1. STALKER!

74 9 4
                                    

PAGI hari, sudah waktunya semua manusia fana memulai aktivitas nya. Mulai dari yang dewasa, mereka mulau bekerja, yang remaja memulai kehidupan hari ini dengan bergegas pergi ke sekolah, yang masih anak-anak belajar tentang hal-hal yang baru. Bangun, pergi ke sekolah, makan, istirahat, pulang sekolah, makan, dan akhirnya tidur. Begitulah terus kehidupan Dahlia.

"Dad, Dahlia pergi ke sekolah jalan kaki saja ya Dad, masih banyak waktu" ucap Dahlia di selang-selang waktu makan pagi bersama David, sang ayah, lalu Easter dan juga bersama Eartha. "Loh! Kok gak sama Eartha saja? Nanti kamu capek loh, Dad juga gak mau kejadian itu terulang lagi"

Dugaan Dahlia benar, David tidak akan membiarkan nya jalan kaki dan pergi jalan kaki agar kejadian itu tidak terulang, namun ia telah menyiapkan alasan nya yang akan membuat David memperbolehkan nya untuk pergi ke sekolah dengan berjalan kaki.

"Ayolah Dad, lagipula aku tidak ingin selalu memanjakan kaki ku, kau kan tahu sendiri bahwa kaki tidak boleh sering untuk dimanja-manjakan, itu yang kau bilang kepada ku mengenai Mom kan?" Dahlia pun menjelaskan alasan nya ingin berjalan kaki ke sekolah, walau, itu setengah benar dan setengah bohong, ia sedang tidak ingin 1 mobil bersama Eartha.

"Ya sudah. Eartha," panggil David kepada Eartha yang tengah duduk di samping Dahlia, "Ya Dad?" jawab nya langsung dengan muka berbinar, "Apa kau ingin ikut dengan Dahlia untuk berjalan kaki menuju ke sekolah? Jangan manjakan kaki mu nak" ucap David menyuruh Valeri untuk ikut bersama dengan Dahlia.

"Tidak usah Dad, aku tidak ingin berjalan. Aku sudah dari dulu berjalan mengantar atau menjemput Dahlia. Benar kan Dahlia?" ucap Eartha sambil menyenggol lengan Dahlia dengan kasar, Dahlia saat itu sedang sibuk memakan santapan nya, dan membuat Dahlia sedikit terkejut akibat perbuatan Eartha.

"Eh! Iya Dad, aku ingin berjalan sendiri, dan aku janji akan berhati-hati menuju ke sekolah. Sudah ya semua, terima kasih makanannya, Dahlia pergi ke sekolah duluan, takut terlambat" Dahlia pun berdiri dan meletakan piring nya di tempat seharusnya berada dan mengambil tas nya dan segera berangkat menuju sekolah. "Bye Mom, Dad" ucap nya sekilas dan mengambil sebuah roti sebelum benar-benar pergi dari rumah nya.

Alasan sebenarnya bukan hanya karena ia sedang tidak ingin berada 1 mobil bersama Eartha, walau mereka bersaudara tapi bukan berarti mereka sangat dekat, dulu mereka memang dekat, namun, setelah kejadian yang menimpa nya dan keluarga nya, Eartha pun menjauhi Dahlia tanpa sebab, namun Dahlia tetap bersikap ramah jika bersama dengan Eartha, baik di sekolah maupun di rumah, namun Eartha kebalikan dari Dahlia, ia bersikap tidak peduli, cuek dengan Dahlia, bahkan di rumah pun juga, tapi tidak di depan David dan juga Easter. Ia akan menjadi sangat manis dengan Dahlia jika ada David. Eartha, bisa dibilang ia seorang yang munafik. Alasan sebenarnya akan ia temukan saat ia akan memasuki kelasnya.

Di tengah perjalanan, ia melihat seorang nenek tua yang sedang mencari makanan di tempat sampah. Dahlia pun terlihat iba dengan nenek itu, ia pun menghampiri nenek tersebut lalu ia menepuk pelan pundak nenek itu dari belakang.

"Nek, nek" panggil Dahlia kepada nenek tersebut, dan langsung di respon cepat oleh si nenek itu dengan muka bersalah dan nenek itu langsung menundukan kepalanya sangat dalam, "Maaf non, saya tidak akan mencari makanan di tumpukan sampah lagi. Maaf non" ucap nya dengan rasa bersalah yang membuat Dahlia malah merasa bersalah kepada nenek itu karena telah membuat nenek tersebut salah paham kepadanya. "Eh! Bukan begitu nek, aduh, saya cuman ingin memberikan roti ini, belum saya gigit kok. Saya bukan pempunya tempat sampah ini kok" jelas nya kepada nenek tersebuh dengan ucapan yang sangat halus sehingga membuat nenek tidak salah paham lagi.

"Aduh non, terima kasih banget non" ucap nenek itu dengan penuh syukur ketika menerima sebuah roti yang telah di berikan Dahlia kepada nenek tersebut. "Boleh saya meminta tempat tinggal nenek? Atau nomor telpon keluarga nenek?" katanya dan mengeluarkan secarik kertas dari tas nya dan sebuah pena untuk diserahkan kepada si nenek tersebut yang bertujuan agar memberitahukan nenek itu kepada keluarganya.

DestineeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang