ONE

415 33 10
                                    

.

.

Woohyun mengusap lembaran-lembaran usang di tangannya. Tersenyum menatap potret dua insan yang saling tersenyum.

Miris. Senyumnya begitu miris. Ia bahkan tidak tahu kapan masa-masa itu terjadi. Ia hanya merasa mempunyai ikatan batin yang sangat kuat pada yeoja manis yang memeluk lehernya dari belakang di foto itu.

'Siapa dia ?' sekiranya begitulah pertanyaan yang setiap harinya singgah di otaknya.

Ia begitu penasaran dan ingin tahu tentang apa hubungannya dengan yeoja manis itu di masa lalu. Yeoja yang sering kali berkunjung ketempatnya. Yeoja yang sering kali memperhatikannya kala ia tertidur. Yeoja yang terus tersenyum padanya. Yeoja yang beberapa hari ini menghilang dari hadapannya...

Klek~

"Woohyun..." seseorang memanggilnya dari balik pintu.

"Kita akan pulang hari ini." Ujar orang itu sambil berjalan ke tempat tidur Woohyun, bermaksud merapikannya. sementara sang empunya tengah duduk menghadap jendela dengan sebuah album ditangannya.

"apa dia tidak datang, hyung ?" Woohyun bertanya tanpa mengalihkan pandangannya.

"Siapa ? Sunggyu ?"

Ya ! nama itulah yang ingin Woohyun dengar. Nama yeoja manis yang menghinggapi pikirannya.

"Ya." Woohyun menjawab.

Terdengar helaan nafas dari orang yang sedang dibelakanginya.

"Kau harus melupakannya, Woohyun a."

Woohyun menoleh. Menatap kakak sepupunya itu dengan alis bertaut.

Sadar bahwa sang adik tengah meminta penjelasannya, Jang Dongwoo-kakak Woohyun-berjalan mendekatinya.

Dongwoo meraih pundak Woohyun, meremasnya pelan.

"Hyung mohon Hyun, lupakan Sunggyu." Dongwoo menatap lurus kedua mata Woohyun.

"Hyung, apa masalahnya dengan Sunggyu ? Kenapa aku harus melupakannya ?" Woohyun melepaskan cengkraman Dongwoo pada bahunya.

"Kau tidak bisa Woohyun. Kalian tidak bisa lagi. Ini terlalu sulit." Dongwoo berucap tegas. Sangat tegas.

"Hyung ! Apa maksudmu ?! 'Kalian' siapa yang kau maksud ?" Kini giliran Woohyun yang mengguncangkan pelan tubuh Dongwoo.

Dongwoo menunduk. "Woohyun-a, dengarkan aku."

Woohyun diam, menunggu lanjutan dari perkataan Dongwoo.

"Sunggyu, dia pergi Woohyun a. Dia memutuskan meninggalkanmu, karena dia tidak bisa melihatmu seperti ini. Yang bahkan untuk sekedar mengingat namanya saja tidak bisa. Dia tersakiti, Hyun."

Woohyun diam. Ia tidak paham. Sungguh !

"Dia akan kembali jika kau mengingatnya. Tapi rasanya mustahil karena kau tidak mampu mengingat apa-apa tentangnya."

Hening.

"Hyung...aku tidak mengerti..." Woohyun berucap pelan.

Helaan nafas berat Dongwoo keluarkan begitu mendengar peryataan yang terlontar dari bibir Woohyun.

"Woohyun a...sebenarnya kau dan Sunggyu..."

Kening Woohyun berkerut. Kepalanya tiba-tiba berdenyut sakit saat Dongwoo mengucapkan nama Sunggyu.

"kau dan Sunggyu...adalah..."

Nafas Dongwoo tercekat. Ia begitu berat mengucapkannya. Ia tidak ingin menyakiti adiknya saat ini. Namun ia harus mengatakannya, karena ia tahu bahwa Sunggyu tidak main-main dengan perkataannya, bahwa ia akan melupakan Woohyun.

Woogyu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang