-0-

198 73 41
                                    

"dia mati dengan cara yang sangat tragis, dia melompat dari lantai tiga gedung sekolah kita."

"isu yang beredar sih, menyatakan kalau dia mati dengan cara bunuh diri, dia depresi karena selalu mendapatkan nilai kecil dalam tugasnya dan menjadi bahan olokan teman-temannya"

.

"Hah? Apakah tidak terlalu memalukan, dia bunuh diri dengan cara seperti Itu? Apa dia tidak terlihat seperti anak kecil? " ucapku menjelaskan dengan lantang membahas topik yang sedang hangat menjadi perbincangan yang populer

***

Pada malam tepat pukul 12.03 aku terbangun, mataku tertuju pada sudut ruangan dengan lampu tidur yang sedang berkedip tak karuan

Penglihatanku mengabur seketika, seperti ada sesosok wanita mengenakan baju sekolah, entah dari mana, penglihatannya tidak jelas.

Tidak ragu dengan perasaan yang sedikit takut aku menghampirinya, dia membuka kepalan tanganku sedikit demi sedikit, dan dia memberikanku secarik kertas, yang mana tertulis

"0"

aku ter-engah kebingungan memikirkan apa arti dari angka itu.

Oiya aku baru ingat.

Kan aku yang membantunya mengerjakan semua tugas-nya agar ayah dan ibu tidak marah waktu itu.

kupikir aku melihat senyuman kecil, apa itu? 

ohitu, aku tau

-terimakasih.

Andai saja jika ibu dan ayahku mengetahui kalau aku terbunuh sekarang, mungkin mereka tidak akan memakan banyak korban lagi, korban, yaitu kakak-kakak ku, yang mana mereka sudah tau bahwa semuanya akan mati.

Setidaknya ibu dan ayah tidak curiga, dan aku bisa membantu kakak-kakak ku yang lain.

-terimakasih kembali, dik.





































Maafin author kalau kurang greget, ini cerita pertama author genre horror, semoga suka ^^

Vote and comment, trmksi

[oneshoot]normal?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang