Chapter 2: Percaya

93 1 1
                                    

      Hari demi hari berlalu, dan MOS telah selesai. Semua siswa baru bersalaman dengan seluruh panita MOS, berharap agar mereka bisa berteman baik.

      Tama terlihat di samping lapangan sedang membaca bukunya, banyak siswa baru yang menghampirinya bersalaman dan berharap semoga bisa akrab dengannya. Begitu juga Shania dan Karin menghampiri Tama. Karin sangat senang bisa berkenalan dengan Tama. Mukanya yang girang nampak jelas terlihat dimata Tama. Juga muka Shania yang malu dan takut karena Karin menarik tangannya untuk bertemu dengannya.

"Kak Tama, Salam kenal, Aku karin" kata karin dengan semangat sambil memberikan tangan untuk bersalaman.

"Ouh iya iya.... Salam kenal, kamu. kenal aku ya?". Tama menggaruk kepalanya yang tidak gatal, dia bingung menanggapi Karin yang seperti itu. Lalu menjabat tangannya karin.

"Iya kak, kakak kan terkenal.... Aku pingin jadi kayak kakak" katanya semangat.

"Oh... haha, enggak juga... Kamu... Semangat banget yah." Kata Tama

Tama melihat Shania.

"Oh hy," sapanya

"emmm, kak soal yang waktu itu...."

"Yaudahlah lupain aja"

"Emmm iyakak..."seru shania malu

        Terlihat aneh dimata Tama seakan ada yang menarik diantara mereka berdua, tapi tidak cukup untuk membuka hatinya. Tama hanya melihat berdua, dan mendengarkan ocehan dari karin. Hingga pada akhirnya mereka berdua pergi.

        Entah apa yang ada diotaknya seakan akan mempunyai firasat kalau sesuatu yang aneh akan terjadi, tapi ia tepis pikiran itu. Dia terus melihat kearah mereka berdua yang sedang menuju kesekolah, seakan akan ingin mengejarnya dan menceritakan sesuatu tentang dirinya. Hida datang menghampiri Tama, tapi Tama terlalu fokus dan tidak menyadarinya. Hida melihat Tama heran, ia melihat mata Tama dan mengikuti pandangannya Tama, yang ternyata sedang melihat Karin dan Shania.

"Ade kelas itu cakep ya bro" Tanya Hida pelan.

"Iya, lumayan" jawab Tama tanpa sadar.

    Hida tersenyum licik, diotaknya penuh pertanyaan untuk memojokannya. Mungkin kesempatan untuk mengetahui isi hati anak satu ini.

"Terus, sukanih?"

"Enggak, cuman ada yang beda aja, tapi gak tau apa" Jawab Tama gak sadar, sambil menengok Hida.

      Seakan ada yang aneh, Tama langsung sadar dan menengok ke arah Hida. Hida tertawa puas melihat expresinya. Entah apa yang ia jawab barusan tanpa sadar, seolah olah tadi bisikan dari hati dan itu jawaban dari hatinya yang menggerakan bibirnya secara paksa untuk mengucapkannya.

"Lu ngapain si?!" Tanya Tama kesal

"Ada yang beda? yang beda apa?" Tanya Hida kembali sambil menyikut tangan Tama.

"Au ah" Jawabnya ketus

Muka Hida tiba tiba sinis keheranan "Lu suka ya sama Shania atau karin?"

"Enggak" jawab Tama

Hida menarik kerah baju Tama. "Lu gak bohongkan?" tanyanya sinis

"Denger ya muka kambing, satu satunya yang gua suka disini cuman jessica doang" katanya sambil mendorong Hida, dan ia mengucapkan tanpa sadar

"Ouh bagus deh, soalnya gua suka sama shania" Kata Hida sambil menyengir.

Sontak Hida terdiam, seakan ada yang aneh dengan perkataan aneh yang diucapkan temannya satu ini. Matanya melotot terkejut setelah sadar apa yang telah dikatakan Tama, seketika banyak pertanyaan yang ada diotaknya tapi sulit buat ditanyakan.

After SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang