Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam, namun Changsub masih berada di kantornya. Ia masih berkutat dengan komputer kerjanya. Untungnya Dia tak sendiri, dia ditemani tiga karyawan lainnya yang statusnya sama seperti dia masih junior, sehingga mau tidak mau mereka harus lembur. Changsub mengetik dengan cepat. Dia sudah lelah. Ingin segera membereskan pekerjaanya.
Changsub melepaskan kacamata yang menempel diwajahnya, lalu meregangkan otot leher dan bahunya. Akhirnya pekerjaannya selesai juga. Dia melirik ketiga rekan kerjanya. Ah tampaknya mereka juga akan selesai dalam beberapa menit lagi. Sembari menunggu rekannya, Changsub menuju pantry membuat kopi instan untuknya dan ketiga rekannya. Setelah memberikan kopi untuk kedua rekannya, Changsub kembali ke kubikelnya. Dia duduk dan memutar kursinya menghadap jendela dibelakang kubikelnya. Dia menyesap kopinya dalam diam sembari mengarahkan pandangannya keluar. Pemandangan malam hari itu sama seperti biasanya. Gedung-gedung pencakar langit dengan lampu yang berwarna-warni serta jalanan Seoul yang padat masih menghiasi pemandangan yang selalu Changsub lihat setiap harinya.
Changsub menghela nafasnya. Pemandangan yang sama setiap harinya,tapi entah mengapa hari ini dia tampak menikmati melihat pemandangan tersebut. Pemandangan tersebut membuat pikirannya berjalan kemana-mana.
"Ya Changsub!" Panggil Hani yang kubikelnya hanya berjarak dua kubikel dari Changsub.
"Apa?" Sahut Changsub yang matanya masih menerawang keluar.
"Jangan bengong terus! Nanti kesurupan hihihi!" Hani cekikikan sendiri.
Changsub diam tak menanggapi candaan Hani. Dia kembali meminum kopinya dan masih tenggelam dalam pikirannya.
"Ya Changsub!" Kini Kibum yang memanggilnya dari kubikel sebrang.
Changsub menyahut dengan dehaman. "Hm...."
"Kebanyakan air kamu bikin kopi!" Protes Kibum.
Changsub mendengus kesal. Dia memutar kursinya menghadap kubikel Kibum. "Eyy! Sudah syukur aku bikinkan kopi!"
"Hahaha bercanda sub! habis kayaknya kamu serius banget bengongnya."
"Kayak kelihatan saja dari kubikel kamu!" Balas Changsub.
"Kelihatan lah! Tadi kan aku berdiri mau fotokopi."
"Kalau tahu aku lagi serius bengong, jangan ganggu makanya! haish..." Changsub kembali memutar kursinya menghadap jendela.
"Mikir apa sih? serius amat!" Selidik Hani penasaran.
"Ya apalagi dong, Han? Pasti masalah SK tadi siang lah! Bohong banget kalau dia enggak memikirkan hal itu!" Sahut Eunkwang yang baru kembali dari toilet.
"Ah iya maafkan aku lupa akan hal itu." Hani menunduk sedih teringat akan SK yang mereka berempat terima tadi siang.
"Ah hyung! jangan ingatkan aku pada masalah SK! Aku pun pusing." Kibum mengacak-acak rambutnya.
"Memang aku tidak? sebagai abdi negara yang baik, mau enggak mau kita harus menerima keputusan itu! Iya enggak Han?" Seru Eunkwang kesal. Hani menganggukkan kepalanya.
"Hyung dan Hani sih santai saja karena kalian dekat! Aku dan Changsub dilempar jauh!" Protes Kibum.
"Ah kalian ini, berisik sekali!" Teriak Changsub.
"Hahaha maaf-maaf sudah mengganggu lamunanmu, bung!" Ledek Kibum.
Hani melirik Changsub dengan tajam. "Hmm.. tapi kayaknya enggak cuman masalah SK saja nih yang dilamunkan."
Eunkwang menjentikkan jarinya. "Itu banget. Kalau dilihat dari matanya, pasti masalah wanita."
"Sok tahu!" Seru Changsub dengan mata masih menatap pemandangan Seoul malam hari.
"Oh.... kalau bukan wanita, berarti pria." Celetuk Kibum asal.
Changsub langsung meraih pulpen di mejanya dan Ia lemparkan ke Kibum. "Sialan."
Eunkwang berjalan mendekati Changsub lalu merangkul rekannya tersebut. "Daripada melamun, mending cerita sama kita masalah kamu. Siapa tahu kita punya solusi."
Changsub menatap Eunkwang dengan malas. "Bilang saja kau ingin minum bareng."
"Ah memang rekanku ini sangat pintar tahu apa yang kumau."
"Oke, tapi dengarkan aku cerita! Jangan mabuk duluan." Changsub berdiri dari kursinya dan membereskan meja kerjanya.
"Memang setelah lelah bekerja, minum menjadi penutup akhir yang menyenangkan." Ujar Kibum penuh semangat.
"Hani ikut enggak?" Tanya Eunkwang.
Hani melirik jam ditangannya. Dia memganggukkan kepala. "Ya. Sebagai wanita single yang kesepian tak ada salahnya pulang nongkrong dulu. Mumpung besok weekend juga."
"Kalau begitu, let's go!"
Mereka berempat pun segera turun dari ruang kerja mereka di lantai 12 menuju warung tenda dibelakang kantor mereka. Mereka langsung memesan dan mengambil tempat duduk masing-masing. Sementara Kibum, Eunkwang, dan Hani berbincang sambil tertawa. Changsub hanya bisa menghela nafas dan tenggelam dalam pikirannya.
Pesanan satu porsi sate, 2 porsi telur dadar, 1 porsi ramen datang ke meja mereka. Tak lupa juga 2 botol soju dan 4 kaleng bir ikut tersaji. Kelelahan selepas bekerja lembur membuat mereka langsung melahap makanan yang dipesan. Changsub hanya memakan sedikit dan lebih memilih minum alkoholnya.
"Wah seorang Changsub hanya makan sedikit. Pasti pikirannya benar-benar kacau." Ujar Eunkwang sambil mengunyah sate.
Hani menuangkan soju ke gelas Changsub. "Sudahlah cerita saja. Setidaknya pikiranmu mungkin akan lebih lega."
Changsub menggaruk kepalanya. "Tapi mungkin ini akan menjadi cerita yang sangat panjang."
"Akan kita dengarkan ceritamu sampai beres. Tenang saja." Hani meminum birnya dengan nikmat.
Changsub menatap ketiga rekannya dengan tak percaya.
"Kita dengarkan. Serius. Kita tuh teman satu perjuangan, Changsub-ah! Training bareng, ujian bareng, divisi sama, bahkan kita menerima SK disaat yang sama. Berbagilah dengan kita." Bujuk Kibum.
"Ah Kibum-ah kau memang luar biasa!" Puji Eunkwang dengan menepuk pundak Kibum.
Changsub menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Aku tak menyangka akan menceritakan privasiku kepada rekan kerja. Harus ku mulai dari mana ya?"
"Terserah! Mau dari awal sekali pun, akan ku dengarkan!" Seru Kibum penuh semangat.
Changsub menegak sojunya. "Geurae. Kalau begitu dari benar-benar awal, bagaimana aku bisa mengenalnya. Kurasa kalian mungkin akan penasaran....."
Hellooooooow i'm back! Moga ada yang mau baca ya hihihi. Semoga kalian dapat menikmatinya ^^ stay tune :)
KAMU SEDANG MEMBACA
I See You At The End
FanfictionKatanya cinta hadir karena terbiasa.... katanya antara pria dan wanita enggak ada yang murni berteman..... lalu bagaimana dengan changsub dan chorong yang sudah bersahabat selama 11 tahun? apakah mereka bisa membuktikan pada orang-orang kalau dianta...