3 | Zaki

15 6 0
                                    

Hari ini mood Syafira jauh dari kata baik, entahlah tapi sedari tadi dirinya selalu mengucap kata-kata umpatan terhadap apa yang dilihatnya. Seperti saat ini ia sedang berada di kantin menunggu sahabatnya--Zaki Ardiansyah--yang tak kunjung datang, di dalam hatinya ia sudah mengutuk Zaki dengan sumpah serapahnya. Syafira bersumpah akan mencaci maki Zaki saat lelaki itu menampakkan wujudnya nanti.

Hampir satu gelas es teh manis Syafira habiskan untuk menunggu kedatangan Zaki, tapi sampai es batu di dalamnya ikut larut dengan air teh pun Zaki belum menunjukan presensinya. Syafira sudah mengambil ancang-ancang untuk pergi meninggalkan kantin. Maksud untuk curhat pada Zaki agar memperbaiki moodnya justru membuat keadaannya semakin memburuk, Syafira siap memblacklist nama Zaki Adriansyah dari daftar sahabatnya.

Baru saja Syafira berdiri dari bangkunya, seorang lelaki dengan nafas terengah dan keringat di dahinya meghalangi Syafira.

"Sorry tadi ada rapat panitia dadakan." Katanya seraya menahan tangan Syafira yang sudah hendak pergi dari kantin.

Zaki yang merasaka aura mistis dari sahabatnya itu hanya bisa tertegun. Ia pun tidk kehabisan akal,

"Ayo mekdi deh?" Tanpa menunggu persetujuan dari Syafira, Zaki langsung menggiringnya menuju parkiran. Syafira pun tidak menolak karena mau bagaimana pun saat ini yang ia butuhkan hanya Zaki untuk meluapkan segala keluh kesahnya.

***

Tidak perlu memakan waktu yang lama untuk sampai di McDonald's terdekat, mereka langsung masuk dan mencari sisa meja yang kosong.

"Lo pesen apaan?"

"Kaya biasa aja."

Zaki mengangguk paham, lalu pergi untuk memesan makanan.

Sekitar 15 menit Zaki akhirnya kembali dengan satu nampan yang penuh dengan makanan di tangannya.

"Jadi mau curhat apa?" Zaki membuka pembicaraan.

"Bentar gue masih bete sama lo."

"Kan udah gue traktir nih."

"Gue kan gak minta?"

"Iya iya gue tungguin sampe betenya selesai deh."

Syafira kembali fokus dengan hidangannya yang ada di hadapannya dan melahapnya dengan nikmat. Sementara Zaki masih setia menunggu Syafira akan buka suara untuk mencurahkan isi hatinya.

Sebenarnya Zaki sudah menduga kalau ini pasti tentang Dika, pasalnya Zaki sudah paham betul dengan segala tingkah laku Syafira jika sedang ada masalah dengan Dika. Zaki juga sudah menyiapkan kata-kata keramatnya jika saja nanti Syafira bilang bahwa dirinya ingin mengakhiri hubungannya dengan Dika.

Zaki masih memperhatikan perempuan di depannya yang sangat lahap menyantap kentang goreng. Satu lagi kebiasaan Syafira ketika suasana hatinya sedang buruk adalah ia tidak akan pernah berhenti makan.

"Gue bingung, kesel, pusing ah! pokoknya semua jadi satu!" Ucap Syafira tiba-tiba, ia masih setia mengunyah kentang gorengnya. Tatapannya lurus ke depan tapi bukan melihat kearah Zaki.

"Kenapa lagi sih?" Tanya Zaki.

"Kayanya gue salah punya cowok ganteng jadinya cewek-cewek gampang banget deketin cowok gue.."

"...emang gue kurang cantik ya Jak?"

Zaki belum mau menjawab.

"Gue tau lo pasti bosen dengerin gue curhat tentang hal yang sama mulu."

"Engga, gue bakal setia dengerin curhatan lo meskipun itu gak penting. Gue gak mau ninggalin lo stress sendrian." Kata Zaki.

"Coba ceritain spesifiknya." Pinta Zaki.

Syafira pun menceritakan kejadian kemarin. Di mulai dari cerita yang di sampaikan Arka sampai kejadian di tukang nasi goreng.

"Wajar gak si kalo gue jealous cuma karena gitu doang?"

"Itu hak lo kok buat cemburu."

"Gue capek...Dika always pretend like there is nothing between us, masa gue harus mendem terus?"

Syafira mengacak rambutnya frustasi.

"Apa emang guenya aja yang lebay? Sampe-sampe gue ngerasa kalo gue berjuang sendirian?"

Syafira mulai merasa pandangannya kabur, air mata menggenang di matanya seraya dengan luapan emosinya.

Zaki tercengang, sebelumnya Syafira tidak pernah curhat tentang Dika sampai meneteskan air mata seperti sekarang. Zaki berpindah duduk di samping Syafira dan mengusap air mata yang jatuh ke pipi merah Syafira.

"Fir gue gamau ngeluarin kata-kata keramat gue kali ini, lo boleh ambil jalan apapun asal itu bikin lo bahagia. Maaf gue gabisa ikut campur dalam masalah lo, tapi gue bakal selalu ada di saat lo butuh."

Syafira yang tak kuasa mendengarnya langsung berhambur ke dalam pelukan Zaki dan menenggelamkan wajahnya di dada lelaki itu. Refleks Zaki pun mengelus punggung Syafira sambil sesekali mengusap rambutnya.

Suasana haru itu buyar seraya dengan adanya panggilan masuk dari ponsel Syafira.

Dika❤ is calling...

"Angkat dulu gih." Titah Zaki.

Syafira langsung menggapai ponselnya di meja. Sebelum benar-benar menjawabnya ia menstabilkan suaranya terlebih dahulu agar tidak terdengar seperti habis nangis.

"Sya, lo dimana?" Tanya Dika dari seberang sana.

"Kelas."

Zaki menyernyit saat mendengar jawaban Syafira. Syafira memberi isyarat pada Zaki untuk diam.

"Gabisa--"

"Dosennya udah dateng nanti lagi ya." Potong Syafira cepat.

Syafira langsung menutup sambungan telponnya lalu sedikit melempar ponselnya ke meja.

"Kok lo ngebohong sih?"

"Gatau ah gue lagi bete maksimal sama Dika." Syafira bersedekap sambil memasang wajah frustasinya. "Lagi juga dia gak bakal tau gue ada disini."

"Ribet ya idup lo." Celetuk Zaki.

Tanpa disadari sedari tadi ada sepasang mata yang menatap ke arah Syafira dan Zaki dengan heran dan penasaran.







-tbc-







haloooo jangan lupa vote sama komennya, makasih

Love,

ryaonie.

CRUEL; K.DonghanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang