2

13 7 17
                                    

.
.
.
.

"Hangi, tumben Taehyung jarang banget kesini? Kamu marahan sama dia?"

"Hum? Ga juga ko ma."

"Terus apa ada masalah?"

"Mungkin Taehyung lagi sibuk ma, makanya ga sempet kesini lagi."

"Ohh gitu... Eomma gamau loh ya kalian marahan cuma karna masalah kecil."

"Iya ma, iya.."

Setelah percakapan singkat itu selesai, aku bangkit dari sofa tempat aku duduk tadi dan menuju ke kamar.

Aku menutup pintu kamar ku dan menguncinya. Aku tidak ingin di ganggu sekarang.

Aku menjatuhkan tubuhku ke kasur menelungkup dan mengambil bantal lalu menangis. Saat percakapan bersama Eomma tadi berakhir aku jadi teringat kejadian tadi malam. Masalah yang kubuat sendiri, aku yakin Taehyung akan jarang sekali bahkan tidak akan pernah lagi ke rumah ini.

Sakit, sakit, kenapa aku harus merasakan ini semua...?

---

02:00 pm

Ah jinjja? Aku tertidur lama sekali, dan posisi ku masih sama saat aku tiduran di kasur ini, hufftt...

Aku bangkit dari tidur ku, duduk di pinggiran kasur dan melihat ada sebuah kertas di depan pintu kamar ku.

Memamg sudah menjadi kebiasaan, jika aku mengunci pintu kamar ku, siapapun di rumah ini tidak akan menganggu ku dan akan lebih memilih menuliskan apa yang ingin di katakan pada kertas, dan menyelipkan nya masuk lewat bawah pintu kamar ku.
Dan itu adalah pesan dari Eomma.

'Hangi, ada Taehyung datang, apa kau tidak ingin bertemu dengannya? Dia masih ada ruang tengah'

Dan ada pesan yang lain.

'Hangi, Eomma pergi keluar dulu ya, masih ada Taehyung ko'

Kenapa mesti Taehyung kesini? Astaga, apa yang akan ku lakukan sekarang...?

Aku haus, aku ingin minum.

Dengan berat hati aku membuka kunci kamarku, dan saat aku berjalan ke dapur melewati ruang TV, benar masih ada Taehyung disana, menonton TV dengan santai nya, sepertinya dia tidak menyadari kehadiranku. Tapi aku salah besar!

"Hangi, maafin gue semalem tiba-tiba ninggalin lu gitu aja"

Apa yang harus ku katakan...

"I-iya gapapa ko."

"Gausah canggung gitu plis, sini gue mau ngomong lagi sama lu."

Ucap nya sambil menoleh kebelakang ke arahku

"Cepet Hangi, sebelum Eomma pulang."

Yha, memang sudah menjadi ke biasaan kita memanggil orang tua kita berdua dengan sebutan 'Eomma' dan juga 'Appa'

Akhirnya aku menghampiri nya, dan duduk tepat di sebelahnya.

Saat aku baru saja duduk, tiba-tiba dia memegang 1 tangan ku dengan kedua tangannya. Dan melihat ke arah ku, tepat nya ke arah mata ku.

"Hangi, maafin gue semalem, gue ga maksud bikin lu sedih sampe nangis gitu.."

"Kok? lu..—"

"Eomma yang bilang sama gue tadi, dan gue langsung buru-buru kesini. Gue gamau persahabatan kita hilang gitu aja Han, maafin atas sikap gue tadi malem dan hari-hari sebelumnya... Gue emang gada perasaan yang sama kek lu, bukan berarti gue gamau atau sudahin hubungan persahabatan kita, gue masih tetep ingin kek gini sama lu, gue ga pingin ada yang berubah antara kita berdua, walau akhirnya gue juga yang berubah.. Maafin gue.."

Just BF Forever [Kth]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang