Chapter 3

1.2K 130 31
                                    

.
.
.
“Astaga” teriak gue. Ya Tuhan kaget gue. Tanpa dilihat pun udah ketara ini siapa. Tubuh tinggi yang hingga mampu meletakkan dagunya ke kepala gue, lengan putih yang kokoh, ditambah bau alkohol yang menyengat.

Ya ini Minhyun-hyung.
.
.
.

(Masih Jaehwan pov.)

Minhyun-hyung makin kenceng meluk perut gue. Gue yang emang gampang geli orangnya langsung nggak nyaman dengan perlakuan Minhyun-hyung.

“Minggir hyung” kata gue.

Malah gumanan tak jelas yang  gue dapet dari Minhyun-hyung yang masih dengan nyamannya meletakkan dagu di atas kepala gue.

Gue biarin aja dulu sampai Minhyun-hyung capek sendiri sambil meminum kopi yang gue buat tadi.
Males juga negur Minhyun-hyung. Toh dia juga lagi mabuk. Jatohnya sia-sia nanti omongan gue.

Terpaksa juga sebenernya minum sambil berdiri. Lah mau gimana lagi coba kalo Minhyun-hyung masih di belakang gue, sambi meluk lagi. Terus sayang juga kopinya, keburu dingin. Ya nggak?

Puuuf!

Saat gue lagi enak-enak minum itu kopi yang gue buat tadi, tiba-tiba gue ngerasa kecupan di belakang leher gue. Kopi yang tadi masih di mulut, gue semburin karena kaget.

Minhyun-hyung nyium leher gue!

Basah, lembut juga.

Masa bodo sama kopi yang gue semburin tadi udah kemana-mana. Cangkir kopi yang masih seperempat isinya juga udah tumpah.

Besok bisa dibersihin. Yang sekarang lebih penting, gue harus ngejauh dari Minhyun-hyung. Takut lebih diapa-apain gue.

Secara Minhyun-hyung lagi mabuk.

Dengan sekuat tenaga gue, gue coba lepas tangan Minhyun-hyung yang berada di perut gue.

Gagal.

Gue coba nginjek kaki Minhyun-hyung.

Nggak ngaruh.

Oke, ini cara terakhir gue.

Gue sikut itu perut Minhyun-hyung kenceng.

Dan berhasil.
Pelukan Minhyun-hyung lepas.

Gue berbalik liat Minhyun-hyung. Gue pun merasa bersalah liat dia yang megangin perutnya tempat gue sikut tadi, sambil nunduk.

Karena kasian, niat menjauh dari Minhyun-hyung ilang. Gue malah tuntun Minhyun-hyung buat duduk di kursi meja makan.

“Hyung, sakit banget?” tanya gue khawatir saat Minhyun-hyung masih nunduk. Tapi tangan dia udah nggak megangin perutnya lagi.

“Hyung sorry banget” tambah gue.

Minhyun masih nggak ngerespon sedikitpun, gimana kalo Minhyun-hyung kenapa-napa.

Setidaknya gerakin kepala kek.


Gue pun nyerah.

Jaehwan x OngNielHwangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang