2.Jim.

10.1K 503 1
                                    


Hati-hati Typo bertebaran dimana-mana.

Happy Reading.

"Kuharap kau suka dengan apartement ini" Aliya tersenyum saat membaca Note yang dititipkan Jimin pada penjaga apartement yang baru diberikan Jimin.

Aliya baru saja mengantar Gyuri ke Bandara. Jimin memberikan pekerjaan pada Kakaknya itu di Jepang sebagai pegawai butik.

"Kurasa ini menarik" Aliya tersenyum sambil memegang kartu kredit pemberian Jimin saat mereka baru saja bercinta.

Dreett...drett.
Aliya merogoh ponselnya saat dirasa benda persegi itu berbunyi. Tertara nama Jimin disana.

"Wae?"

"Kau kasar sekali. Tidak ada ucapan terima kasih untukkku?" Ucap Jimin diseberang sana.

"Jangan banyak bicara. Kau mau apa menelfonku?" Ucap Aliya.

"Baiklah! Kau tidak sabar sekali. Aku cuma mau bertanya apa kau suka Apartement itu?"

"Lumayan! Lebih baik dari pada aku tinggal dijalan" ucap Aliya singkat.

"Baiklah jika kau suka. Kakakmu akan sampai di Jepang dengan selamat. Dan aku mungkin akan mengunjungimu malam ini"

"Sayangnya aku sedang tidak bisa. Aku ada acara dikampus jadi Mian Tuan Park" ucap Aliya.

"Kau mengikuti acara amal kan? Aku juga akan datang sebagai donator disana. Jadi kau tak ada alasan untuk menolakku" kekeh Jimin.

"Ah ya aku hampir lupa. Kau kan tunanganya Jung Mina jadi pasti kau datang benarkan?" Ucap Aliya sinis.

"Mulutmu benar-benar lebih tajam dari pada Pisau. Itu cukup melukaiku kau tahu" Aliya terkekeh saat mendengar ucapan Jimin.

"Wae? Aku bicara kenyataankan?. Kau memang tunangan dari putri mahkota Jung's Company" kekeh Aliya.

"Kau akan menyesal jika meneruskan itu Nona Kim" Aliya tersenyum sinis.

"What Ever. Kudengar kalian akan menikah akhir tahun ini? Wah Chukae. Kau akan menyandang suami dari putri itu" Aliya terus mengejek Jimin.

"Kau sudah kuperingatkan Nona Kim. Dan kau terus melanggarnya. Kupastikan kau akan menyesal nanti" Aliya tersenyum saat Jimin mematikan sambungan telfonya.

"Kukira aku harus menemukan alasan Jimin tidak menyukai Mina" ucap Aliya.

*

Aliya menatap datar pada sekumpulan anak Dance yang tengah bersiap untuk acara amal. "Jika bukan karena Han Saem. Aku tak sudi ikut acara ini" monolog Aliya.

"Kau sexy" Aliya memutar bola matanya saat mendengar pujian Minho.

"Aku tak berminat dengan pujianmu Tuan Kim" ucap Aliya dingin.

"Tapi kau benar-benar sexy. Bahkan lebih sexy dari pada putri itu" Aliya tersenyum sinis saat mendengar ucapan Minho.

Ia memakai hot pant yang benar-benar minim. Tangtop yang memperlihatkan perut rata dan bahunya juga terbuka sebelah.

"Bukanya lebih baik dia tidak pakai baju. Untuk apa pakai baju jika payudaranya hampir tumpah itu terlihat. Sekalian saja dia pakai CD toh celana itu juga memperlihatkan bokong tipisnya" Aliya tersenyum saat mendengar ucapan sinis Minho.

"Kau pantas menjadi pengkritim Kim. Mulutmu bahkan lebih pedas dariku. Terus saja kritik putri itu karena aku mau keluar" Aliya langsung keluar dari ruang Dance. Ia butuh udara segar saat ini.

MY DREAM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang