1

1.8K 98 10
                                    

"Forth, maaf apa kau sudah lama menunggu?" tanya Lam yang datang dengan jaket kulit hitam, dengan daleman kaos putih oblong, celana jeans robek-robek, datang menghampiri Forth yang sedang duduk santai memandang jendela dengan tangan kanan mengkait sebatang rokok khas kelaki-lakianya.

"Hmm, kehujanan?" tanya Forth menghisap rokoknya, dan menghembuskannya dengan mulut sedikit terbuka dan menghembuskan asap itu kesamping.

"Lihat! Aku kebasahan, menyesal kenapa tadi aku tidak membawa mobilku, ish!" keluh Lam, membuka jaket kulitnya, disampirkan jaket itu ke punggung kursi, lalu duduk tepat disebrang meja berhadapan dengan Forth.

"Haha, akupun tadi kehujanan, aku malas bawa mobil, aku lebih senang membawa si blacky, tidak kena macet, dan menikmati hujan." celetuk Forth.

Mereka sekarang berada di salah satu tempat kopi sederhana, suasana disana cukup nyaman untuk hanya sekedar minum kopi, berbincang atau hanya duduk duduk berlama-lama.

Kursi dan meja terbuat dari rautan kayu yang berjejer rapih. Cat dinding berwarna hijau gradasi kecokelatan menambah khas bagi pengunjung yang penyuka kopi.

Nama tempat kopi itu adalah jelamgkung. Mungkin terdengar seram atau sedikit ngelenyeh. Hanya saja yang dimaksud Off pemilik kopi tersebut dan juga sahabat dari Lam dan Forth itu mengartikannya seperti ini.

Kenapa dinamakan jelangkung, dengan gambar didepan tenda nya bergambar secangkir kopi berwarna putih diatas lempengan kayu berbentuk bulat bertuliskan abjad a b c d e sampai z dengan latar belakang serba hitam, dimana artinya, makhluk yang tidak berbentuk pun dapat menikmati kopi, apalagi manusia dia akan sangat menyukai racikan kopi ditempat itu, memang niatnya agar pengunjung tertarik. Itu saja. Cukup sederhana bukan alasannya?

Kopi dapat menarik perhatian bagi semua kalangan, dari yang remaja sampai orang yang berumur dam dewasa.

Slogannya , "Hanya Kopi yang membuat pengunjung datang tak dijemput, dan pulang tidak diantar"

"Off, americano satu, seperti biasa dengan wafel madu." pesan Lam sedikit teriak ke arah Off yang berdiri dibelakang mesin kopi nya. Lalu Off memberikan kode dengan membulatkan jari jempol dan telunjuk berbentuk O.

Setelah Lam memesan, dia mengambil sebatang rokok yang dihadapannya, sudah pasti pemilik rokok tersebut adalah Forth sahabatnya. Mengambil korek dan membakar rokok itu, dihisapnya dalam-dalam dan menghembuskannya keatas. Dibalik rokok itu Lam memperhatikan Forth yang masih asyik dengan pandangannya jauh mata ke arah jendela. Lam mengikuti arah pandng Forth, disana hanya terlihat jalanan.sepi, disebelah kiri pohon besar yang tinggu menjulang keatas, dimana batang dan daunannya sedikit menutupi jalanan memancarkan bayangan jika disaat matahari menembak pohon tersebut, lalu disaat hujan daun daun itu sedikit berjatuhan kebawah diatas jalanan trotoar dan diatas aspal.

Untuk bagian sebelah kanan ada halte bis, disediakan tempat duduk untuk berteduh bagi si penunpang.

Sebenarnya tanpa harus meneduh dihalte itu, cukup berdiri dibawah pohon rindang yang besar tadi, cukup dapat menahan air hujan atau sinar matahari disana.

Lagi-lagi forth menghela nafas panjang. Mata nya masih menjelajah disana, seperti sedang menunggu seseorang, atau dia sedang berkhayal yang tidak dapat dibaca oleh Lam.

Disini Lam mengkernyitkan keningnya, dia memandang kearah pandang Forth, lalu berhenti gantiab memandang sahabat yang duduk didepannya. Kenapa lagi kawan ku yang satu ini?

Datanglah satu lagi sahabat Lam dan Forth membawa satu nampan berjalan kearah mereka dengan lihai, memakai kemeja putih dan celana jeans hitam memakai celemek berwarna hitam bergambar cangkir kopi diatas papan biasa orang memanggil jelangkung berbentuk bulat dan bertuliskan abjad a b c d sampai z.

Cinta Itu Seperti jelangkungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang