Story 8

119 24 62
                                    

Di daerah kami beredar info tentang penculikan anak di bawah umur.Kabarnya anak yang telah di culik akan di jual organ tubuhnya dan setelah itu tubuhnya akan di potong setiap bagiannya untuk di jual ke restorant yang menjual berbahan daging ternama di luar negri.

Saat itu Ayahku kerja dan Ibuku harus menghadiri suatu acara. Jadi,di rumah hanya aku dan adikku yang sangat nakal bernama Kemal.Ibu menitipkan Kemal padaku agar tejauh dari penculik itu.

Selama aku menjaga adikku,aku sangat kesal di buatnya.Kemal amat sangat nakal ia membuat rumah berantakan,bukan hanya itu ia juga menghancurkan banyak barang.Walau aku sudah melarangnya tapi ia masih melakukannya.ya...sudah kupastikan jika aku dan Kemal di tinggal di rumah hanya berdua pasti rumah akan hancur seketika.

Sampai akhirnya Kemal merasa bosan di rumah dan ia ingin keluar main di taman.ku melarangnya keras karena aku mengingat pesan Ibu,bahwa jangan izinkan Kemal main di luar karena ada banyak penculik berkeliaran di luar rumah yang menunggu mangsanya.

"Kemal,stop! Ibu melarang mu untuk main di luar." sambil menahan tangan Kemal agar tidak berlari keluar.Aku membentaknya karena aku sudah di geluti rasa emosi sedangkan kemal terus merengek untuk main di luar.

"Lepaskan,Ema. Kau bukan Ibu!" ucap nya sambil merengek dan berusaha melepaskan tangannya dari genggaman tanganku.

Aku mulai naik pitam,Kemal semakin merengek keras karena kesakitan sebap tangannya yang mulai kemerahan akibat ku genggam keras.

Hingga,karena kasihan melihat Kemal yang memekik kesakitan.Aku berusaha menarik nafas menahan emosi dan ku lepaskan tangan adikku setelah itu aku duduk berlutut agar mensejajarkan wajah ku dengan wajahnya.

"Kemal,maaf kan aku. Karna aku, tangan mu sakit." ucap ku tulus kepada nya sambil mengelus tangan nya yang merah.

"Aw " pekiknya ketika ku mengelus luka di tangan nya terlalu kasar.

"Apa kau sakit? Kalau begitu aku akan menghilangkan rasa sakit ini." ucap ku menarik tangan nya.

***

Beberapa jam kemudian ibuku pulang.Ibuku segera mengecek anak anaknya.Ibuku mencari kami ke seluruh ruangan dan hanya menemukan aku di kamar,yang sedang merebahkan tubuh di kasur sambil menggunakan earphone di telinga.

"Ema,adik mu mana?" ucap Ibu sambil menggucangkan tubuhku.

"Aduh,apa sih ibu. Ibu tenang saja dia ada di kamarnya." ucapnya dengan santai.

"Syukurlah,kau menjaganya dengan baik Ema.Ya sudah pasti kau lelah,maaf jika Ibu mengganggumu." Ibupun merasa lega dan beranjak keluar dari kamar Ema.

Setelah ia membuka pintu kamar Kemal,begitu terkejutnya ia saat melihat anak bungsunya terbaring lemas di kasur yang sudah berlumuran darah dengan keadaan kedua tangan dan kaki sudah termutilasi.

"Aku sudah bilang bahwa ia akan aman." bisikku secara tiba tiba di telinga Ibu.

story psychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang