"Sekarang tentukan pilihanmu, mau tetap tinggal disini atau pergi ke luar negeri" ucap seorang wanita paruh baya yg di ketahui sebagai mertua dari wanita yg tak lain adalah menantunya itu.
Bukan tanpa alasan wanita paruh baya itu memberikan pilihan kepada menantunya, pilihan itu diberikan nya karena sang anak -suami dari menantunya- itu telah meninggal akibat kecelakaan, dari awal mertuanya memang tidak menyukai menantunya itu di tambah lagi hasutan dari menantunya yang lain yang mengatakan bahwa menantunya itu telah merencanakan kecelakaan untuk suaminya sendiri demi menguasai Harta suaminya dan inilah kesempatan untuk membuang jauh menantunya itu dari kehidupannya.
"Jika kau tetap memilih tinggal disini, aku tidak akan memberikan bantuan keuangan untukmu dan anakmu itu, tapi jika kau memilih untuk pergi keluar negeri, aku akan tetap membiayai kehidupan mu dan anakmu, asal dengan syarat kau tidak boleh menampakkan wajahmu dan anakmu lagi di keluarga ini" lanjutnya
apa si nenek tidak menyayangi cucu nya itu, sampai dia tega ingin membuang cucu nya, tidak itu salah, si nenek menyayangi cucu nya itu sangat malah, tapi semua berubah semenjak ipar dari menantunya mulai menghasut si nenek, hingga si nenek menjadi membenci cucu kesayangan nya itu.
Di lain tempat di rumah itu, tepatnya di sebuah kamar yang di dominasi dengan warna biru, terlihat dua anak kecil yang sedang asyik bercanda.
"Hahaha ampun bang, geliiii... iya ampunnn haha udah jangan di gelitiki lagi, iya iya adek ngaku kalah.... hahaha"ucap anak itu sambil terus tertawa
"Makanya dari tadi harusnya adek udah ngaku kalah aja jadi kan abang gak bakal geletiki adek " ucap anak yang menyebut dirinya abang itu sambil menyubit hidung adiknya sayang
"Bang, janji ya gak bakal ninggalin adek? Papa udah pergi ninggalin adek, abang jangan ninggalain adek juga" ucap anak yg lebih muda.
"Iya, abang janji gak bakal ninggalin adek, abang akan selalu jaga dan lindungin adek" jawab anak yang di panggil abang itu
"Adek gak mau pisah sama abang, adek sayang banget sama abang, abang itu udah kayak abang kandungnya adek" ucap anak itu sambil mendekat kearah abangnya untuk memeluknya
"Abang juga sayang banget sama adek, pokoknya abang janji gak ada yang bisa misahin kita" ucap anak yang lebih tua sembari membalas pelukan adiknya itu.
.
.
."Jawab !, pilihan mana yang kamu pilih Rani ?" sang mertua mulai kehilangan kesabarannya karena menantunya masih diam dan tak kunjung memberikan keputusan atas pilihannya itu
"Ibu apa tidak bisa saya tetap tinggal disini, bagaimana pun juga Bintang itu cucu ibu, apa ibu tega membuangnya bukankah ibu sangat menyayangi Bintang"
Sang mertua mendengus mendengar ucapan dari menantunya yang di ketahui bernama Rani itu
" dengar Rani, ini semua tidak ada sangkut pautnya dengan sayang atau tidak sayangnya saya pada anak itu, saya hanya tidak mau lagi melihat mu di rumah ini, sudah cukup saya menahan nya selama ini dan saya dengar dari Adel kamu tidak pernah tulus kepada anak saya, kamu bahkan sudah merencanakan kecelakaan itu demi hartanya iya kan !"
" sudahlah biar saya saja yang memutuskan !, besok kamu dan anak kamu itu harus pergi ke luar negeri, saya masih punya rasa kasihan kepadamu saya akan tetap membiayai kehidupan mu dan anakmu itu disana tapi kamu harus menghilang dari keluarga ini, anggap kamu tidak pernah ada hubungannya dengan keluarga ini, anakmu juga masih bisa bersekolah sampai kejenjang pendidikan tertinggi, belum tentu kalau kamu lebih memilih menetap disini kamu bisa menyekolahkan dia !" ucap sang mertua sambil berjalan meninggalkan ruangan tempat ia dan menantunya itu berbicara.