Pagi ini Adinda akan berangkat sekolah dengan Ananda. Setelah kejadian di rooftop waktu itu membuat Ananda dan Adinda menjadi semakin dekat bahkan berita kedekatan mereka berdua sudah tersebar hingga penjuru SMA PUTRA BHAKTI. Namun mereka berdua sama sekali tidak menggubris berita tersebut, apalagi Adinda dia lebih memilih diam seribu bahasa mengenai hal tersebut. Pasalnya ia hana menganggap Ananda sebai temannya saja tidak lebih. Namun ia tidak bisa berbohong dengan hatinya, hatinya mengatakan lain. Di dalam hatinya berharap agar menjalani hubungan lebih dari sekedar teman dengan Ananda. Ananda yg ia pikir dulunya tidak lebih dari cowok alibi kini berubah drastis. Pemikirannya itu lenyap seketika saat Ananda mulai hadir di kehidupannya. Namun ia masih merahasiakan perasaannya untuk Ananda kepada siapapun bahkan Shila teman dekatnya.
“Din, loe lagi deket ya ama Nanda?” tanya Shila dengan sifat keponya yg tiba-tiba muncul mirip sekali dengan Mimiperi alay.
“gue cuman mau ngapus prasangka buruk gue tentang Ananda aja. Dan gue juga nggak deket-deket amat kok. Cuman sebatas temen. You know?” jawab Adinda dengan jelas.
“masak sih Din cuman sebatas temen aja? Kok kayaknya ada yg aneh ya dari diri loe sekarang. Loe jadi jarang kontak gue, jarang miscol gue, jarang stalking IG gue, jarang maen kerumah....”
“ahhh lebay deh loe Shil kayak anak alay yg pengen dibelai.” Ucap Adinda memotong perkataan alay Shila.
“emang bener. Loe sekarang udah berubah Din, apa loe mulai ada rasa sama Nanda?” celetuk Shila mmbuat Adinda membulatkan matanya lebar-lebar.
“ gila loe ya. Mana mungkin gue suka sama dia. Ngigo ya loe?” balas Adinda sambil menoyor kepala Shila.
“anjir lu mah, gitu aja pake ngegas. Selow mbak! Benci itu bisa jadi cinta loh Din.” Ucap Shila seraya menaik turunkan kedua alisnya.
“serah apa kata loe dah Shil. Gue capek jelasinnya.”
“ tuh kan udah serah-serah aja. Berarti bener nih mulai muncul benih-benih cinta di hati loe.”
“ Shilaa!” jawab Adinda dengan nada kesal.
Kini mereka berdua malah bermain kejar-kejaran di lorong kelas XI. Banyak orang yg memperhatikan kelakuan mereka. Tiba-tiba Adinda menginjal tali sepatunya yg lepas dan membuatnya hampir terjatuh. Untung saat itu Ananda dan gengnya sedang berjalan di arah yg berlawanan, dan dengan sigap Ananda berhasil mengangkap tubuh mungil Adinda. Dan itu membuat para siswa histeris melihat kejadian yg romantis itu.
“ABANG GUE KENAPA LOE PEYUK-PEYUK CEWEK ITU LAGI”
“NANDA YOU ARE SO SWEET”
“ANANDA AKU JUGA MAU DONG DIPELUK GITU”
“HATI DEDEK POTEK BANG”
“HAYATI NGGAK KUAT LIAT BANG”
“NANDA LOE KERENNNN”
“EWWW EWWW EWW SWEET PARAH”
Kira-kira seperti itulah teriakan para fans Ananda yg histeris. Bukan hanya para fans Ananda yg syok namunShila dan personil Fantastic Four yg lainpun juga ikut syok melihat adegan romantis itu.
Adinda kini bangkit dari pelukan Ananda ia merasa malu dengan kejadian tadi, bahkan kini pipinya memerah ia merasa ingin segera pulang dan melompat lompat di atas tempat tidurnya.
“eh sorry Nda.” Ucap Adinda sambil menyembunyikan rasa malunya.
“iya nggak papa kok Din. Loe okay kan? Ada yg sakit nggak?” balas Ananda dengan nada khawatir.
“gue nggak papa kok Nda. Thanks ya udah nolongin gue.”
“iya. Itu udah jadi tugas gue buat jaga dan nolongin loe Din.” Timpal Ananda seraya menarik ujung bibirnya membentuk lengkungan yg jelas.
“hah? Maksudnya?” tanya Adinda dengan polosnya.
“ emm nggak kok din.” Jawab Ananda.
Kini Shila datang menghampiri mereka berdua. Shila nampak khawatir dengan Adinda, namun ia juga merasa senang karena gara gara lari-lari tadi kini Adinda bisa mendapat satu pelukan dari Ananda walaupun tanpa sengaja.
“ eh loe nggak papa kan Din” tanya Shila
“ gue nggak papa kok Shil. Lagian elo juga sih pake ngata-ngatain gue yg enggak enggak.” Jawab Adinda sambil cemberut.
“gue kan Cuma bicara fakta Din.” Balas Shila.
“emang bicarain apa sih?” tanya Ananda karena kepo dengan topik obrolan dua cewek itu.
“itu loh Nda. Soal elo lagi deket sama Dinda.” Jawab Shila dengan entengnya.
“apaansih loe Shil. Ngada-ngada deh.” Timpal Adinda dengan sedikit malu-malu akibat pengakuan dari Shila.
“ oh masalah itu? Gue emang lagi deket sama Adinda. Lebih tepatnya sih tahap PDKT.” Balas Ananda dengan pdnya.
“jadi loe berdua bener-bener deket nih? Anjir gue ketinggalan gosip HOT nih. Tapi nggak papalah yg penting kalo udah jadian jangan lupa pj buat gue aja.” Ucap Shila sambil terkekeh.
“ eh apasih. Siapa juga yg mau pacaran. Gue sama Nanda tuh cuman temen, ingat ya cuman temen.” Jawab Adinda penuh penekanan.
“jangan gitu napa Din. Entar kemakan omongan loe sendiri baru tau rasa loe.” Celetuk Shila
Melihat Ananda yg malah asyik mengobrol dengan dua cewek itu membuat personil geng FanFour datang menghampiri mereka bertiga.
“ eh pada ngomongin apaan sih kok kayaknya seru banget nih. Ngomongin gue ya?” ucap Aldo dengan pdnya.
“ najis!” jawab Ananda, Adinda, Shila, Aldi dan Alvaro secara bersamaan.
“anjir loe pada. Pake barengan lagi, gue ngerasa terhakimi sama kalian semua. Gue bilangin kak seto baru nyaho loe pada.” Balas Aldo dengan muka kesal
“dasar ondel-ondel sarap. Lagian
ngapain loe kesini? “ ucap Shila dengan ketus.“mang napa? Nggak boleh? Loe kira ini sekolah nenek moyang loe? Lagian gue kesini juga mau nyamperin temen gue kok wleek.” Balas Aldo sambil menjulurkan lidahnya seperti anak kecil.
“loe berdua tuh bisa nggak sih nggak ribut sehari aja. Capek nih kuping gue dengernya.” Timpal Alvaro seraya memegangi telinganya.
Setelah seminggu sekelas dengan Aldo membuat Shila muak kepada cowok sinting itu. Mereka berdua selalu ribut setiap harinya bahkan untuk hal sepele sekalipun. Bahkan sampai saat ini keduanya tidak bisa akur satu sama lain.
“ suka suka gue.” Ucap Shila dan Aldo secara bebarengan.
“ cie jodoh nih kayaknya.” Celetuk Ananda sambil terkekeh.
“najis!” ucap mereka bebarengan lagi.
“tuh kan bareng lagi.” Timpal Ananda yg tak henti-hentinya tertawa dengan kelakuan Shila dan Aldo.
“ ngapain sih loe ngikut-ngikut omongan gue.” Ucap Shila
“ siapa juga yg ngikut-ngikut elo. Males gilakk.” Jawab Aldo.
“ udahlah Shil. Jangan marah-marah mulu napa. Cepet tua loh.” Ucap Adinda sambil mengusap usap punggung Shila.
“ tauk ah Din. Gue mau cabut. Alergi gue deket-deket ama tuh ketek jenglot.” Balas Shila seraya pergi meninggalkan geng Fantastic Four dan Adinda disana.
“ anjir loe. Daripada loe titisan kunti.” Jawab Aldo dengan kesal.
Kini mereka memilih membubarkan diri. Adinda dengan langkah seribu bayangan menyusul Shila ke kelasnya. Sedangkan fantastic four lebih memilih untuk pergi ke kantin mengisi perut meraka yg sedang kosong.
Partnya pendek dulu yaa😁
See you next part gays😊
Maaf typo bertebaran
(Berharap dapat bintang😳)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ananda & Adinda
Teen FictionAnanda Ardiansyah Putra cowok populer di SMA PUTRA BHAKTI. Kepopulerannya tersiar sampai seantero sekolahnya, banyak orang mencap dirinya sebagai "player" namun banyak kaum hawa yang masih berlomba lomba untuk menjadi pacarnya. Tak bisa dipungkiri k...