Sepi mengiris hati, angin mengiringi air mata yang menggenang di sudut mata pria itu. Ya pria berperawakan rapi, tampan dan berkumis tipis itu sedang mencoba menahan tangisnya. Mencoba melawan rasa sakit akibat luka yang ditorehkan sang mantan.
Di balik senyuman hangatnya, mata terangnya tersimpan sejuta kesedihan di hatinya. Pria itu, dialah pria yang sangat kesepian sekarang. Pria yang masih sangat mencintai mantan kekasihnya, namun kini melingkar sebuah cincin di jari pria itu. Cincin apakah itu ? Cincin milik siapakah itu ? Bukankah pria itu sedang menangisi mantan kekasihnya ?
Pria itu menangis, menangis hampir di setiap malamnya. Entah apa yang ditangisinya hingga ia sendiri pun tak tau. Menangisi kebodohannya melepas mantan kekasihnya begitu saja ? Menangisi kepengecutannya ? Menangisi kesalahannya ? Menangisi nasibnya ? Menangisi ketidakmampuannya melawan rasa sakit di hati yang sudah dideritanya selepas kepergian sang mantan ? Menangisi ketidakmampuannya, ketidaksiapannya memberi kepastian pada wanitanya itu ? Atau sesungguhnya malam ini ia menyesali perbuatannya yang telah memberikan cincin pada wanita lain ? Memberikan cincin yang seharusnya menjadi milik sang mantan untuk kekasih barunya ? Kekasih baru yang dengan sekuat hati coba ia cintai.