"Ekhem."
Kris berdehem kecil saat menghampiri gadis cantik nan sexy yang kini tengah makan di salah satu meja kantin sekolah. Gadis itu tak menghiraukan, hanya syik pada mie rebusnya yang masih mengepulkan asap. Hingga deheman ketiga, gadis itu pun membanting sendoknya.
"Apa sih!"
"Santai manis. Aku hanya ingin bertanya," ujar Kris dengan cengirannya.
"Cepat tanyakan, atau garpu ditanganku ini dengan senang hati menembus matamu," ujarnya sambil mengarahkan 'senjatanya' ke mata Kris.
"Wow, santai manis. Aku hanya ingin bertanya kakakmu itu..."
"Apa? jangan bilang kau menyukainya?!"
"Apa kau belajar meramal semalam? kata-katamu sangat tepat pada sasaran," ujar Kris sambil mengambil minuman gadis itu.
"Hey!"
"Apa dia sudah punya pacar?"
"Sudahlah, kalaupun tidak, kau mau apa?!"
"Tentu saja aku akan menjadi pacarnya."
"Baiklah, dia masih single. Tapi aku sarankan kau menyerah sebelum berperang, karena banyak saingan yang akan berhadapan bila kau menyukai kakakku," ujar gadis itu, Kris tersenyum senang kemudian beranjak dari kursi itu-meninggalkan gadis itu dengan senyuman yang membuat para lelaki semakin iri.
"Dasar," umpat gadis itu kemudian melanjutkan kembali melakukan kegiatannya. Baru satu menit berselang ia baru sadar bahwa kakaknya itu terancam bahaya oleh seekor binatang-buaya darat semacam Kris Wu yang katanya mampu meluluhkan hati seorang gadis yang membencinya sekalipun. Ia buru-buru mengambil ponsel dan menelfon kakaknya.
"Hallo," jawab suara dari seberang sana, "Ada apa. Krystal?"
"Berhatihatilaheonnikarenabuayadaratitusedangmengincarmu!" ujar Krystal secepat mugkin sebelum pulsanya habis, hendak ia kembali berucap, sambungannya telah dialihkan oleh operator-membuatnya kesal bukan main karena kakaknya yang mungkin sebentar lagi akan diterkam buaya darat.
"Semoga Amber Eonni lolos dari buaya itu, Ya Tuhan."
Kris menaikkan sebelah alis naganya saat melihat Amber bersama kakak kelasnya-Henry, tengah asik bercanda layaknya sepasang kekasih yang dimabuk cinta. Kalau begini Kris jadi ragu jika Amber benar-benar single. Atau mungkin Amber menyukai Henry? tapi mungkin juga, mengingat Amber adalah teman Henry sejak mereka berada di bangku sekolah menengah pertama. Tapi semua itu juga masih prasangka. Tapi belum tentu benar juga, mengingat Amber adalah tipe gadis yang mudah akrab dengan teman-meski itu baru, laki-laki pula.
Kenapa Kris menjadi plin-plan seperti ini?
Kris mengikuti kemanapun gadis itu pergi, meski ia harus rela berjalan kaki sejauh 4 kilometer dari tower signal rumahnya. Tak ubahnya seorang pencuri, Kris diam-diam mengamati keduanya dari atap sebuah kandang yang Kris sendiri tidak tahu hewan apa yang berada di dalam sana. Alih-alih mengambil jaraknya agar semakin dekat. Pemuda itu justru menginjak bagian rapuh atap kandang yang binatangnya mulai bangun dari tradisinya-semacam hibernasi. Dua kali bunyi reyotan kayu tak membuatnya menjauhkan pandang dari makhkluk bernama Amber Liu. Pemuda itu justru semakin kuat menginjak reyotan kayu hingga akhirnya terjerembab ke dalam kandang.
Brakk!
Umpatan-umpatan tak sopan serta sumpah serampah penuh makna beberapa kali melayang ke udara. Kris Wu kini dengan lembut memegangi pantat sexynya, kenapa? Tentu saja karena salah satu aset masa depannya itu baru saja mendarat disana.
YOU ARE READING
Oh, Begitu
HumorHumour Genre "Please bawain gw yang bersayap," teriak Amber di dalam kamar mandi "Sayap? maksudnya, yang?" jawab Kris dari luar. "Yang no bochor bochor, ih!" Amber mulai kesal saat Kris tidak tau maksud hatinya few minutes later "Yang, ini aku bawai...