Chapter 01

50 5 0
                                    

Cerita ini menceritakan tentang kerinduan yang tiada arti, menunggu seseorang yang jauh disana.

Gadis itu dengan lincahnya, memandu setiap wisatawan yang datang ke pariwisata itu, 'TAMAN NASIONAL TANJUNG PUTING', terpampang jelas nama itu saat para wisatawan memasuki wilayah itu.

Kali ini dia memandu para wisatawan lokal, wisatawan  yang sangat antusias mendengarkan setiap penjelasan yang keluar dari mulut kecil gadis itu, para wisatawan itu mendengarkannya sesekali melihat ke arah yang ditunjuk gadis itu.

Gadis itu masih sama, dia menjelaskan sangat detail setiap nama dan lokasi yang mereka lewati, memandu ke arah tempat orang utan berada. Menjelaskan apa saja yang diperlukan oleh orang utan itu, dia juga menjelaskan beberapa tumbuhan dan hewan langka disana.

Di antara beberapa wisatawan itu, ada satu wisatawan laki-laki yang memperhatikan gadis itu dengan sangat intens dan tak lupa pula dia memotret gadis itu, laki-laki itu memperhatikan setiap gerakkan yang dilakukan gadis itu. Memperhatikan setiap penjelasan yang dikatakan gadis itu, laki-laki itu terus memperhatikannya, penuh dengan rasa terpesona ke arah gadis itu.

Laki-laki itu sedikit demi sedikit mendekat ke arah gadis itu, walaupun tidak sangat dekat setidaknya laki-laki itu bisa sedikit lebih dekat dengan gadis itu, gadis itu terus berjalan yang diiringi para wisatawan, gadis itu yang merasa diperhatikan memalingkan sorot matanya ke arah turis laki-laki itu, turis laki-laki yang setahu dia berasal dari Amerika Latin itu memalingkan matanya, gadis itu menyuruh temannya untuk melanjutkan perjalanan sendiri terlebih dahulu.

Diam-diam dia mendatangin laki-laki itu, hingga satu titik disaat mereka berdua saling bertemu.

" sorry, I don't like to be looked at like that" kata gadis itu dingin.

"forgive me, if bothered Maybe I too admire the way you explain to the tourists" kata laki-laki itu.

Gadis itu hanya diam dan tak bergeming sedikit pun. Tapi entah mengapa laki-laki itu merasa ada magnet yang mendorongnya untuk mengajak gadis di depannya berkenalan.

"apakah aku boleh mengenalmu,
My name is Aaric Audison and just call me Aaric" laki-laki itu memperkenalkan diri dengan bahasa Indonesia bercampur inggris. Tak lupa pula ia menjulurkan tangannya.

Demi sopan santun dan profesional gadis itu. Menyambut tangan laki-laki dan memperkenalkan diri "my name is Larasati Putri Borneo and just call me Laras"

setelah memperkenalkan diri kepada laki-laki bule yang bernama Aaric itu tanpa banyak bicara lagi Laras pergi meninggalkan Aaric. Dan lebih tepatnya lagi dia tidak peduli.

"Berani sekali dia menatapku seperti itu dan memotretku, tanpa seizinku. Jika saja dia bukan tamu, ingin sekali aku meleparnya kesungai. Setidaknya para Buaya tidak bosan hanya makan itu-itu saja." Batin laras, sambil berjalan menuju para wisatawan yang telah dia suruh jalan duluan.

Laras adalah wanita yang sangat sensitif dengan hal yang sepele.

*****

Mungkin sebagian dari kalian bertanya apa itu Tanjung puting.
Tanjung puting adalah kawasan wisata alam yang terdapat di Kalimantan Tengah. Tepatnya di kota Waringin Barat Pangkalan Bun.

Dimana Wisatawan harus menaiki sepit atau kelotok untuk mencapai Tanjung puting. Mengapa diberi nama kelotok. Karena, suara mesin kapal yang digunakan berbunyi Tok... Tok... Maka dari itu penduduk setempat menyebutnya kelotok.

Bukan cuma wisatawan lokal yang datang ke Tanjung puting. Tapi, juga banyak wisatawan Mancanegara.

Tujuan utama mereka berwisata ke Tanjung puting adalah ingin melihat Orang utan dan spesies tumbuhan yang ada di Tanjung puting.

Untuk mencapai Tanjung puting, kita memerlukan kurang lebih delapan jam jika menggunakan kelotok.

Tidak.... jangan salah paham dulu. Diperjalanan menuju Tanjung puting kalian akan disuguhkan dengan pemandangan alam yang amat luar biasa indah. Monyet-monyet banyak terlihat disepanjang sungai sekonyer.

Apalagi saat Sungai sekonyer diterpa sinar matahari. Sungai itu akan terlihat amat eksotis. Jadi, kalian tidak akan menyesal jika mengunjungi Tanjung puting.

Dan ada satu hal lagi kalian yang harus tau jika sungai sekonyer dibalik keeksotisannya, memiliki penunggu. Apalagi kalau bukan Buaya. Tapi tenang, jangan takut jika kalian tetap berada di kelotok kalian aman.

Ngomong-ngomong di Tanjung puting Monyet adalah makanan utama bagi para Buaya. Ah sial! Sekali nasib para Monyet itu.
Bayangkan saja jika salah satu dari Monyet yang pernah di makan Buaya itu memiliki kekasih. Pasti kekasih Monyet itu teramat sedih dan rindu. Selalu memikirkan hal indah yang pernah mereka lewati bersama. Menunggu tanpa kepastian dan berharap kekasihnya tersesat bukan dimakan Buaya.

Mununggu aku amat membenci kata itu.

****

Jangan lupa vote and comment...

Ku Tunggu Kau Di Tanjung Puting Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang