"Paagiii maaa.. paa" teriak Aira, anak perempuan semata wayang Alisa dan Yudha.
"Pagi sayang, nih sarapan kamu" ucap Alisa sambil menyodorkan sepiring nasi goreng pada Aira.
"Hari ini MOS pertama?" tanya Yudha.
"Iya pa, Aira takut telat nih. Denger-denger kakak-kakak MOS nya disiplin banget jadi gak boleh telat deh" jelas Aira.
"Kak Alex anter kamu ya?" tawar Yudha.
"Eh.. emm.. gak usah deh pa, Aira naik angkot aja, sekali-sekali boleh dong. Lagian kak Alex kan belum masuk sekolah."
"Tapi sayang, kamu gak takut apa naik angkot?" tanya Alisa khawatir.
"Ma cukup deh, Aira udah 15 tahun, harus berani harus mandiri" tutur Aira.
"Yaudah terserah kamu, cepet makannya udah jam setengah 7" ucap Yudha yang tengah bersiap untuk berangkat kerja.
"Pa.. biarin dia makan dulu, kok malah disuruh cepet-cepet sihh" tegur Alisa.
"Iya iya ma, yaudah papa berangkat kerja dulu ya" Alisa merapikan kembali dasi dan kemeja Yudha. Yudha mencium kening Alisa dan Alisa pun mencium tangan Yudha diikuti dengan Aira.
"Aira udah siap nih ma, Aira juga berangkat ya"
Setelah mencium tangan Alisa, Aira segera pergi meninggalkan rumahnya.
Untuk menuju halte iya harus berjalan ke simpang komplek Muara Indah yang tidak jauh dari rumahnya.
Pukul tujuh kurang 10, Aira belum juga melihat angkutan umum yang akan mengantarkannya ke sekolah. MOS SMA Cahaya Bangsa memang diadakan 4 hari sebelum seluruh pelajar masuk sekolah, sehingga sulit menemukan angkutan umum di hari libur.
Tiba-tiba sebuah mobil sedan hitam tampak menepi dan berhenti tepat dihadapannya.
Kaca mobil itu dibuka dan memperlihatkan seseorang yang tidak asing bagi Aira.
"Lo adik angkat Alex Bramasta Arsha kan?" tanya seseorang itu sambil melihat seragam yang dikenakan Aira.
"Siswi Cahaya Bangsa juga? demi apa anak pengusaha kelas atas sekolah di Cahaya Bangsa?" sindirnya.
"Kak Arthur kan? anak pejabat yang juga sekolah di Cahaya Bangsa. Terus apa bedanya?" tanya Aira ketika ia melihat seragam Arthur yang serupa dengannya.
"Lo mending masuk, 10 menit lagi kita telat" kata Arthur.
Aira memasuki mobil Arthur.
Dalam perjalanan menuju SMA Cahaya Bangsa mereka hanya berbasa-basi, hingga ke topik sensitif bagi Aira.
"Btw kenapa lo masuk SMA Cahaya Bangsa? tipe kayak lo kan biasanya di International High School?" tanya Arthur penasaran.
Aira tersenyum dan berusaha menjawab dengan santai pertanyaan Arthur.
"Kak Arthur memang selalu nilai manusia dari cover? lagi pula apa bedanya aku sama kakak dan kak Alex yang juga sekolah di Cahaya Bangsa?" tanya Aira.
"Semua juga tau, Alex cuma anak angkat dari pengusaha CEO Arsha Group dan pewaris Arsha Group adalah anak kandungnya yaitu elo! Kalo gue? Gue cuma anak pejabat nggak sehebat keluarga lo lah" jelas Arthur.
"Hah? kakak denger dari mana kalo gue pewaris tunggal? Kak Alex yang bilang ya?" tanya Aira memastikan.
"Bukan Alex, tapi emang bener kan lo itu pewaris tunggalnya" jawab Arthur.
"Kakak kok bisa sih percaya sama gosip murahan gitu, gak nyangka deh cowok cool kayak kakak mau juga percaya gosip" sindir Aira telak.
Arthur terdiam sesaat. Ketika ingin bicara Aira memotongnya lebih dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alone
Teen FictionTidak ada manusia yang sempurna. Mungkin kalimat tersebut cocok untuk Aira Pricilla. Gadis yang sering disebut banyak orang sebagai gadis yang sempurna, cantik, cerdas, rendah hati, dan berasal dari keluarga kaya. Bukan tidak mungkin jika gadis itu...