he is...

149 34 0
                                        

ㅡㅡㅡㅡㅡ

Namanya Guanlin dan dia adalah pusat segala atensi Yerim.

ㅡㅡㅡㅡㅡ

Semuanya berubah ketika seorang remaja laki-laki sebayanya hadir dalam hidup Yerim. Layaknya seorang gadis remaja yang sedang dilanda indahnya kisah percintaan, Yerim merasa ada jutaan kupu-kupu menggelitik jantungnya setiap ia memikirkan Guanlin.

Sudah 3 minggu lamanya ia dan Guanlin mengenal satu sama lain lewat surat dimana Eunbin sebagai pengantara.

Awalnya Eunbin heran mengapa ia menjadi perantara 2 manusia yang sedang dimabuk asmara ini. Tetapi ia tidak keberatan jika harus membantu, toh tidak ada ruginya juga.

Hari ini, menurut surat dari Guanlin tempo hari, pemuda itu akan datang ke sekolah Yerim dan tentu saja gadis itu tau betul alasan Gualin datang ke sekolahnya, apa lagi kalau bukan sparing basket.

Tepukan di pundak Yerim menyadarkannya dari lamunan. Ia menoleh ke arah samping, tepat Jinsol berdiri di sebelahnya yang sedang duduk.

"Bagaimana? Sudah menemukan dia?" tanya Jinsol.

Tentu saja Jinsol, sahabatnya itu tau bahwa ia dan Guanlin sedang dalam fase pendekatan─menurut Jinsol. Selain sebagai tempat curahan hati seorang Yerim, Jinsol juga merangkap menjadi penasehat pribadi Yerim dalam urusan percintaan. Walau sebenarnya terlihat tidak terlalu penting.

Yerim menggelengkan kepalanya tanda ia belum menemukan sosok Guanlin di antara kerumunan orang yang memakai seragam basket.

"Ayo, kita ke pinggir lapangan. Jika diam di sini mau sampai harus menunggu," ajak Jinsol sambil menarik tangan kanan Yerim. Mau tak mau Yerim beranjak berdiri kemudian berjalan dituntun oleh sahabatnya itu.

Mereka berdua menyusuri pinggir lapangan sekolah yang terbilang lumayan luas. Lapangan saat ini diisi oleh banyak orang yang berlalu lalang, dari pemain basket sekolahnya dan sekolah Guanlin sampai panitia divisi olahraga.

Mata Yerim memperhatikan sosok yang sekilas mirip dengan seseorang yang ia cari sedang berdiri dekat kursi panjang bersama pemain basket sekolah lawan. Sayangnya tubuh sosok itu berdiri membelakangi Yerim sehingga gadis itu tidak dapat memastikan apakah itu Guanlin atau bukan.

Yerim menahan tarikan tangan Jinsol yang menuntunnya menjauh dari tempat itu. Jinsol ikut menghentikan langkah dan menoleh pada Yerim  lalu menatap apa yang menjadi pusat atensi Yerim.

Guanlin di sana bersama rekan satu timnya. Bersenda gurau sambil sibuk mempersiapkan diri sebelum pertandingan dimulai.

Yerim masih diam terpaku menatap Guanlin dari jauh, membuat Jinsol gemas sendiri dibuatnya.

"Guanlin," teriak Jinsol. Seketika Yerim menoleh dan mencubit lengan Jinsol yang ia apit. Rintihan kesakitan tak luput terdengar di antara mereka.

Guanlin yang mendengar seseorang memanggilnya menoleh dan mendapati dua gadis sedang terlibat pertengkaran kecil. Guanlin sadar ia mengenal salah satu gadis itu. Senyuman tipis terukir di wajah Guanlin.

Yerim pun kembali menatap ke arah Guanlin, mendapati laki-laki itu sedang memperhatikannya sambil tersenyum. Dirinya salah tingkah dibuatnya.

Yerim tidak biasa dengan suasana ini. Dimana ia dihadapkan pada situasi sebagai pemeran utama wanita yang sedang dilanda dan Guanlin sebagai lawan mainnya.

Aneh sekaligus menyenangkan.

Guanlin melambaikan tangan pada Yerim yang kemudian gadis itu melambaikan tersebut. Setelah itu, Guanlin membalikkan badannya, kembali ikut mengobrol dengan teman satu timnya.

Tanpa disadari Yerim tersenyum tipis dengan jutaan kupu-kupu menggelitik perutnya.

End.

shoebox ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang