Makan?

80 2 2
                                    

Hari selasa tepatnya. Sebuah kelas unggulan dari SMA Seoul tengah dirundung kegelisahan. Detik jam dinding mulai menggema ditelinga para siswa yang tengah melaksanakan ujian tengah semester. Disebelah pojok sana, duduk seorang siswi yang sedari tadi menahan sakit diperutnya. Namanya Amber, salah satu siswa teladan yang masuk ke kelas 10 menit yang lalu. Amber terus menahan sakit selama sepuluh menit belakangan, entah kenapa perutnya tiba-tiba terasa sakit.

Amber menengok kanan kiri, semua siswa masih berkutat pada ujian masing-masing tanpa mempedulikan sang guru yang tengah asyik mengobrol. Tak kuasa menahan sakit, akhirnya gadis itu bangkit dan berjalan kedepan sambil mengalungkan jaket pada pinggangnya, meminta izin pada Pak Siwon saat Kris-sang pacar-mengalihkan perhatian padanya.

"Boleh saya ke belakang, Pak," Amber bersuara sambil mengenggem erat jaketnya-menutupi bercak merah dalam rok nya.

"Mau apa?"

"Ehmm.... maaf saya sedang datang bulan, pak," ucap Amber sambil menundukan kepala. Sang guru yang mengerti Amber malu pun mengerti dan mempersilahkan anak didiknya pergi meninggalkan kelas. Dengan itu, Amber pun langsung melesat ke kamar mandi. Kris menatap kekasihnya yang bergelagat aneh, ia bahkan tak berkonsentrasi lagi dalam mengerjakan ujian kali ini.

Bukan karena apa, hanya saja ia teringat kejadian tiga minggu yang lalu dimana mereka berdua-Kris dan amber-menghabiskan semalam di sebuah hotel dengan penuh gairah. Dan yang menjadi ketakutan adalah Amber hamil. Bukan ia tak mau bertanggung jawab, hanya saja jika itu benar, pasti akan menjadi ketakutan tersendiri baginya. Ia masih duduk di bangku SMA, masih terlalu jauh untuk menjadi seorang ayah. Tiba-tiba ponsel milik Kris bergetar, ia lalu mengambilnya dan membuka ponsel sembunyi-sembunyi. Disanalah ada pesan dari Amber.

"Aku keguguran, Kris."

Kepala Kris seperti kejatuhan beban berat saat membaca kalimat itu, ia bahkan tak pernah membayangkan hal sejauh ini. Tangan pemuda itu bergetar dan keringat dingin pun mulai mengucur dari dahinya, ketakutannya datang. Sementara itu, Amber tidak bisa lagi menopang tubuhnya saat janin hasil buah cintanya dan Kris keluar perlahan. Darahnya membasahi lantai kamar mandi yang putih-atau sekarang merah karena ulah Amber. Gadis itu terkadang mengerang kesakitan saat darah kembali keluar dari tubuhnya, ia kemudian menatap ruangan itu. Bagaimana ia menyembunyikan semua ini?

Jantung Amber terasa mau copot saat sebuah ketukan pintu mengagetkan dirinya, ia kemudian semakin panik saat ketukan kedua terdengar. Dengan penuh peluh dan kerongkongan yang teras kering, Amber mencoba menjawab. "Si...siapa?!" Suara Amber terdengar bergentar.

"Aku Kris, buka pintunya, Am."

Amber segera merangkak pelan ke arah pintu saat mengetahui kekasihnya dibalik sana. Kris bagai orang tersambar petir saat mendapati Amber bersimbah darah disana. Segera saja Kris masuk dan mengunci pintu serta menghampiri Amber, tubuh gadis itu mungkin mulai lemas kehabisan tenaga.

"Tidak apa-apa, jangan pikirkan dulu bayi kita. Sekarang aku antar kau kerumah sakit," Kris berujar.

"Tidak, tidak bisa. Bagaimana kalau kita ketahuan oleh penjaga sekolah? Bagaimana kalau kita sampai ketahuan pihak sekolah yang lain?"

"Aku akan bertanggung jawab," ujar Kris.

"Tapi kita harus hilangkan janin ini?" Amber berkata saat menatap gumpalan janin yang sudah tak bernyawa, tergeletak tak jauh dari tubuhnya.

"Bagaimana caranya?"

"Kita makan!"

"Apa!"




Sementara itu, didalam kelas bisik-bisik mulai terdengar riuh saat sosok Kris dan Amber tak kunjung kembali ke kelas, bertambah riuh lagi saat mereka tahu bahwa teriakan-teriakan aneh dari kamar mandi tempat Amber masuk tadi mulai terdengar. Pemikiran aneh pun menyebar di antara para siswa.

Oh, BegituWhere stories live. Discover now