Koridor

75 6 6
                                    

Pernah kutulis tentangmu dibukuku.

Tentang cinta yang kututup rapat kini kembali membuka pintunya.

Membuat sedikit jarak dari kepedihan.

Membuat sedikit celah untuk kepingan baru.

❣❣❣

Diiringi derap langkah yang beraturan Anella menyanyikan lagu yang sempat menemani hari-hari masa kecilnya. Entah apa maksud lagunya tapi nada musiknya selalu mampu membuat seseorang menjadi bersemangat setelah berhasil melalui kepenatan dunia.

🎵Kalau begini aku jadi sibuk, berusaha mengejar-ngejar dia matahari menyinari semua perasaan cinta tapi mengapa hanya aku yang dimarahi.🎵

Begitulah kira-kira sebagian dari larik lagu yang sedang Anella nyanyikan. Seingatnya lagu itu merupakan ost film tentang seorang bocah genit yang suka menggoda perempuan-perempuan seksi.

Astaga bahkan Anella tertawa mengingat ketika ia menangis saat ayah menukar channel tv disaat film itu ditayangkan, karna sedari dulu orang tuanya sangat tidak suka jika ia menontonnya, akan memberi efek buruk nantinya- oceh ayah setiap ia terciduk menonton film itu.

DUG

Dorongan keras itu berasal dari belakang, saking kerasnya sampai Anella tidak mampu menahan beban tubuhnya.

"Aduh." Ringisnya ketika melihat lututnya membentuk garis lurus namun mengeluarkan cairan merah.

"Lo jalannya pakai mata dong, jadi nabrak gue kan." Tegur seseorang yang sepertinya telah menabraknya tadi.

APA? LO BILANG GUE YANG NABRAK?

"Permisi tapi bukannya lo yang nabrak gue duluan?" Bantah Anella tak senang dengan apa yang dikatakan orang tadi.

Cowok itu cuma diam, menggaruk-garuk kepalanya, lalu mencongkel-congkel hidungnya sampai setengah dari telunjuknya hilang. Bersikap seakan tidak bersalah. "Oh ya? Jadi yang gue tabrak itu elo?"

Anella memutar matanya malas, pipinya yang lebar itu dipenuhi oleh udara yang siap untuk disemburkan pada cowok dihadapannya ini. "Lo-" perkataannya terhenti karna saat ini cowok itu sudah berada beberapa langkah didepannya-cowok itu pergi tanpa sebuah rasa bersalah.

"Makanya lain kali jalan hati-hati biar ngak ditabrak." Teriaknya tanpa sekalipun menghadap kebelakang, tepatnya kearah Anella.

❣❣❣

"Cepetan kerjain bentar lagi bel bunyi, Na!" Bentak Anella pada teman sebangkunya Anna yang sedari tadi sibuk bermain benda pipih yang mengeluarkan cahaya itu. Padahal pr sejarah yang tiga lembar itu sama sekali belum dikerjakan, dan mata pelajaran sejarah adalah pelajaran pertama di Selasa pagi ini.

"Bentaran bege, sabar dikit napa." Jawabnya tanpa sedikitpun beralih dari benda itu.

"Suka-suka lo deh! Udah untung diingetin, lima menit lagi Buk Angel on the way! Ini pesan terakhir gue." Kesal Anella sambil mencari-cari benda pipih miliknya.

"Pesan terakhir-terakhiran, kayak orang mau mati aja-APA? LIMA MENIT LAGI? KENAPA LO BARU BILANG SEKARANG NEL?"

Dengan tampang polos Anella terus men-scroll beranda instagram miliknya, tanpa sedetikpun melirik manusia menyebalkan dihadapannya. Perasaan bahagia itupun muncul saat ketua kelas berteriak bahwa Buk Angel sudah berada koridor sekolah, membawa buku-buku tebal tentang masa lalu itu.

Menyebalkan sekali karna pelajaran itu selalu mengajarkan tentang kejadian dimasa lalu, susah moveon apa tu guru?

"Nel gue harus apa!? Bantuin gue dong plis plis plis tolong gue nel!!!"

"Yaudah, mana sini tugas lo."

❣❣❣

Bukan tidak mungkin bila seseorang menginginkan kehidupan bahagia tanpa masalah, namun apa daya bila usaha tak sebanding dengan keinginan, bagaimana hasil dapat tercapai?

Seperti Anna yang sekarang sedang berlarian di lapangan sekolah dengan kalung bertuliskan, SAYA MALU TIDUR SAAT BU ANGEL MENERANGKAN.

Hukumannya ngakak banget, sumpah Anella ngga nyangka Anna bakal dapet hukuman kayak gitu. Udah make rok abu-abu juga masih dikasih hukuman kayak anak sd, ibuknya ngelucu kali ya?

"Wuu lari terooss, 15 keliling lagi mbaa!!" Teriakan teman sekelasnya yang memenuhi lapangan luas itu dengan tampang-tampang kriminalnya. Yang cuma Anella tanggapi dengan tawaan.

"Lo yang gue tabrak tadi ya?" Ucap laki-laki yang sedari tadi berada dibelakang Anella. Lebih bisa dikatakan bisikan sih, karna dia berbicara tepat disamping telinga Anella, membuat tubuhnya menegang.

Anella memutar tubuhnya untuk melihat pemilik suara itu, sampai akhirnya ia dapat melihat seorang laki-laki berperawakan tinggi, dengan kulit putih, dan style rambut berantakan namun menawan.

Tampan satu kata itu yang berhasil keluar dari bibirnya saat menatap bola mata indah laki-laki itu.

"Kenalin ini temen gue, Dhoriq." Laki-laki itu menepuk dada temannya, membuat sang korban melototkan matanya. Sakit pasti?

"Eh?"

"Kalo itu temen lo kan? Anna?"

Ini orang kenapa sih?

"Dan lo A-nel-la." Ucapnya dengan senyum tak tentu. Membuat Anella sedikit merinding dibuatnya, sebenarnya dia siapa?

Namun jujur dalam hatinya Anella sedang terbang tinggi karna laki-laki tanpan itu berdiri dihadapannya, bahkan berbicara padanya. Hal yang tak pernah terlintas di fikirannya.

"Ngapain lo tanya-tanya!"

"Engga tadi gue habis nyium bau-bau cinta. Eh malah nemu elo dan sekarang gue makin yakin kalo hati gue emang udah berlabuh dihati lo." Jelasnya terus terang yang membuat Anella tau satu hal, pria dihadapannya bukanlah pria baik-baik.

Salah mungkin apabila langsung ngejudge orang tanpa mengenalnya lebih dalam, namun laki-laki baik tak akan mengatakan hal seperti itu pada sembarang orang kan? Apalagi pada orang yang baru saja dikenalinya.

Dan hari itu juga, Anella mencoret wajah orang itu dari daftar pacar idamannya.

Ia benci laki-laki seperti itu, dasar playboy-

❣❣❣

Yeyy part 1 finally! Kritik dan sarannya ditunggu ya temen-temen❤

Oiya udah coba mencet bintangnya di prolog belum? Kalo ngga dapet apa-apa, coba lagi deh, kali aja berhasil di part yang ini dan buat temen-temen yang belum coba mecet di prolog ayo dicoba pencet di part koridor hehe.

Thanks for reading❤

Go follow ig: @thrfao

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 27, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WiddieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang