Chapter 5

92 23 11
                                    

Rachel Pov!

Ku kira semua akan berjalan dengan lancar. Kehidupanku di masa lalu yang begitu pahit membuatku ingin mengecap kebahagian di masa sekarang.

Tapi Tuhan belum mengizinkannya.

Perkataan Clara terus terngiang di kepalaku. Aku mencoba untuk mengusirnya tapi sulit. Kata-kata yang membuat ulu hatiku teramat sakit. Kenyataan ini terlalu pahit. Bisa ku rasakan suara yang menggema di kepalaku.

•••

"Marcus memang bukan Ayahmu. Ibu benar-benar minta maaf. Ibu kira ini belum waktunya namun sudah terlambat. Kau mengetahuinya lebih dulu." Clara menghela nafas. Sebaliknya, aku menahan nafas mendengarkannya dan rasa sakit di ulu hatiku seolah meremukkan hatiku.

Aku berusaha bernafas agar rasa sakit yang menjalar ke seluruh tubuhku perlahan hilang, Namun itu sia-sia.

"Jadi siapa Ayahku sebenarnya?"Tanyaku sedikit meringis karena rasa sakit itu terus membuatku tersiksa. Aku butuh penawarnya. Tapi siapa?

"Diaa... Alex, Ayah Harry."

Dan selanjutnya Tubuhku lunglai, Seolah semua energi dalam Tubuhku terserap habis. Mataku memanas seiring cairan bening sebesar biji Jagung itu mengalir deras.

Aku tak bisa berkata, Lagi. kakiku tiba-tiba membawa Tubuhku yang rapuh ini pergi jauh.

Dan di sini aku berada. Duduk di atas gumpalan awan menatap dunia di bawah sana. Mereka sering menyebutnya dengan Bumi.

Dunia yang di penuhi orang-orang sepertiku namun mereka tak memiliki sayap. Hanya tubuh yang persis denganku. Juga jumlah mereka yang sangat banyak.

"Kau..." Suara seseorang membuyarkan lamunanku. Aku menoleh pada si empu suara. Suaranya sedikit familiar di telingaku.

Aku terlonjak kaget saat Iris Mata hijau itu menatapku penasaran. Dan wajahnya yang begitu dekat denganku. Namun aku sangat menikmati pemandangan di depanku. Wajah itu, Mata Hijaunya, Bibir tebalnya, Dan Rambutnya. Aku masih mengingatnya, Semua belum berubah pada dirinya. Masih setampan dulu.

"Harry.." Aku menyerukan namanya. Ia malah mengerutkan keningnya dan menjauhkan wajahnya.

"Siapa kau sebenarnya? Bagaimana bisa kau tahu namaku dan bilang mengenalku pada Ayahku?"Tanya Harry bangkit dari duduknya. Ia langsung memberiku beberapa pertanyaan sebelum aku menjawab pertanyaan pertama.

Seperti kebiasaannya dulu. Dia memang masih Harryku. Dia tidak berubah, Belum.

"Aku Rachel. apakah itu cukup?"Kataku ikut berdiri di hadapannya. Aku masih begitu penasaran dengan apa yang berubah dari dirinya di masa ini. ku harap tak ada yang berubah.

"Belum."Katanya tegas. Bibirnya mengatup dan Matanya menatapku tajam. Hembusan nafasnya menerpa permukaan wajahku. Aku tersenyum kecil. Karena aku masih merasakan getaran aneh saat bersamanya. Kukira aku jatuh cinta padanya Lagi dan lagi.

Tiba-tiba dengan gerakan cepat Harry menarik pinggangku. Tanganku memegang dadanya. Aku bisa merasakan degup jantungnya yang begitu kencang seolah ia meronta untuk keluar.

"Jika kau tak ingin memberitahunya. Aku akan mencarinya sendiri, My lady."Bisiknya di telingaku lalu ia menggigitnya pelan hingga aku tak sadar telah mendesah.

"Kau... bisa-bisanya hanya berdekatan denganmu saja membuat diriku panas." Aku tersipu. Aku tahu maksud perkataannya. Dulu Harry tak pernah berbicara seintim ini namun sekarang. Lihat dia berbeda, Lebih berani.

Aku menunduk menatap gumpalan putih yang kini ku pijak. Tanpa sadar aku menggigit Bibir bawahku begitu keras hingga darah menetes.

"Oh gosh! mengapa bisa berdarah?"Tanya Harry. Wajahnya terlihat panik dan aku menyukai itu.

Ibu jarinya menghapus darahku lalu ia menghujamkan kecupan di Bibirku. Rasanya Pipiku kini terbakar oleh perlakuan manisnya. "Kau baik-baik saja?"Tanya Harry. Aku mengangguk sebagai balasan. Ia tersenyum lalu mendekapku erat.

"Ku pikir, Aku telah menyukaimu. Rachel."

•••

A/N : Maaf banget lama updatenya. Semoga readersnya ga pada kabur aminn{} ini gara-gara ga tahu mau ngetik apa. Bingung dan akhirnya bisa update juga..

I NEED FEEDBACKS;) semoga chapter ini memuaskan.

CEK VERSI BARU!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang