Sleepy Me

611 42 6
                                    

"Shin! bangun heei.." Terdengar suara Aunty Lulu berteriak.

Tetapi aku masih ingin berbaring sebentar lagi di kasurku tercinta, rasanya ada perekat yang menempel diantara aku dan kasurku.

"Ryu Shina!!!" Aunty Lulu semakin keras memanggilku.
Aku memang mendengarnya, tetapi semalam ngantuk. Ingin tidur lagi, waktunya nggak banyak.

"Shina!!!! udah telat banget ini!" Aunty Lulu tiba-tiba masuk ke kamarku.

Sambil menggaruk-garuk mata aku menjawabnya,
"Aku masih ngantuk aunty.. sebentar yaa sebentar.."
Pasti terbayang oleh kalian, cuaca dingin menusuk tulang, diselimuti oleh selimut berbulu halus yang menghangatkan.

"Shin! 15 menit lagi gerbang sekolah ditutup!!! ini udah jam 6:45 lho!" Aunty menarik tanganku.

"APAA??? aku kira masih jam 6 pagi Auntyy!!!, oke-oke aku langsung mandi dan pergi ke sekolah."
Aku kaget, kenapa? kok udah jam segini?
Sambil bergegas mandi langsung pakai seragam, akupun pamit.

"Aunty!! Shin jalan kaki aja ya!! ini lari kok!!!"
Aku takut sekali terlambat hari ini.

"Heei! sarapannya belum dimakan Shin!!" Aunty mengejarku tetapi 5 detik saja aku sudah jauh dihadapan Aunty.

"Heei! sarapannya belum dimakan Shin!!" Aunty mengejarku tetapi 5 detik saja aku sudah jauh dihadapan Aunty

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku lari sekencang mungkin, tidak mementingkan orang-orang disekitarku.

"Brakk!!!!" Ada seseorang dari arah jalan raya menubrukku, cukup keras.

"Ah!! kalo jalan liat-liat kali ah! dasar cewek gila!"

Tunggu.. sepertinya aku tahu suara siapa ini. Aku masih menunduk, merapihkan bajuku yang agak kotor.

"Aduh, lo kali yang maen nubruk gue!!" Jawabku.

"Ehh lo? bukannya kita satu sekolah?" Itu Devan, saat melihatku, sepertinya ia terlambat juga.

"Eh, iya seragamnya sama."
Aku kaget ketika aku mengetahui itu Devan,
pura-pura nggak kenal, gamasalah kan?

"Yaudah ayo lari, udah 5 menit lagi gerbang sekolah ditutup!" Devan mengajakku berlari sambil menggendong tasnya.

Aku mengikuti larinya.
Tetapi sayang, ketika sampai di sekolah,
gerbang sekolah sudah mutlak tertutup, terlihat beberapa siswa yang terlambat memasang muka cemas.
Aku termasuk anak yang jarang banget terlambat kesekolah. Tetapi sepertinya, Devan sudah terbiasa dengan keterlambatan. Wajahnya menunjukan
"ini semua hanyalah hal sepele".

"Yahh.. kok telat sih.." Aku menyandarkan diri di gerbang sekolah yang sudah tertutup rapat.

"Gue Devan." Devan menyodorkan tangannya kepadaku sambil memasang wajah acuh.

Scars.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang