C. 03

319 71 4
                                    


CHAPTER 3

Sehun membuka matanya perlahan dan melihat seseorang didepannya sedang duduk dengan ekspresi yang lucu sambil bergumam tidak jelas.

Sehun masih mengamatinya, Joy belum sadar kalau Sehun sudah bangun dan memandangnya

"lucu" batin Sehun

"siram atau nafas buatan" gumam Joy , Sehun tertawa membuat Joy kaget dan memandang Sehun. Sehun yang sedang tertawa bertambah kali lipat tampannya menurut Joy membuat Joy terbengong

"kamu sangat tampan saat tertawa" ucap Joy langsung membekap mulutnya sendiri, Sehun yang mendengar langsung diam dan memasang ekspresi datar.

"Sehun, ayo tertawa lagi" ucap Joy bangun dari duduknya langsung duduk disebelah Sehun

"ayo Sehun, tertawalah" ucap Joy

"pergi sana" usir Sehun

.

Sehun Pov:

To : Mine

Kamu dimana ?, bisakah kita bertemu diatap sekolah

Sudah berulang kali aku menelponnya namun tidak diangkat, aku memutuskan untuk bertemu dengannya, aku yakin selama ini dirinya yang selalu menemaniku.

Aku yakin dengan hal itu, itu bukan sebuah ilusi yang sepupuku katakan tapi kenyataan

Jam istirahat telah selesai namun Seulgi belum datang, aku menghembuskan nafas kasar.aku berharap dia ada didepanku sekarang dan Selang beberapa saat aku sangat senang Seulgi berada didepanku dengan senyum indah yang terlukis diwajah ayunya dan tunggu, aku seperti mengenali sosok itu

"ayah .. ibu" monologku, aku melangkahkan kaki mendekati mereka

"Sehun" teriak seseorang menghentikan langkahku

Kenapa aku sudah ditepi gedung?, kakiku sangat gemetar saat ini,

"apa yang kamu lakukan?" tanya Joy menarik tanganku untuk menjauh dari tepi gedung sekolah. Aku mengelengkan kepalaku, tidak mungkin aku bercerita kepada Joy tentang apa yang aku lihat.

Kenapa aku jadi takut, Joy tahu tentangku

Dan menjauh

Dengan reflek aku memeluknya, kenapa pelukan ini terasa sangat familiar bagiku

.

"minumlah" ucap Joy kepadaku dan akupun menerima minum darinya, aku yakin Joy sangat penasaran, aku menunggunya bertanya kepadaku walau aku tidak yakin menceritakannya.

Lima belas menit keheningan

"Joy"

"Sehun"

Ucap kami bersamaan

"kamu dulu" ucap Joy kepadaku

"tidak kamu dulu" Joy menatapku dan tersenyum

"aku menyukaimu jadilah kekasihku" ucapan Joy membuatku sangat kaget

"jika kamu tidak mau, aku akan menerormu" lanjutnya

"kamu gila" balasku, Joy mengeleng dengan senyum manisnya

Manis eh tidak tidak, aku harus coret kata itu

"aku gila karenamu" ucap Joy lalu memelukku, anehnya aku kenapa aku membalas pelukan itu

Apa aku sudah menerima Joy?

Tidak aku memiliki Seulgi, aku tidak mungkin menduakan Seulgi.

Meski Seulgi bukan hanya miliku.

RitmeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang