Genre: Romance, teen fiction
Pikka_Pooh❣
Jaejoong, seorang pemuda yang baik dengan tutur kata yang sopan, terlahir di keluarga baik-baik dengan didikan nilai plusnya di setiap tindakan. Nilai akamedis yang tidak pernah Turun membuat orang tua nya sangat bangga pada anak sulung mereka itu.
Tanpa celah, itu lah deskripsi seorang Kim Jaejoong. Tetapi semua deskripsi sempurnah itu akan lenyap jika di hadapkan dengan ketua OSIS Kim Jaejoong, Namanya Jung Yunho. Ketua OSIS sekaligus teman seangkatan Jaejoong. Pribadinya tak kalah sempurnah dari Jaejoong, hanya satu sifatnya yang membuatnya di jauhi semua orang, Dia.. Jung Yunho, seorang penyiksa yang baik.
Lalu, mengapa polisi tidak menangkap jika prilakunya sudah keterlaluan? Hanya satu jawabannya. Kekuasaan dan Uang. Dua hal itu jika di padukan menghasilkan suatu hal yang luar biasa. Mengapa bisa ku sebut seperti itu? Karena kekuasaan dan Uang memang hal yang bisa merubah apapun
*
**
"Akh! Jung! Lepas! Apa yang kau lakukan!" Teriak Jaejoong ketika rambutnya di jambak oleh Yunho. "Mengapa? Mengapa kau bilang? Kau gila! Kau salah mengetik di dokumen keuangan bulan ini! Akan ku cabut pangkat bendahara mu! Apa karena terlalu banyak bermain dengan Yoochun membuat mu jadi bodoh? Akan ku bunuh orang itu" Ancam Yunho yang membuat Jaejoong tersenyum. "Cabut sekarang Jung! CABUT! Dan jangan sangkut pautkan apapun dengan sahabat ku itu!" teriak Jaejoong dengan penuh kesakitan akan jambakan Yunho yang lebih menguat.
"Jangan berani berteriak dengan ku, Kim!" Desis Yunh, dengan brutal pria bermarga Jung itu mencium kasar bibir Jaejoong hingga Jaejoong dapat merasakan darah mengalir dari bibir merahnya.
"Jangan sekali-kali kau membantah! Kau mengerti?" Tanya Yunho yang hanya di sambut tangisan oleh Jaejoong. Walaupun dia seorang yang kuat, tetapi dia tidak pernah sekalipun dikasari kedua orang tuanya. "Menangis? Banci!" Desis Yunho membuat hati Jaejoong semakin sakit. Dengan berlinang air mata, Jaejoong menatap mata musang Yunho dan berujar kalimat yang bisa membuat dunia Yunho Runtuh seketika.
"Yunho-ah, mari kita akhiri semuanya. Ini tidak akan berhasil"
*
*
*Aku bertemu dengan nya tepat ketika MOS tahun pertama aku berada di sekolah ini. Dia pribadi yang dingin dan sangat suka bermain tangan. Namanya Jung Yunho. Ketika tahun kedua, dia menjadi ketua OSIS sekolah kami, dan aku sebagai bendahara nya. Ketika pelantikan selesai, dia menyeretku menuju atap sekolah. Masih bisa ku ingat hingga saat ini Tatapan nya. Tatapan setajam musang, tetapi lembut ketika memandang ku.
Saat itu, dia berkata jika dia ingin aku menjadi kekasihnya. Dengan nada keras bak diktaktor, dia tidak menerima penolakan. "Jae, kau harus menjadi kekasihku! Jawabannya harus 'iya', kau mengerti?" Ujarnya saat itu. "Aku tidak punya pilihan bukan?" Jawab ku membuat dia menyeringai senang.
Hingga bulan kedua hubungan kami, dia semakin menjadi pria kejam. Sangat amat kejam, dia memukul semua pria yang dekat dengan ku. Itu obsesi. Ya, itu obsesi, karena Yunho pun tidak pernah sama sekali menyatakan perasaanya padaku, dia tidak pernah mengatkan jika dia mencintaiku.
"Jangan mendekati pria lain, atau kubunuh mereka"
Itu yang selalu dia ucapkan padaku. Hingga bulan kelima, aku mulai mempunyai sahabat. Namanya Yoochun, dia pemuda baik, dan lebih baiknya lagi, dia kekasih adik ku. Kekasih Kim Junsu.
Dan sifat Yunho semakin menjadi, dia selalu menampar ku ataupun memukul ku. Hingga pada bulan keenam, puncak hubungan kami. Dimana dia sangat menyakiti hatiku. Ya, aku sudah memutuskan untuk mengakhirinya. Mengakhiri semua hingga tak tersisa.
Tak ku pungkiri, aku mencintai semua yang berada dalam dirinya, akan tetapi, aku harus faham dimana titik aku bisa berjuang dan dimana titik aku harus mundur.
Ketika aku mengucapkan kalimat penyelesaian, dia membeku dengan tatapan tajamnya seperti biasa. Dan tanpa aba-aba aku berlari, hingga saat dimana aku merasa tubuhku seringan kapas.
Brak
"JAEJOONG!" hanya teriakan itu yang kudengar saat itu hingga tak bisa ku lihat apapun lagi. Aku tahu, itu suara Yunho. Suara ketua OSIS ku.
*
*
*"Boo? Mengapa kau melamun? Bagaimana kuliah mu?" Seseorang memeluk ku dari belakang. Dia Yunho, orang yang sama dengan seseorang yang menangis keras dimana ketika aku masuk kedalam ruang operasi. Orang yang sama yang selalu memukuliku. Orang yang sama yang kelabakan mencarikan ku ginjal ketika ginjal ku rusak. Dia saat itu sudah hampir mendonorkan ginjalnya, akan tetapi larangan pihak keluarganya mencegah dia melakukan hal itu.
Setelah dua hari tak sadarkan diri, aku sadar dengan Yunho yang tertidur di samping ranjang ku dan mengenggem tangan ku dengan erat. Aku sadarkan diri dengan ginjal kiri ku yang rusak. Saat aku terbangun, aku di hadiahi kecupan di seluruh wajah ku oleh Yunho. Dia terus bergumam Maaf dan Jangan akhiri semua.
"Hey Boo! Kau lagi-lagi melamun!" Aku bisa merasakan cubitan pelan pada pipiku. "Maaf" gumam ku dengan senyum.
"Mengapa hum? Ada masalah apa?" Tanya nya yang mengeratkan pelukan padaku. "Tidak ada, hanya mengingat masa lalu, tak terasa kita bisa melalui semua hingga tahun depan kita akan menikah setelah lulus." Ujar Ku membuatnya tersenyum, tampan.
"Bulan depan kita lulus bersama sayangku, dan kita akan bekerja keras hingga nanti anak kita tidak kesusahan" ujar Yunho membuat ku sedikit merona malu.
"Yun-ah, terima kasih telah berubah untuk ku" Ujar ku membuat senyum nya semakin merekah. Dia mendaratkan kecupan di pipiku dan berujar. "Seharusnya aku yang mengucapkan hal itu. Aku sudah sangat kasar padamu di masa lalu, dan dimasa mendatang, izinkan aku menjadi pelindungmu"
Ya, dia Jung Yunho, pemuda yang di besarkan di keluarga yang penuh aturan ketat dan keras, membuat wataknya keras dan tak bisa mengungkapkan jika dia menyukai atau menyayangi sesuatu atau seseorang. Hal itu membuatnya menjadi pemuda kasar.
Tuhan, aku bersyukur karena dulu aku kecelakaan.
Satu musibah yang ku syukuri sampai saat ini, musibah yang membuat pemuda keras di hadapan ku ini menjadi pria lembut.
"I love you, My boojae" tak tanggung-tanggung, Yunho sering mengucapkan hal ini padaku.
"Me too, bear-Yun"
END
KAMU SEDANG MEMBACA
shoot for my heart
Randomkumpulan cerita One-Shoot atau two-shoot yunjae dari berbagai genre