#1. Cinta Pertama, Pacar Pertama, Mantan Pertama

92 4 2
                                    

Setiap orang punya kisah masa lalu. Akupun punya. Aku yakin kalian pasti punya. Semua orang pasti memiliki pengalaman pertama dalam hidup mereka, Entah cinta pertama, pacar pertama dan mantan pertama .

Cinta pertamaku jatuh pada Ayah, aku menetapkan ayah sebagai cinta pertama. Karena beliau laki-laki pertama yang mengenalkan dan memberikan cinta kepadaku. Maka dari itu aku menjadikan ayahku sebagai patokan atau panutan dalam mencari sosok lelaki idaman. Aku ingin memiliki pendamping hidup seperti ayah.

Cerita cinta pertamaku dengan sosok lelaki selain ayah tidak begitu berjalan lancar. Berawal dari kagum. Suka, memendam sendiri, kemudian menyerah. Aku tak sanggup menggapainya. Belum saatnyaa aku menceritakan sosoknya. Lain kali saja, akan tiba saatnya.

Lain cerita dengan kisah pacar pertama. Pertama kali pacaran saat dibangku SMA kelas 2. Telat amet ! Karena memiliki karekter 3P(Pendiam,Pemalu dan Penyendiri). Aku sulit menjalin hubungan cinta yang mengatas namakan pacaran, Duh duh...

Lalu kenapa bisa pacaran ?

Berawal dari keisengan teman. Adnan teman dekat, teman dari kecil, teman kompleks, temen lorong, tetangga depan rumah. Bisa dikatakan sahabat dari orok yang mulai gerah, gelisah,merana melihat sahabatnya jomblo ngenes bertahun-tahun.

"Na mau aku kenalin sama temen aku nggak ?" Tanya Adnan duduk jongkok didepan pagar rumahnya.

"Ngapain ? " aku berbalik tanya sambil menyapu dedaunan gugur depan pagar rumahku.

"Yah nambah-nambah temen aja. Kasian, temen kamu aku doang."

"Pede. Teman aku bukan kamu aja kali. Banyak ! Teman sekolah, teman kelas, teman les private, temen...."

"Elah bukan itu maksud aku. Teman special. Kamu punya ? "

"Martabak kalii, special. Emang ada yang mau ?" Aku memunggungi Adnan menyembunyikan raut wajah ketertarikan.

"Ciih garing .... Pasti ada. Tunggu aja." Tegas Adnan percaya diri. "Badaaiwey dedaunan yang kamu sapu pada beterbangan kesini." Tunjukknya bertekuk muka.

Aku berbalik memperhatikan. "Mana ada. Ngarang bebas kamu. Orang aku pake sekop sampah trus dimasukin langsung ketempat sampah."

Adnan memungut sehelai daun kering."Terus ini dari mana ?"

"Jangan-jangan kamu berak daun kering kali. Berjam-jam jongkok, keluar semua dah isi perutmu. Ngemil tuh mangga muda Nan, bukan daunnya."

"Mulai bicara kotor nih anak." Adnan memungut beberapa daun dan bangkit. "Sini aku suapin snack daun renyah."

Aku berlari masuk ke dalam rumah melarikan diri dari Adnan. Dia tak akan berani menyusulku karena takut pada papaku. Papa berkumis yang tampak galak dari luar tapi berhati hello kitty.

Beberapa hari kemudian Adnan datang kerumah dengan dua orang remaja masjid. Ilham juga termasuk remaja masjid kompleks.

Tujuan Adnan ada dua. Pertama minta sumbangan buat acara maulid yang akan digelar minggu depan. Kedua, ingin memperlihatkan diriku pada temannya.

Tanpa skenario dan berjalan alami. Kebetulan aku yang membuka pintu rumah dan mempersilahkan mereka masuk. Ketiganya duduk sopan diatas sofa. "Tunggu. Aku panggil papaku." Seru ku pamit menyoroti Adnan tanpa memperhatikan dua orang yang bersamanya.

Adnan mengacungkan jempol. "Sip."

Aku berlalu meninggalkan mereka. Tanpa tahu apa yang tengah mereka bicarakan.

Author Pov

"Gimana menurutmu ? " tanya Adnan menaikkan satu alis menuntut tanggapan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 12, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Self ReflectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang