Cahaya matahari menembus kaca jendela kamar seorang gadis cantik. Oleh karena itu ia harus terbangun dari mimpinya, dengan langkah yang gontai ia berjalan menuju ke kamar mandi dan mempersiapkan diri untuk berangkat ke sekolah.
"Sayang, turun dulu nak. Ayo kita sarapan" teriak seorang wanita paruh baya dari arah dapur.
"Iya bun tunggu, dikit lagi selese" ucap gadis itu.
Setelahnya gadis itu pun berlari kecil menuju ke ruang makan, suasana di ruang makan? Tetap seperti biasanya, dimana tidak ada kehadiran sesosok Ayah di ruangan itu.
"Acha, ayo nak kesini cepet. Sarapan dulu ya nanti baru berangkat sekolah" ucap Silia Ibunda dari Acha Revita Oktaviani sekedar info, sekarang Acha sedang duduk di bangku kelas XI IPA 3
"Iya bun, bang Vian mana bun?" tanya Acha kepada bundanya.
"Itu ca, abang kamu..." belum selesai Silia bicara, seseorang telah memotongnya.
"Aduhh, adek kesayangan gue ini. Kangen ya sama babang Vian ganteng?" tanya Vian sambil mencubit pipi adik nya gemas.
"Ishh, apaan sih bang. Sakit tau, siapa juga yang kangen sama abang model kayak lo? Iyuhhh" Acha memasang muka jijik.
"Ehehe, iya dehh. Sori sori, adek abang yang cantik jangan marah dong. Ntar yang bantuin abang untuk ngebuat pr siapa?" tanya Vian sambil mengeluarkan cengiran khasnya. Untuk sebagian besar cewek di sekolah Vian, senyum Vian merupakan anugrah bagi mereka, namun lain hal nya dengan Acha. Ia malah menganggap senyum Vian merupakan malapetaka bagi Acha.
Yaa, itu lah Reviandara Putra atau yang lebih akrab disapa Vian itu sekarang duduk di kelas XII IPS 1. Ia sangat senang menganggu adik nya, tetapi Vian tidak suka apabila adik nya diganggu orang lain. Karena Vian sayang Acha (Terkesan alay memang)
***
Pagi ini, di sekolah Acha berjalan menuju kantin bersama kedua sahabat nya yaitu Bianca fahrulela
bersama Vivian Anugrah putri."Ca, lo kenapa sihhh? Diem mulu dah perasaan" tanya Bianca sambil menyeruput Teh Poci yang ada di tangan nya.
"Iya ca, lo diem aja. Ada masalah ya? Cerita dong kekita ca" ucap Vivian menimpali Bianca.
"Gak kok hehe, lagi males aja gitu ngomong. Pingin nya diem mulu" jawab Acha. Sedangakan kedua teman nya? Hanya ber "oh" ria tidak ingin mendesak lagi Acha untuk bercerita karena mereka masih tau batasan mereka.
Akhirnya, tibalah mereka di salah satu kantin sekolah. Vivian mengedarkan matanya untuk mencari tempat kosong, dan deg mata Vivian bertemu dengan sepasang mata gelap dipojok kantin yang membuat Vivian kini salting.
"Buset dahh, Vi lo gak apa apa kan? Ko keringetan gitu?" tanya Bianca
"E-enggak kok, gue gak papa" sahut Vivian sambil meremas rok nya. Acha dan Bianca pun terheran- heran, ada apa dengan Vivian?
Kini giliran acha yang mengedarkan pandangan nya untuk mencari tempat duduk. Dan ta daaa, ia sudah menemukan nya sebuah meja kosong di pojok kantin. Tanpa berfikir panjang, Acha pun mengajak kedua teman nya untuk berjalan menuju ke meja itu. Namun sesampainya di tempat itu, Vivian terus saja memeras ujung rok nya.
"Vi, lo kenapa sihhh??" tanya Bianca sambil memasang wajah kesal nya
"Gak tau nihh, knp??" tanya Acha lagi
"Itu tuhhh, ada ituu" sambil memberikan kode menggunakan matanya, "Manis banget njirr, melting gue" ucap Vivian sambil tetap memeras ujung rok nya.
"Oh itu,,, mau gue panggilin?" tanya Bianca dengan wajah jahil nya
"Ren Reno, dipanggil Vivian ini" teriak Bianca di kantin, seketika teriakan nya itu mengundang banyak pasang mata. Dan kini Vivian hanya bisa terdiam melihat kelakuan sahabatnya itu, dia sangat malu.
"Hay" sapa Reno kepada Vivian
"Ada apa manggil gue?" tanya reno lagi sambil tersenyum manis ke arah Vivian. Sedangkan Vivian? Dia masih mematung ditempat, Vivian masih sibuk dengan pikiran nya sendiri. Secara seorang Reno Rakavian anak kelas XII IPS 1, salah satu The Most Wanted sekarang sedang berbicara dengan nya. Suatu hal yang langka.
"Heii,, knpp?? Tanya Reno lagi, membangunkan Vivian dari lamunan nya.
"Ehh, sori sori. Gak knp knp kok kak" sahut Vivian sedikit gugup.
"Bohong kakkk,, tadi katanya pengen banget jalan sama kakak" sahut Bianca. Kalian pasti sudah bisa menebak nya, Vivian sedang Blushing dan tidak tau harus bagaimana padahal ia sudah mempunya pikiran bahwa ia akan membunuh Bianca yang sedang tertawa senang itu saat ini juga!.
"Hah?? Mau ngajak jalan gue?" sahut Reno namun sekarang dengan ekspresi yng flat. Dengan ekspresi Reno saat ini, Vivian menebak bahwa Reno akan menolak nya mentah mentah.
Dan kini tampak kekecewaan pada wajah Vivian.
~~~Selamat membaca yaa... Maafkuen klo ada typo atau juga ketidak selarasan :V ceritanya... Diriku masih pemula soal nya (dengan wajah ala Chibi chibi :v)
Jangan lupa ya vote + coment nya
Gamsahamnidaa
Salam hangat dari Author :)
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPE
Roman pour AdolescentsHanya sebuah kisah yang menyatakan bahwa harapan adalah sebuah hal yang bisa membuat kita bahagia atau pun bersedih.