Jauh di dalam hutan, seorang anak perempuan tengah mencari kayu bakar. Suara deru napas yang tersengal di tengah dinginnya suhu udara, membentuk asap tipis setiap kali anak itu bernapas.
Beberapa kayu berukuran sedang bertumpuk menjadi satu di sebuah tas berongga yang terbuat dari kayu. Syal merah hati dilingkarkan dilehernya, coat tebal dan lusuh menjadi satu-satunya pelindung dibalik tubuhnya yang kecil dan mungil.
Setiap anak itu berpijak, kakinya bergetar karena menopang banyaknya beban dipunggungnya. Hanya inilah yang bisa ia lakukan, neneknya sudah tidak begitu sanggup untuk mencari kayu di tengah hutan yang tidak berujung.
Anak perempuan itu memungut kayu yang ke sembilan, dengan napas yang tersengal, ia menaruh tas kayunya dengan cepat dan kasar. Peluhnya terasa dingin, wajahnya pun pucat.
"Lima kayu lagi, aku pasti bisa. Kalau tidak, maka kami tidak bisa makan," kata anak perempuan itu.
Saat ia hendak menaruh kayunya di tas, seekor beruang yang cukup besar menggeram. Anak perempuan itu mematung dengan perasaan takut. Tubuhnya gemetar saat mendengar geraman itu.
Anak perempuan itu menoleh kebelakang, terlihat seekor beruang yang besarnya dua kali lipat dari beruang biasa. Warnanya putih keabuan dengan mata kuning menyala. Diatasnya, terlihat seseorang, menunggangi beruang itu.
Orang itu memakai zirah dengan lambang bangsa Theanos. Sebilah tombak juga dipegangnya. Mereka saling bertatapan untuk beberapa lama, orang itu mengacungkan tombaknya dan bersiap untuk menembakan tombak itu ke arah anak tersebut.
Pupil anak perempuan itu seketika mengecil saat tombak tersebut hendak mengenai tubuhnya. Untung saja meleset, tombak itu hanya menggores lengan kanannya. Darah segar mengalir tak terbendung, tombak itu mampu menembus coatnya dan tertancap di pohon tepat dibelakang anak itu.
Anak perempuan itu seketika berlari dengan teriakan meminta tolong. Kaki kecilnya berlari, menjauhi beruang yang mulai mengejarnya.
"SIAPAPUN, TOLONG AKU!" teriaknya histeris sambil berlari.
Ileana yang tengah berjalan tepat di depan Vano tiba-tiba berhenti saat mendengar suara anak kecil. Matanya celingukan mencari sosok yang menghasilkan suara itu. Suara seperti meminta tolong.
"Apa kau dengar sesuatu?" tanya Ileana kemudian.
Vano terdiam dan mendengarkan alam. Ia tidak mendengar apapun kecuali suara burung dan angin. Lantas ia menggeleng.
Ileana sangat yakin bahwa ia mendengar suara anak kecil meminta pertolongan. Ileana pun bergegas mencari sumber suara, Vano hanya membututi tanpa bertanya. Toh, Vano tahu jika Ileana bisa mendengar dengan tajam.
Suara langkah kaki yang cepat namun pendek menginjak daun-daun yang basah ditanah. Alas kaki yang sudah usang tak mampu lagi menampung kakinya hingga harus rusak tersangkut akar-akar ketika anak itu berlari.
Perasaan takut dan ngeri tergambar dengan wajah yang penuh dengan peluh, matanya yang melotot dengan pupil yang mengecil. Meninggalkan semua kayu yang sudah susah payah ia cari untuk menyelamatkan diri dari kejaran beruang dan prajurit Theanos.
"Siapapun! Tolong!" teriak anak tersebut dengan berharap penuh seseorang menolong nyawanya. Sambil menoleh kebelakang, anak itu melihat pembunuh berdarah dingin yang siap menebas lehernya.
Anak itu begitu takut dengan orang berbaju zirah dan mengendarai semacam beruang besar, karena merekalah orang tua si anak terbunuh tanpa ampun. Pembantaian besar kepada seluruh keluarga dan hanya menyisakan anak-anak yang beruntung hidup.
Saat Ileana tengah mencari sumber suara yang ia dengar lagi barusan, dirinya ditabrak oleh seorang anak yang menangis dengan wajah takut.
Anak itu mendongak, melihat seorang wanita cantik yang terlihat bagai malaikat dimatanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/135933850-288-k852654.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ILEANA The Last Fighter (REMAKE)
FantasyIleana, seseorang yang mempunyai bakat spesial dengan pendengaran dan penglihatannya yang jauh dari kapasitas rata-rata manusia normal. Kini, Ileana sedang memburu pembunuh orangtuanya 18 tahun silam. Bangsa Theanos yang terkenal kejam. Tak disangk...