Desember 2004
Bulan terakhir tahun ini telah tiba, kami berempat juga sudah mulai libur sekolah jadi punya waktu yang banyak untuk bermain
Jeno sudah lebih akrab dengan si kembar malah kini aku merasa terasingkan karena mereka terlalu sering bermain permainan yang kadang aku tidak mengerti
Seperti pagi ini, aku berkeliling blok perumahan sendirian karena Jeno dan si kembar sedang sibuk bermain kelereng dan aku sedang tidak mood bermain itu maka aku meninggalkan mereka di halaman rumah
Ini udah blok keempat yang aku jalani sambil menenteng spidol warna ku, lalu tiba tiba ada yang memukul kepala ku dari belakang sambil tertawa keras. Dia adalah anak tetangga ku yang rumahnya berada di depan rumah ku.
"kamu jangan suka mukul kepala orang kayak gitu gak baik" kata ku sambil cemberut dan sedikit menarik baju nya
"mana para pengawal mu itu tumben kamu sendirian?" Tanya dia
"bukan urusan kamu" kata ku sambil berbalik pergi meinggalkan dia
"JENA" panggil dia ketika aku sudah mulai menjauh darinya, aku berbalik untuk melihat ke arahnya
Dia berlari ke arah ku lalu merebut spidol warna yang berada ditangan ku dan membawanya pergi sambil berlari kencang
"INI JADI PUNYAKU YAAA" teriak nya yang sudah berlari menjauh
Aku hampir menangis karena tingkah nya itu, dia sangat sering menjahiliku dan merebut semua mainan ku ugh aku tidak suka dia karena dia sangat nakal
Malam ini aku merengek pada Jeno untuk mengambilkan spidol warna ku yang dirampas tadi siang namun sia sia karena Jeno lebih memilih untuk membantu ayah mengupas wortel daripada membantuku
Sambil memasang wajah cemberut aku berjalan keluar rumah menuju rumah si kembar karena biasanya Jevan akan dengan senang hati membantu ku walaupun harus mendengar omelan Renan dulu
"Jevaann" panggil ku sambil membuka pintu rumah mereka, lalu aku melihat si kembar yang sedang duduk di meja makan sambil memegangi perut mereka
"kalian kenapa ?" Tanya ku pada mereka sambil duduk di kursi yang ada di hadapan mereka
"biasanya kan kalian juga makan dirumahku" kata ku sambil marah marah kepada mereka karna nggak langsung datang ke rumah ku untuk makan
Ketika aku buka pintu rumah, harum masakan ayah langsung menyeruak ke penciuman ku dan si kembar lalu dari arah dapur Jeno berjalan kearah kami sambil membawa sepiring telur gulung
Aku hanya menatap sebal kearah nya lalu mengalihkan pandangan ku kearah Jevan, "Jevan abis makan ayo bantuin aku" kata ku sambil memegang lengan nya pelan lalu Renan menoleh kearah ku dan bertanya "kamu abis digangguin siapa lagi hah?"
Memang cukup sering aku diganggu oleh anak anak komplek ini karna mereka semua adalah laki laki. Padahal aku juga selalu ditemani oleh mereka bertiga tapi tetep aja kalo aku sendirian pasti diganggu
"spidol warna ku yang dibeliin ayah kemaren itu diambil orang" kata ku sambil merengut, lalu Renan bangkit dari duduk nya dan menghampiri ku
"yang mana rumah nya ? ayo kita datengi" ajak Renan sambil menarik tanganku bangkit, Renan selalu seperti ini walaupun terlihat galak tapi dia yang akan maju duluan kalo aku diganggu
Kami berdua keluar dari rumah menuju ke rumah yang ada di sebrang jalan, Renan langsung mengetuk pintu rumah itu dengan sedikit marah marah
Lalu tak lama anak laki laki yang menganggu ku tadi siang menampakkan diri nya dari balik pintu sambil memasang wajah tersenyum ceria
KAMU SEDANG MEMBACA
Wounds
FanfictionKalo kalian pikir ini hanya kisah tentang persahabatan yang berjumpa saat remaja dan berjalan hingga dewasa, maka kalian salah Ini kisah tentang kita yang tumbuh bersama menghabiskan waktu untuk saling mengobati