Chapter 4: Inilah caraku

68 2 0
                                    

      Sekitar pukul 6:45 Tama sampai disekolah. Badannya penuh dengan keringat, bajunya yang ditutupi jaket basah. Ia kesekolah sambil lari pagi.

      Ia buka tasnya dan mengambil handuknya, Lalu ia elap mukanya yang penuh keringat itu. Saat berjalan keparkiran ia melihat Megi, Tama hendak menghampirinya untuk memberi tahu ada yang salah saat pertanyaan kemarin NH3[Cr (Cl)6] ia melupakan heksa kloro sebelum chromat 3.

      Saat hendak ingin menghampiri Megi, ia melihat 3 orang senior perempuan kelas 12 menghampirinya. Awalnya Tama berfikir kalau ia adalah temannya Megi. Tapi saat melihat ia menjabak rambut Megi dan meminta uangnya secara paksa seperti membullynya, Tama langsung menghampirinya.

      Tama sengaja menabrak salah satu dari mereka, yang terlihat seperti ketuanya. Orang yang ditabrak langsung melihat muka Tama, Tama berdiri didepan Megi berhadapan dengan mereka bertiga.

"Lu gak punya mata ya? hah?!" bentak cewe itu

"Oh trimasketir toh. Nadya, Widya, Hilya. Kompak yah namanya cocok jadi masketir." Kata Tama dengan poker facenya.

"Lu ada urusan sama kita kita? hah?!" bentak Nadya lagi.

"Sebenernya enggak, tapi kalo kalian berurusan sama Megi berarti berurusan juga sama gua," kata Tama lagi.

"Ih baru kelas 11 songong banget sih lu!" kata Nadya dengan sombong.

"Ya kalo senior kayak kalian sih emang patut disongongin." kata Tama datar, "coba liat, nilai dari kelas 1 paling bawah, kesekolah bedaknya aja tebel banget, belinya kiloan ya?" lanju Tama.

"Ih songong ya!  udah cabut aja yuk, gak penting ngomong sama orang kayak gini." kata Nadya sambil berbalik pergi, 2 temannya pun mengikuti juga.

"Hoy hoy, yakin gak ada yang ketinggalan?" kata Tama sambil mengeluarkan handphone dari kantong celananya.

      Nadya menengok ke arah Tama, ia terkejut kalau ternyata handphonenya ada ditangan Tama. "Handphone gua, kok bisa di dia?" katanya kaget. Ia menghampiri Tama.

"Balikin handphone gua!" bentaknya nadya

"Balikin uangnya Megi dulu." balas Tama.

     Nadya mengeluarkan uang yang tadi ia minta ke Megi dan memberikan uangnya ke Tama. "Nih balikin hp gua sekarang!"katanya sambil memberi uangnya.

      Tama mengembalikan handphonenya, "lain kali bukan cuman hp, kalo lu masih gangguin megi semua yang terpentik buat lu, bakal ada di tangan gua." Katanya.

      Mendengar itu Nadya langsung pergi. Megi masih tertunduk takut, Tama mengembalikan uangnya Megi, "Nih, udah sekarang udah gak papa." kata Tama pelan sambil mengembalikan uangnya. Tapi Megi masih tertunduk, ia menangis karena tadi. Tama memegang tangannya Megi, "Yuk masuk kekelas," katanya sambil menarik tangannya Megi.

      Sesampainya dikelas Tian, Hida, Gaby, dan Jessica yang sudah ada dikelas kaget melihat Tama yang membawa Megi yang sedang menangis. Tama mengantar Megi ke kursinya. Hida Tian Jessica dan Gaby mengerubunginya Gaby merangkul teman sebangkunya itu. Tama duduk dibangkunya sambil mengehela nafasnya.

"Megi kenapa Tam," tanya Jessica.

"Di gangguin dia, sama trio bedak tuh," Jawab Tama.

      Mereka semua diam, Gaby masih memeluk Megi yang sedang menangis. Hida dan Tian hanya bisa melihat saja.

"Trus gak lu apa apain tuh trio bedak?" tanya Tian kesal,

"Bodoh namanya kalo gua gak ngelakuin apa apa!" balas Tama.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 20, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

After SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang