BAB V

24 2 0
                                    

Terkadang sendiri itu, bahagia
^uknown^



Hari ini aku libur. Dari atasan di tetapkan hari ini pemagang masih di liburkan satu hari, jadi beginilah kehidupanku tanpa ibu yang biasanya cerewet, bapak tukang ngatur dan kakak perempuanku yang biasa saja. Tidur.

Mataku baru terbuka sekitar pukul 12 siang ketika perutku terasa keroncongan. Dengan malas aku turun dari kasur-- sempoyongan karena terlalu lama tidur--dan membuat mie instan. Aku tahu, aku sangat tahu bahwa makanan itu tidak sehat, namun, tidak ada pilihan lain selain memakan itu ketika dirimu tinggal sendirian. Memasak pasti merepotkan, apalagi hanya untuk dirimu sendiri. Bukan pilihan yang bagus, menurutku.

Setelah selesai membuat mie, akupun berjalan menuju meja belajarku. Kuletakan mangkuk berwarna cokelat dengan isi mie instan rasa soto itu disana, lalu berjalan menuju tape kecil yang bisa kusambungkan dengan handphoneku dengan bantuan bluetooth. Lagu berjudul 'semua tentang kita' yang di nyanyikan peterpan--band lama yang sudah lama bubar--dengan mendayu-dayu menggema di dalam appartmenku.

"Waktu ... terasa, semakin berlalu tinggalkan cerita tentang kita ...."

Setelah duduk di atas bangku belajarku, yang kulakukan bukan memakan mie itu, melainkan meniupinya dengan pandangan kosong. Lagu ini mengingatkanku tentang luka lama itu, dadaku berdenyut sedikit nyeri.

Tahukah kamu? Mengingatmu lagi seperti menggores kembali luka yang basah. Ini sangat menyakitkan.

"Takkan tiada lagi kini tawamu tuk hapus kan semua sepi di hati ..."

Hari itu hari senin, tepat pada waktu istirahat, aku dan Dila berniatan tidak membeli jajan dengan tujuan menghemat pengeluaran hari ini. Jadilah kita berdua duduk berhadap-hadapan di kelas yang cukup lenggang seraya sesekali saling menunjukan bagian yang menurut kita lucu pada novel yang barusan kita pinjam dari perpustakaan. Suara Aril yang saat ini menjadi vokalis band noah menggema dari sudut kelasku lewat radio sekolah membuatku sesekali mengikuti nyanyiannya.

"Tumben pinjam novel selain teenlit?" suara Dila membuatku menatapnya sejenak, sebelum kembali lanjut baca.

"Dil, enak kali ya kalau jadi detektif?" kataku seraya mengalihkan pandanganku kearah langit-langit kelas dan mengetuk-ketuk pipiku dengan jari telunjukku, pelan.

Bayangan diriku sedang menggunakan stelan jas hitam panjang, dengan dalaman berwarna putih dan jeans ketat berwarna hitam membuatku tersenyum-senyum sendiri, rambut yang panjang ku kuncir kuda dengan tangan memegang sebuah pistol. Uwaa keren banget bukan?

"Aduh!" aduhku pelan seraya menggosok-gosok kepala bekas jitakan Dila.

"Mimpinya jangan ketinggian dong, Dev! Mentang-mentang lagi baca ceritanya sherlock holmes, jadi berkhayal menjadi detektif, hahaha," ejek Dila tanpa dosa. Aku yang kesal bukan main hanya meliriknya jutek.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 28, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

REMEMBER LOVE ? (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang