5.Awal Pendekatan

41 12 9
                                    

Sudah hampir dua bulan Vanno bersekolah di SMA Xaverio. Selama itu juga Vanno baru berencana ingin lebih dekat dengan Vanilla. Dan sekarang adalah jam istirahat kedua, Vanno ingin bergabung dengan Vanilla dan sahabat-sahabatnya.

"Van, gue boleh gabung?" saat Vanilla dan sahabat-sahabatnya ingin keluar kelas, Vanno menyamperi Vanilla.

Vanilla menatap sahabat-sahabatnya untuk meminta pendapatnya, saat Vanilla tau jawaban dari tatapan sahabat- sahabatnya "yaudah, gabung aja" jawab Vanilla.

Vanno pun tersenyum dan mulai jalan beriringan denga Vanilla, Icha, Ghani, dan Fahri menuju kantin.

Saat mereka berlima sampai dikantin mereka menuju meja yang paling pojok seperti biasanya.

"Kalian mau pesen apa? Biar gue aja yang pesenin" Vanno menatap mereka berempat.

"Gue siomay sama es jeruk aja Van" jawab Icha.

"Gue juga deh, samain kea Icha" ucap Vanilla. Vanno beralih menatap Ghani dan Fahri "kalo kalian berdua pesen apa?" tanya Vanno kepada Ghani dan Fahri.

"Gue pesen bakso yang pedes level 5 sama es jeruknya 2" ucap Ghani.

"Biar kuat aja lu pake level 5 segala." kata Fahri.

"Kuat lah, emang lo gak berani" remeh Ghani.

"Beranilah cuma level 5 doang mah kecil" Fahri menjetikan jari telunjuk dan jempolnya "Van, gue pesen bakso level 7" ucap Fahri pada Vanno.

"Oke, terus minumannya apa?" Fahri agak memikir "gue pesen es jeruk 1 aja, nggak kea sih Ghani. Masa cuma level 5 pesen minumannya 2" ejek Fahri.

"Oke gue pesen level 7 sama es jeruk nya 1" tantang Ghani.

"Oke, sabar yah gue pesen dulu" Vanno beranjak untuk memesan makanan teman-temannya.

Gue bantuin Vanno gak yah? Kasian dia, masa ntar dia bawa makanannya banyak. Ntar kalo jatoh gimana? Ah bodolah, gengsi gue ntar yang ada ketauan lagi kalo gue suka sama dia -batin Vanilla.

Saat hampir 10 menit berlalu, akhirnya Vanno datang sambil membawa makanan teman-temannya dibantu oleh Mang Tatang.

Vanno meletakan makannya diatas meja "makasih yah Mang" kata Vanno pada Mang Tatang.

"Iya nak Vanno, yaudah kalo gitu saya balik lagi. Soalnya lagi rame yang beli" ucap Mang Tatang.

"Iya Mang, sekali lagi makasih" Mang Tatang pun beranjak dari tempatnya.

"Maksih Van" ucap mereka berempat pada Vanno. Vanno hanya tersenyum.

Mereka berlima pun memakan makanannya dengan lahap.

*****

S

etelah bel pulang berbunyi, Vanno mengajak Vanilla ke halaman belakang sekolah untuk mengasih Vanilla sesuatu.

"Lo mau ngomong apa sih? Kok sampe ngajak gue ke halaman belakang sekolah?" tanya Vanilla bingung.

"Nggak kok, nggak mau ngomong apa-apa. Gue cuma mau ngasih lu sesuatu doang" kata Vanno.

"Ohh gue kira apa" Vanno memberikan kotak kecil kepada Vanilla.

Vanilla menerima kotak kecil yang di berikan oleh Vanno "apa lagi ini?" tanya Vanilla.

Vanno tersenyum "coba aja lo buka kotaknya" ucap Vanno.Vanilla mengagguk dan membuka kotak tersebut.

Vanilla mengerutkan keningnya bingung "gelang?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vanilla mengerutkan keningnya bingung "gelang?"

Vanno mengaggukan kepalanya "iya, tadi pas berangkat sekolah gue liat ada tukang gelang. Pas gue liat-liat gelangnya gue nemu gelanh itu, dan gue rasa gelang itu cocok sama tangan lu" jelas Vanno.

"Ohh, maksih yah Van. Lo udah baik sama gue" jawab Vanilla. Vanilla memakai gelang pemberian dari Vanno dengan perasaan yang sangat senang.

"Iya, yaudah sekarang kita pulang yuk?" ajak Vanno "lo pulang naik apa?"

"Gue ntar di jemput sama kakak gue, paling dia lagi ada di jalan" ucap Vanilla.

"Ohh yaudah, kita kedepan yuk" Vanilla mengangguk.

Mereka berdua jalan beriringan kedepan gerbang sekolah.

*****

Selesai makan malam Vanilla pergi ke kamarnya untuk mengerjakan pr fisika. Vanilla mengerjakan pr nya dengan serius.


Setelah satu setengah jam berlalu, akhirnya Vanilla dapat menyelesaikan pr fisikanya. Vanilla merenggangkan otot-ototnya karena merasa kaku saat mengerjakan pr tadi.

Setelah membereskan buku-buku untuk di bawa kesekolah besok. Vanilla berjalan kearah tempat tidurnya untuk mengistirahatkan badannya yang terasa sangat lelah.

Ketika Vanilla ingin memejamkan matanya, tiba-tiba terdengar lagu Dont Wanna Know-Maroon5 berasal dari handphonenya. Vanilla pun mengambil handphonenya yang berada diatas nakas.

Vanilla mengerutkan keningnya ketika tertera nomor asing di layar handphonenya, mau tidak mau Vanilla mengangkat panggilan tersebut, karena terus berdering sedari tadi.

"Hallo.." suara berat dari seberang sana ketika Vanilla mengangkat panggilan tersebut.

"Hallo, ini siapa yah?" tanya Vanilla.

Terdengar suara kekehan dari seberang sana "masa lo gak tau ini siapa gue?" tanya balik dari suara yang dibalik telepon.

"Siapa sih emangnya? Gue beneran gak tau lo siapa" Vanilla merasa mulai merasa takut.

"Gue Vanno, kawan sekelas lu" jawab Vanno.

"Ohh elo Van, gue kira siapa. Lo dapet nomor gue dari mana?" Vanilla berjalan ke meja belajarnya.

"Pas tadi mau pulang sekolah, gue minta nomor lo ke Icha" jelas Vanno.

"Ohh, jadi ada apa lo telpon gue?" tanya Vanilla.

"Gak papa sih, lagi pen telponan aja sama lo" jawab Vanno. Sedangkan Vanilla hanya senyum-senyum gak jelas karena dapat telpon dari Vanno.

"Tapi udahan dulu yah Van, soalnya gue udah ngantuk banget nih" jujur Vanilla.

"Ohh yaudah, sorry yah kalo gue ganggu lo malem-malem gini" kata Vanno merasa tidak enak sama Vanilla.

"Iya gak papa"

"Good night Vanni" kata Vanno.

"Night too Vanno" balas Vanilla.

Panggilan pun diakhiri secara sepihak oleh Vanilla yang pipi nya sudah mulai berwarna merah.

Vanilla pun tidur dengan nyenyak berharap dia bisa bertemu Vanno di alam mimpi.

*****

Akhirnya udah part5, jangan lupa tinggalkan vote dan komennya yah😊










VanillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang