[1]. Pesta Pernikahan

34.7K 2K 26
                                    

Hai.....

Selamat datang di lapaknya mas Marvel. Saya harap banyak yang suka sama cerita ini. Juga idenya bisa ngalir deres banget, biar bisa cepet juga selesainya.

Ada yang mau berbagi kisah cintanya nggak sama aku? Siapa tahu aku bisa punya inspirasi dari kisah kalian. Chat aja 0838-5775-8717, nanya-nanya juga boleh kok...😶😶😶😶

Ok lah selamat membaca...... 👑👑👑

÷•÷•÷•÷•÷

Marvel menggenggam erat tangan Shanika untuk menyapa para tamu undangan. Pesta pernikahan putra bungsu dari keluarga Nareswara memang tidak akan dibuat sederhana. Entah berapa undangan yang telah mereka sebar, mulai dari relasi bisnis sampai teman-teman dari mempelai pria.

Bermacam-macam makanan tersaji apik di meja prasmanan. Benar-benar mencerminkan keluarga kaya kalangan atas.

Pesta memang tidak diadakan di outdoor, atau dengan pelaminan mewah yang berada di depan sana sebagai pusat perhatian semua orang yang datang. Marvel menolak pesta seperti itu. Dia tidak ingin hanya diam di pelaminan dan menunggu para tamu undangan mendatanginya dan memberi ucapan selamat sembari bersalaman dengannya dan juga istrinya.

Tidak. Dia benar-benar menolak resepsi pernikahan seperti itu. Karena dia lebih suka berbaur bersama tamu undangan dan bercakap-cakap sebentar bersama mereka, kemudian beralih lagi ke tamu yang lain. Menurutnya, dia tidak akan terlihat bodoh dengan melakukan itu dibanding hanya terus berdiri seperti orang dungu yang menunggu ucapan selamat.

Jadi, hanya ada panggung kecil di depan sana yang akan digunakan oleh siapa saja yang berminat untuk memberi sambutan dan ucapan selamat kepada pasangan pengantin.

Lagu-lagu romantis juga terus mengalun indah dari penyanyi yang mengiringi suasana pesta tersebut. Marvel tidak sekalipun melepaskan istrinya barang sedetik pun. Apalagi sang istri yang terlihat begitu cantik dengan gaun panjang berwarna hitam yang menyapu lantai.

"Marvel." Marvel tersenyum dan menyambut jabatan tangan dari sebuah keluarga yang menghadiri undangannya. "Selamat, saya nggak nyangka bisa secepat ini kamu menikah." pria bertubuh tambun dengan perut buncit itu tersenyum ramah kearah sepasang pengantin yang terlihat bahagia malam ini.

Lagi-lagi tersenyum, Marvel semakin memeluk erat sang istri, menunjukkan kepemilikan yang hakiki. "Terima kasih om." jawabnya kalem. "Karena memang ternyata jodohnya dikirim cepat oleh Tuhan."

Suara dengusan terdengar dari seorang perempuan muda yang ada dihadapan mereka. Putri dari pria yang dipanggil 'om' oleh Marvel tersebut. "Aku fikir tuh Mas akan menikah dengan cewek dari kalangan kita juga, ternyata," gadis itu meneliti Shanika terang-terangan dengan pandangan mencemooh. Meskipun dalam hati merasa iri jika Shanika memang terlihat cantik malam ini. "Nggak sepadan." kata gadis itu melanjutkan.

Shanika tahu jika ini baru awal dari kehidupan barunya. Meskipun sudah mempersiapkan diri sebaik mungkin, tapi mendengar langsung orang 'mengatainya' rasanya sama sekali tak nyaman.

"Karena saya tahu, nggak semua yang berasal dari kalangan atas memiliki kepribadian yang baik dan kesopanan yang bagus pula. Jadi, Shanika adalah pilihan terbaik untuk mendampingi saya. Lagi pula, saya yakin, jika harta tidak bisa membeli sebuah kesopanan." Marvel bisa melihat jika gadis itu terlihat mengetatkan rahangnya marah, merasa tersindir tentu saja. Tapi Marvel tidak mempedulikan semua itu dan memilih meninggalkan keluarga tersebut untuk menemui tamu yang lain.

Shanika memang tidak banyak bicara malam ini. Gadis yang sudah sah menjadi istri Marvel itu memang bukan tipe gadis yang mudah berbasa-basi, apalagi dengan orang-orang asing di matanya. Melihat tamu yang hadir dari kalangan pengusaha dengan pakaian-pakaian mewah, membuatnya merasa kecil.

Our Love (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang