Jam menunjukkan pukul 09.00 bel masuk kelas baru terdengar pasalnya, karena hari ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah libur kenaikan kelas. Para siswa siswi SMA PUTRA BHAKTI sudah berada diruang kelas mereka masing masing, sama halnya dengan kelas kelas yang lain kelas XI Mipa 1 kelas yang disebut sebut sebagai kelas unggulan itu sudah terisi oleh penghuninya.
Suasana kelas saat ini memang sedikit gaduh karena mereka sedang sibuk memperebutkan tempat. beda halnya dengan Adinda, ia lebih baik mengalah dan menempati kursi yg berada di dekat jendela karna tempat itu sepi dari para gerumbulan yg tengah asik memperebutkan tempat duduk.
Setelah menempati kursinya dia langsung mengeluarkan novel dari tasnya dan segera ia baca. Tak lama kemudian ada seorang cewek yang berdiri di samping Adinda lantas ia melihat cewek itu, cewek itu berkata “ boleh gue duduk sama lo?”
Adinda langsung mengangguk karna dia yakin cewek itu adalah cewek yg baik.
“ oh iya, nama gue Ashila Hanafia. Lo bisa panggil gue Shila.” Ucap cewek itu sambil mengulurkan tangannya tak lupa diiringi dengan senyuman tulus yg terukir dibibir cewek tersebut.
“gue Adinda Viona Putri lo bisa panggil gue Adinda.” ucapnya seraya membalas uluran tangan shila.
“kalo dinda aja gimana? Biar lebih simple.” Kata shila.
“ it’s okay.” Jawab Adinda.
mereka berdua langsung melanjutkan percakapan mereka entah sampai mana topik yg mereka bahas, hingga terdengar suara lantang dari seorang guru yg muncul dan menghentikan obrolan mereka bahkan semua penghuni kelas itu. Tidak salah lagi itu suara pak Agus guru biologi sekaligus Walikelas mereka saat ini. Pak Agus langsung mengedarkan pandangannya ke penjuru kelas tersebut dan hasilnya terdapat empat bangku yg belum terisi.
“ ini siapa yg belum masuk kelas?” tanyanya.
Semua siswa serempak menjawab “ nggak tau pak.”
Akhirnya pak Agus mengabsen satu persatu.
“ADELLIA PURNAMA SARI?”“Ada pak!”
“ADINDA VIONA PUTRI?”
“Ada pak!”
“AGUNG HENRA AJI?”
“Hadir pak!”
“AHMAD TRI KUSUMA?”
“In Here pak!”
“ANANDA ARDIANSYAH PUTRA?”
(.......) tak ada jawaban.
“ANANDA ARDIANSYAH PUTRA?” panggil pak Agus sekali lagi.
(.......) tetap sama tidak ada jawaban apapun.
“Dimana dia?” Tanya pak Agus.
“belum masuk pak!” ucap salah seorang cowok klo tidak salah agung namanya.
“sudah pasti mereka berempat yg belum ada” ucap pak Agus.
Tiba tiba terdengar bungi ketukan pintu dari luar, Ya tidak salah lagi mereka Fantastic Four .
“ dari mana kalian?” tanya pak Agus dengan nada agak keras.“dari luar pak. Tadi kami abis bantuin burung yg terjebak di kolam ikan pak.” Jawab Aldo salah satu anggota dari Fantastic Four.
Terdengar tawa dari seisi kelas ketika mereka mendengar jawaban konyol Aldo yang lebih hampir mirip dengan salah satu iklan susu anak. Namun tidak dengan Adinda, ia justru menatap Fantastic Four dengan tatapan sinis dan muak.
“saya juga tau kalian abis dari luar, tapi kenapa baru masuk? Terus itu ngapain juga burung segala pake ke kolam ikan kurang kerjaan apa?” tanya pak Agus dengan tangan yg berkecak pinggang.
“ya mungkin burung itu lagi cari referensi baru disana pak. Atau klo nggak ya dia lagi gegana alias gelisah, galau, merana pak.” Kali ini Aldi yang menjawab.
Memang nggak aneh sih kalo mereka sama ogebnya pasalnya mereka kembar ya meski bukan kembar identik. Walaupun mereka rada ogeb tapi mereka termasuk kedalam siswa pintar buktinya mereka bisa masuk ke kelas unggulan seperti XI Mipa 1 ini.
“banyak alasan kalian. Sudah duduk sana!” ucap pak Agus dengan nada agak keras, seraya menunjuk kursi kosong pojok kelas mengisyaratkan agar mereka segera duduk dan tak berulah lagi.
“laksanakan pak.” Jawab Ananda yg sedari tadi hanya diam.
Dengan kesabaran yg masih tersisa akhirnya pak Agus mengumumkan tentang kepengurusan kelas yang akan segera dibahas.
“ karna kelas ini belum ada kepengurusannya maka kita akan membuatnya hari ini juga. Saya hanya akan melakukan votting untuk ketua kelas saja. Disini siapa yg ingin mencalonkan sebagai ketua kelas?” ucap pak Agus.Seluruh siswa mengangkat tangan. Tidak heran karena posisi ketua kelas di kelas unggulan menjadi incaran semua siswa pasalnya, jika berada di posisi itu akan mendapat nilai plus dimata guru bahkan ia bisa menjadi anak populer di SMA PUTRA BHAKTI.
Saat pak agus membicarakan tentang ketua kelas, Ananda yg sudah terkenal dengan julukan “player” nya itu berfikir jika ia menjadi ketua kelas di kelas ungguluan maka popularitasnya akan berada diatas langit. Tanpa pikir panjang ia segera mengacungkan tangnnya setelah pak Agus selesai bicara.
Adinda juga tertarik menjadi ketua kelas dan dia pun mengacungkan tangannya bersamaan dengan siswa lain. Alasan kenapa ia ingin menjadi ketua kelas karena ia ingin mendapat nilai plus dimata guru guru. Hanya itu? Ya memang hanya itu impian Adinda. Setelah bersekolah selama 1 tahun di SMA PUTRA BHAKTI dia selalu berusaha mendapatkan nilai memuaskan karna dia tidak ingin mengecewakan kedua orang tuanya yg telah susah payah untuk membiayainya bersekolah di SMA elite seperti sekolahnya ini. Memang benar kata pepatah usaha tidak akan menghianati hasil. Nilai Adinda selalu bagus, bahkan dikelas X ia mendapatkan peringakat 1. Tidak bisa diragukan lagi bahwa ia memang siswi yg pandai dalam pelajaran apapun.Setelah melihat antusias siswa kelas XI MIPA 1 untuk menjadi ketua kelas pak Agus memutuskan untuk mengadakan tes tertulis.
“karena semuanya ingin menjadi ketua kelas maka saya akan mengadakan tes tertulis, dan saya akan memilih 3 orang yg akan menjadi kandidat ketua kelas XI MIPA 1” Ucapnya.
Semua siswa mengangguk mantap mengiyakan keputusan pak Agus. Mau gimana lagi itu satu satunya cara agar mereka bisa mendapatkan posisi itu.
Pak Agus menuliskan beberapa pertanyaan yg berkaitan dengan kepengurusan kelas di papan tulis.
“nah kalian tulis jawaban kalian di selembar kertas dan jangan lupa sertakan nama kalian disana lalu kumpulkan kedepan.”“iya pak.” Jawab semua siswa yg ada dirungan itu serempak.
setelah semuanya terkumpul pak Agus bangkit dari kursinya “yang terpilih menjadi ketua kelas nantinya, dia juga yg bertanggung jawab dan harus memutuskan semua kepengurusan dibawahnya. Mengerti?”ucap pak Agus.
“mengerti pak.” Jawab semua siswa.
Pak Agus pun keluar dari kelas tersebut. Dan setelah kepergian pak Agus, shila kembali melanjutkan obrolannya dengan Adinda.
“ lo juga minat jadi ketua din?” tanya shila.“iya nih, sekali – kali nyoba boleh lah ya.” Balas Adinda.
“ ia juga sih.” Setalah itu mereka berdua tertawa bersama.
Tanpa mereka sadari sedari tadi ada sepasang mata yg melihat kearah mereka seraya menaikkan ujung bibirnya membentuk lengkungan tipis.
Yuhuuuuu part 1 udah kelar😄😄
Gimana nih? Kira² siapa hayo yg diam² jadi pengagum rahasia Adinda?
Kepo yaaaa?😂Tunggu next part ya😁
Maaf typo bertebaran:v
(Berharap dapat bintang😶)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ananda & Adinda
Teen FictionAnanda Ardiansyah Putra cowok populer di SMA PUTRA BHAKTI. Kepopulerannya tersiar sampai seantero sekolahnya, banyak orang mencap dirinya sebagai "player" namun banyak kaum hawa yang masih berlomba lomba untuk menjadi pacarnya. Tak bisa dipungkiri k...