Two.

213 45 11
                                    


Saat ini, waktu terasa berjalan semakin cepat dan sebuah perasaan pun juga begitu, ia menjalar hanya dalam waktu yang singkat. Sebuah rasa yang masih membuatnya tidak yakin, lama kelamaan menjadi semakin terasa. Sudah sejak lama sejak kejadian Jun mengatakan bahwa ia suka dengan Jiwon. Walaupun belum jelas dalam konteks apa yang jelas selama ini hati Yebin mulai tersiksa.

Belum lama ini perasaan itu semakin membesar, kala Jun meminta nomor ponselnya, rasanya senang entah mengapa.

"Boleh aku minta nomor ponselmu?" pinta Jun waktu itu.

Yebin mengangguk, dan memgambil ponsel jun untuk mengetik nomornya, "Untuk apa?"

"Kita sudah tinggal serumah, aku sudah punya nomor Euijin, Ibumu dan bahkan Ayahmu, sekarang giliranmu"

Yebin mengulum senyum, hanya dengan kata 'Kita' sebuah perasaan aneh kembali menggebu didalam hatinya.

Perasaan berharap akan dihubungi oleh Jun masih berlangsung hingga kini, Yebin membuka buku catatannya disana terdapat tanggal dimana Jun meminta nomor ponselnya.

"Sepertinya sudah satu minggu, kenapa dia tidak menghubungiku?" gumam Yebin sendiri, didalam kamarnya.

Yebin melipat tangannya didepan dada, satu minggu kemarin ia, Jun dan juga kakaknya Euijin selalu berangkat sekolah bersama, sarapan bersama, pulang sekolah bersama dan makan malam bersama tapi kenapa ia masih ingin dihubungi oleh Jun via ponsel?

"Ahh bodoh, untuk apa kau bersikap seperti ini?" keluh Yebin sambil memukul kepalanya pelan.

Drttt..drttt

Ponsel Yebin bergetar, dengan sigap ia membuka ponselnya dan rasa kecewa itu muncul.

Jiwon-

Aku sudah mendapat nomor ponsel Kak Jun!!

Yebin mendelik, bahkan Jiwon yang tidak serumahpun bisa mendapatkannya kenapa ia tidak bisa?

Yebin-

Chukkae, kau dapat dari mana?"

Jiwon-

Aku minta sendiri, menunggumu sangat lama. Aku sudah tidak sabar berkencan dengan Kak Jun. Dukung aku ya!

"Ahh untuk apa aku mendukungmu?" geram Yebin sendiri.

Yebin-

Ya, semoga berhasil.

Kadang apa yang ingin diucapkan tidak selalu berhasil, selalu ada perkiraan sendiri didalam otaknya. Dan malam semakin larut, menyisakan sebuah perasaan yang masih belum ia pastikan apa itu. Masih terlalu dini, bila dikatakan Jatuh cinta, tapi terlalu sederhana jika dikatakan hanya mengagumi.

***
Waktu berangkat sekolah datang, seperti biasa Yebin selalu berjalan lebih dulu dari pada dua orang pemuda itu tapi entah kenapa hari ini berbeda Euijin dan Jun terlihat tidak santai air mukanya terlihat tegang.

"Apa yang terjadi?" tanya Yebin pada kedua pemuda itu.

"Apa?" tanya Euijin balik.

"Kenapa kalian terlihat tegang?"tanya Yebin lagi.

"Kami akan presentasi hari ini, nanti kau boleh pulang duluan" jawab Euijin sambil berlalu.

"Aku sering presentasi dikelas tapi tidak setegang kalian berdua" ucap Yebin yang sempat tertinggal

"Nanti kau akan merasakannya jika sudah kelas dua belas" ucap Jun, dan disambut anggukan antusias dari Euijin.

"Kalian berlebihan" ucap Yebin pelan.

12:30 (The Unit story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang