11.CERAI

2.4K 35 0
                                    

Ghibran POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ghibran POV

Hari ini terasa begitu melelahkan. Selain karena tugas di sekolah yang menumpuk. Juga pikiran dan perasaanku di buat khawatir oleh kabar Adela yang sempat kritis.

Setelah pulang mengajar. Aku menyempatkan waktuku untuk menengok calon istriku. Aku tak mengerti. Sebagai laki-laki yang beragama. Aku pantas atau tidak menemui seseorang yang bukan mahramku.

Tapi ini bukan kehendakku.Adella adalah Calon istri yang ku harapkan.Tak tahu harus menjelaskan apa ketika nanti Adella terbangun dari komanya.

Aku tak ingin memperburuk keadaanya ketika mengetahui bahwa aku sudah menikah dengan orang lain. Dan orang lain itu adalah muridku sendiri.

Tentang Lafatunnisa. Semenjak ia menjadi istriku.Dia adalah istri yang sebenarnya menurut.Dia sudah menjalankan tugasnya sebagai istri dengan baik.

Setiap aku pulang larut malam. Selalu ku temui dia yang masih terjaga. Kadang sampai menahan kantuk.

Ketika ia tertidur dan aku merasa lapar. Tanpa mengeluh ia membuatkan makanan untukku.

Aku terlalu di butakan oleh rasa cintaku kepada Adellia. Sehingga sering kali. Sifat buruk yang selalu berikan pada istriku.

Setelah di fikir. Padahal menikahi Adellia ketika koma bisa-bisa saja.hanya pada saat itu fikiranku sedang kacau. Sehingga tidak berfikir sejauh ini.

Istriku juga terlalu naif. Kenapa mau saja menikah denganku. Orang yang notabenenya gurunya sendiri. Bahkan dari segi umur kita terpaut sangat aku.

Aku berasa pedofil menikahi anak kecil.

Ketika aku pulang ke rumah. Tiba-tiba mama menyambutku dengan memeberiku satu gelas jus jeruk. Tumben sekali fikirku. Katanya beliau kasihan melihatku pulang malam karna disibukan urusan sekolah dan bisnisnya. Padahal yang kulakukan sebenarnya adalah menemui calon istriku.

Tak lama dari itu tubuhku rasanya panas.Aku yang sebegai guru biologi paham apa yang senenarnya terjadi.Mama memasukkan obat perangsang dalam minuman ku. Arghhh...

Aku mencoba menahannya. Tapi rasa ini benar-benar semakin kutahan semakin menyiksaku.

Aku masuk ke kamar. Dan Melihat Fatun masih terjaga. Dengan gelap mata aku melakukannya.Kusadari perlakuanku semalam sangat kasar.sebagai seorang guru biologi,aku sangat paham pasti rasanya sakit sekali bagi Fatun.

Setalah puas aku melakukannya. Dan memastikan efek obat perangsang itu sudah hilang. Aku pergi keluar.Aku menerutuki kebodohank. Bagaimana bisa aku tidak bisa menahan semua itu?

KESEMPATANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang