdua~
Jurang yang ada~
Seakan mewarnai.... Cintakuu~
(Badai Asmara - Poppy Mercury)

+++====+++===+++===+++===+++===+++===+++

"Ano.. Saga senpai."

"Hm?"

"Bo..bolehkan senpai mengantarkan dimana tempat tinggal ku? Aku.. Lupa.. dimana aku tinggal."

"Ah! Apartemenmu di samping.... eh tidak maksudku kita tinggal bersama di apartemenku." Takano tersenyum penuh makna dalam mobil yang sedang ia kendarainya.

"Kita tinggal bersama?!"

"Yap." Takano menangkap adanya wajah yang tidak terlalu senang di wajah Ritsu seakan tak puas dengan apa yang Takano katakan. "Kenapa? kau tidak percaya akalu kita tinggal bersama?"

Ritsu cepat-cepat menggelengkan kepalanya. "Bu..Bukan itu! aku hanya merasa tidak percaya kalau dimasa depan ini kita bisa ti.. ting.. tinggal bersama.." Lagi-lagi wajah Ritsu merah padam dibuatnya.

"Kenapa tidak? Kita kan saling mencintai~" Senyum manis andalan Takano pun dikeluarkannya.

'Hehehehe.. Kan kalau begini asik bobok sama Ritsu terus~' Pikir Takano dalam senyumannya.

+++===+++===+++===+++

"Nah, jadi di apartemen ini lah kita tinggal bersama."

Ritsu tak kunjung berhenti mengangap tak percaya. "Seperti pasangan suami istri ya, hehe." Ucap Ritsu polos. Tak memikirkan Angry banana Takano yang ingin segera di keluarkan melihat wajah dan senyum polos dari Ritsu.

"Kau mau mandi duluan?" kata Takano sambil merebahkan tubuhnya duduk dan menyimpan tas kerjanya di sofa terdekat.

"Ah.. umm..."

"Atau mau mandi bersama saja?" Seringai Takano nakal.

"BE BE BE BE BE BE BE BE BE BERSAMA?!"

"Kenapa wajahmu merah lagi? kau memikirkan hal mesum ya?" Kata Takano.

"Tidak! Bukan begitu!!"

"Ahahaha.. sini." Takano menepuk-nepuk pahanya.

"Ada apa senpai?"

"Duduk disini."

"Maksud senpai di pangkuan mu?"

"iyaaa~"

"Tatatatatatatatatatatatapi..."

"Hm? kenapa? ini kan hal yang sering kita lakukan setiap hari."

Ritsu diam, berfikir. Apa ia seberani itu duduk di pangkuan senpainya SETIAP HARI. "Sungguh?"

"Tentu~" Takano menyeringai dalam benaknya iya berkata 'boro boro setiap hari, sebulan sekali aja enggak. Kalau gini kan lumayan~'

Ritsu mengangguk menuruti dan duduk di pangkuan senpainya dengan wajah merah dan menunduk malu. Hati Takano berteriak girang, 'andai Ritsu selalu seperti ini' pikir nya.

Tiba tiba sebuah ide terlintas di kepala Takano. "Ritsu."

"Ya?" Takano memeluk erat pinggang Ritsu dari belakang.

"Biasanya setiap hari setelah kita pulang bekerja kau selalu memberikan aku service~"

"Ha?"

"Hari ini kau mau memberikan aku service apa?"

"Ettoooo, Saga senpai.. Maksudmu servis seperti apa?"

Takano menghela nafas panjang dan mengisyaratkan tangannya seperti sedang menusuk cilok di warung depan apartemen.

"Oh, maksud senpai membelikan cilok di depan apartemen?"

"BUKAN!"

"Lalu apa??"

Takano mengerang kesal. "Itu loh sayang, servis nganu nganu~"

"Nganu ngan...." Tiba-tiba wajah Ritsu merah padam. Takano tersenyum penuh arti.

"Jadi, malam ini mau servis seperti apa sayang~"

TBC

Maaf!!!! Aku salah hari aku kira ini hari rabu ternyata kamis. Syial. Jadi telat update..

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 25, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

OUR MEMORYWhere stories live. Discover now