"Find balance in your life. Work hard but don't let work take over your life, you will love yourself. Laugh, because the most wasted of all days is one without laugh. Love, but love for the right reasons. Everything happens for a reason. I didn't f...
♫ A dangerous plan, just this time A stranger's hand clutched in mine I'll take this chance, so call me blind I've been waiting all my life Please don't scar this young heart Just take my hand ♫
Teo
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pagi ini kamar dan ruang belajar / kerja Teo sudah rapi. Teo ada jadwal bimbingan mendadak pukul 10:00 pagi di kampus karena jam 11:00 siang dosennya harus berangkat untuk riset ke luar negeri, kalau dia telat berarti dia harus menunggu sampai minggu depan untuk pengesahan. Dan itu tandanya jadwal sidangnya harus tertunda. Sebagai orang yang super rapi, disiplin dan perfectionist, Teo tidak bisa meninggalkan apartmentnya dalam keadaan berantakan. Jadi biasanya, dia harus bangun jauh lebih awal sebelum dia pergi meninggalkan apartmentnya. Telepon genggam Teo tidak berhenti berdering, ada beberapa chat masuk yang sepertinya terpaksa harus dibaca.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
'Gila ya Arlo, jam segini udah ngajak ketemuan aja. Masih pagi woy! Dikira kedai kopi punya dia kali.' gerutu Teo saat membaca pesan singkat Arlo. Arlo dan Teo memang memiliki sifat dan kepribadian yang jauh berbeda, mereka sudah berteman sejak mereka masih SMA, diantara mereka ber-4 (Teo, Arlo, Acel dan Egan) untuk urusan apapun Arlo memang lebih sering sharing dengan Teo. Karena sifat Teo yang netral dan sering terlalu jujur, Arlo mempercayai Teo untuk menjadi 'penasihatnya', terutama dalam urusan pacaran dan band. Teo memang tidak terlalu mengerti soal band, dia hanya sebagai penikmat musik, tapi karena hidupnya sudah terlalu sering bersama pemusik di dalamnya, sedikit banyak dia tau apa yang sering dialami sahabatnya dalam masalah ini. Dan untuk masalah percintaan, Teo sama sekali tidak handal dalam hal yang satu ini, Teo pernah pacaran sewaktu SMA, satu kali, selama 3 tahun. Semasa SMA Teo disibukkan dengan kegiatan OSIS dan English Club di sekolah, sementara mantan kekasih Teo adalah perempuan cantik yang tidak terlalu populer tetapi paling pintar di sekolah. Mereka jarang menikmati masa-masa pacaran seperti remaja lain. Hanya menghabiskan waktu di perpustakaan saat jam istirahat. Jarang sekali menghabiskan waktu di luar berdua atau sekedar pulang sekolah bersama karena sang mantan harus pulang dengan supir pribadinya. Menurutnya, pacaran tidak harus selalu bersama setiap waktu, tetapi bisa memaksimalkan kebersamaan setiap ada waktu. Dan itu terbukti, mereka bisa menjalin hubungan sampai tahun ke-3. Sampai akhirnya sang mantan memutuskan untuk tidak bisa bersama Teo lagi setelah lulus, ia harus pindah ke luar negeri bersama orang tuanya karena urusan bisnis. Mereka tidak pernah bertengkar, bahkan sampai jarak memisahkan, memotivasi satu sama lain untuk bisa mencapai apa yang mereka impikan. "A distance never separates two people that truly in love." Mungkin bagi sebagain orang itu benar, tapi tidak untuk Teo. Semenjak kepergian sang mantan, Teo melanjutkan hidupnya, menyibukkan diri dengan kegiatan yang ada, berusaha untuk tidak menahan rindu, dan membuat dirinya bahagia, dengan menonton film misalnya. Sejak saat itu Teo belum bisa membuka hatinya untuk orang lain. Karena menurutnya belum ada yang bisa membuat Teo menjadi dirinya seperti saat dia bersama sang mantan. Dia menunggunya 'pulang'. Lain halnya dengan Arlo, semasa SMA mungkin hampir semua cewek popular di sekolah dan di sekolah lain pernah menjadi kekasihnya. Namun tidak pernah lebih dari 2 minggu. Sesingkat itu. Alasannya, perempuan itu terlalu baik untuknya. Clichè.