Chapter 1

233 46 25
                                    

Rachel Pov.

"Bertahanlah."ucapku sambil menggenggam tangannya. Iris mata hijaunya menatapku sayu.

Mataku memanas menahan air mata yang kapan saja siap mengalir. melihat Pria yang kucintai terbaring tak berdaya diranjang rumah sakit.

"Berjanjilah terus hidup untukku."ucapnya. Suaranya terdengar lemah, aku mengangguk tanda setuju.

"Aku berjanji."kataku. ku lihat bibir pucatnya melengkung ke atas membentuk senyuman indah. Tangan kanannya mengelus pipiku.

"Aku juga berjanji kita akan bertemu lagi, Harry."Tegasku sebelum melanjutkan, "Apapun jadinya nanti kita di masa yang mendatang. Aku akan mencintaimu selalu, Harrs."

Penglihatanku sudah buram karena bersimbah air mata. isakanku mulai terdengar dan Harry langsung menarikku ke pelukannya.

Tangisanku makin pecah. Aku menenggelamkan kepalaku di dada bidangnya.

Entah berasal dari mana Terdengar suara petir yang memekakan telinga di sambut dengan hembusan angin. Aku melepaskan pelukan Harry dan menatap nanar keluar jendela, beberapa pohon bergoyang dengan hebat.

Apa yang terjadi?

"Ya, kita akan secepatnya bertemu lagi."Suara Harry membuatku mengalihkan tatapanku ke arahnya. setelah itu aku melihat dia menutup matanya perlahan.

Dadaku sesak seolah sesuatu menghimpit oksigen untuk masuk. tetesan demi tetesan bening terus mengalir.tanganku merengkuh tubuhnya erat. aku benar-benar belum siap kehilangannya.

Sebelumnya aku mendengar dia mengatakan sesuatu.

"Aku mencintaimu, Rachel."

Tangisku semakin menjadi, Aku benci kisahku berakhir sad ending.

Aku benci Tuhan tak memberikan waktu lebih lama kita bersama. Aku benci takdir yang tak diinginkan terjadi. Aku benci sendirian.

••••

"Aku juga berjanji kita akan bertemu lagi, Harry "ucap seorang gadis berambut panjang berwarna Pirang.

"Apapun jadinya nanti kita di masa yang mendatang. Aku akan mencintaimu selalu, Harrs."Lanjutnya.

Suaranya menegaskan jika apa yang ia ucapkan akan terjadi. iris mata biru safirnya menatap seorang pria yang terbaring lemah. Dan kini kedua insan itu menangis dalam satu pelukan.

Sambaran petir dengan suara yang begitu memekakan telinga. seolah berujar jika takdir menyetujuinya. janji gadis itu akan terkabul apapun resikonya.

karena dengan beraninya gadis ini menentang takdir, tak merelakan seseorang pergi. dan menyalahkan takdir karena kehidupannya.

Kini sang dewi takdir melihat gadis itu dari atas. Sambaran petir barusan adalah makna dari jika sang dewi menyetujui apa yang gadis itu katakan, Jika sang dewi akan membuat kehidupan gadis ini semakin rumit dari apa yang ia bayangkan.

Gadis manis itu hanya tinggal menunggu sang waktu.

Menunggu sang waktu yang akan mempermainkannya, Lagi.

••••

Satu minggu telah berlalu.

Rachel berlari kecil, menghampiri wanita paruh baya yang berada di ambang pintu. Menyambut anak semata wayangnya.

"Rachel Merindukan Harry, Mom."Rintih Rachel. ia langsung memeluk Bella-Mothernya- menumpahkan rasa sesak di hatinya.

"Mom tahu, Sayang."Ujar Bella mengusap punggung Rachel. Mencoba menenangkan anak semata wayangnya.

"Tuhan jahat ya sama Rachel, Mom."Keluhnya.

"Tuhan ga jahat kok, Sayang. Mom yakin ada hikmah di kejadian ini." Rachel mengangguk setelah Bella mengatakan itu. Putrinya memang kuat.

"Udah jangan nangis lagi, sekarang kamu mandi sana terus tidur."Ujar Bella. Rachel menghela nafas lalu mengangguk dan segera beranjak menuju kamarnya.

••••

Rachel Pov.

"Kita akan segera bertemu."

Aku tersenyum sumringah mendengarnya, Aku mendekatinya mencoba memeluknya namun dia malah berlari menuju lorong kegelapan.

Aku berlari mencarinya.

Bayangannya semakin jauh.

Aku mempercepat lariku sambil meneriaki namanya. berharap dia berhenti.

"Harry."Teriakku, namun dia terus berlari semakin dalam ke lorong kegelapan.

Sekarang aku tak bisa melihatnya, Dia tertelan oleh kegelapan. di sini bahkan tak ada cahaya apapun.

Tubuhku jatuh ke lantai yang dingin. tangisku terdengar frustasi. Aku memang frustasi di tinggalnya.

"HARRY..."

"Harry.."

"COMEBACK PLEASE.."

Aku membuka mataku dengan cepat. Nafasku terengah karena mimpi buruk tadi. Aku menghapus butiran keringat di pelipisku. Mimpi itu seolah menunjukkan sesuatu? Entahlah.

"Kau menentang takdir."

Entah suara dari mana itu, Aku mengarahkan pandanganku ke setiap sudut kamar namun aku sendirian. bulu-bulu di leherku meremang. Aku takut.

"Permainan ini baru di mulai."

Suara itu muncul lagi, aku semakin takut. ini baru jam 10 malam tapi ada makhluk halus di sini.

"Siapa kau? tunjukkan dirimu."Kataku. tubuhku bergetar. bagaimana kalau sosoknya begitu mengerikan atau bahkan dia berniat membunuhku.aku tak bisa menbayangkannya, Terlalu takut untuk membayangkannya.

"Aku di sini manis."

Aku menoleh. Aku tak mendapati siapapun. Di sini terlalu gelap.

Segera ku nyalakan lampu dan... Sosok itu begitu tampan. Gosh! apa yang ku pikirkan.

"Siapa kau?"Tanyaku. Sosok itu tersenyum. "Aku sang waktu." Dahiku berkerut. Sang waktu? selanjutnya aku tertawa.

"Sang waktu? Lelucon apa ini?"tanyaku. Sosok itu diam, keheningan melanda sementara selanjutnya ia berdehem dan mengatakan sesuatu.

"Kau ingin bertemu kekasihmu kan. Kau harus mengikuti alur permainan ini."

"Permainan?"tanyaku bingung.

----

A/N : edittt lagi hihi;) semoga ga amburadul lagi ya. maaf abal-,- masih amatiran.

ini bakal update cepet kalau yg banyak readers active;). dan Vommentnya lancar. hihi.

Sekian!

SALAM MANIS DARI RACHEL;*

CEK VERSI BARU!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang