Awal mula duniaku runtuh

2.8K 34 3
                                    

"oh si perempuan jalang udah nikah" hahahaha

kata yang di ucapkan "bos" ku ketika tau aku sudah menikah, aku tidak  pernah memungkiri bahwasanya kata itu akan terus terucap dari bibir orang-orang yang mengenaliku, ya.. selamanya aku akan tetap di cap sebagai perempuan hina sekalipun aku sudah lama meninggalkan dunia itu. 

Setelah menikah hidupku terasa benar-benar sempurna, aku tidak lagi harus bekerja untuk menghidupi keluargaku, aku tidak perlu lagi "Melayani" laki-laki selain suamiku. Rakha menanggung seluruh hidupku termasuk keluargaku dan juga bersedia menyekolahkan adikku. bukankah saat ini hidupku terasa sempurna bukan? 

Hidupku bahagia sangat amat bahagia, rakha memeperlakukanku dengan sangat baik. dia tidak pernah membahas masa laluku, kehidupanku kini benar-benar terasa normal dan bahagia. bagaimana nasib teman-temanku? ya.. beberapa dari mereka masih tetap menggeluti dunia itu karena sebuah tuntutan hidup. Tapi yang kudengar beberapa dari mereka ada yang sudah "pergi" untuk selamanya karena... sakit. Tidak bisa dipungkiri bahwa pekerjaan kami dimasa lalu sangat amat beresiko untuk tertular penyakit itu.

Seperti biasa, pagi ini aku menyiapkan sarapan untuk suamiku yang akan pergi bekerja. ku siapkan nasi goreng favoritnya sambil sesekali melirik dia yang masih saja sibuk didepan laptopnya 

" sayang, kok belum mandi?" tanyaku

ia tidak langsung menjawab, masih fokus terhadap laptopnya. kubawakan sarapannya dan mengulang  pertanyaanku "sayang, kok belum mandi?" 

ia menoleh sambil tersenyum. senyum yang tidak pernah berubah sejak dulu "Berangkat agak siangan yang" 

"oh, yasudah.. sarapan dulu aja, aku mau cuci piring" 

Aku tak sehina pekerjaankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang