#2 welcome to korea

11 1 1
                                    


Tuk tuk tuk....langkah sepatu ayah menghampiri aku dan adikku yang baru saja sampai bandara. Dia tersenyum seperti tak punya rasa bersalah telah membuang kami.

"jaga diri kalian baik-baik. Ayah akan nyusul kalian nanti setelah kalian sudah sukses dan jangan khawatirkan ayah" ia menepuk bahu kami bersamaan sembari memberikan pelukan hangat.

Gue sedikit heran dengan sikap ayah yang seperti ini biasanya ia tak pernah lakukan hal semacam ini. Gue malah lebih khawatir ketika ayah menjadi lembek gini, gue terus peluk dia erat.

"Ayah..ikut aja bersama kami" kata kak hana
"Tak bisa nak.. Ayah tidak ingin meninggalkan rumah itu" melepaskan pelukannya.
"Memangnya kenapa yah?"

Ayah terdiam sebentar menahan emosi sedihnya keluar.

"Sudah sana! nanti ketinggalan pesawat" tegas ayah
"Yah..jangan lupa makan yaa" kata hanna

Ayah tersenyum manis menatapku dan hansu. Gue berharap ayah baik-baik saja.
"Dah..ayah.." gue lambaikan tangan menuju pintu masuk kepesawat.
Entah kenapa hati ini terasa khawatir sekali dengan keadaan ayah.

***
Pukul 11 a.m.
"Ingat nama korea kalian bermarga kim, jadi kamu hansu = kim hansu dan kak hanna = kim hanna mengerti!"
"Iya pak" sahut mereka bersama - sama

Salju berjatuhan dari langit mengiringi perjalananku. pak rahman bilang aku dan adikku akan tinggal disebuah rumah bukannya di apartemen, Ayah tak mengizinkan kami.

Hari baruku mulai dengan membereskan rumah itu sampai bersih, terkecuali adikku yang so kecakepan itu tidur dengan santai dikursi sofa yang sudah ku bersihkan bersama pak rahman.

"Enak banget ya lu! Bantuin dong!" teriak hanna
"Berisik kak.."
"Bangun ga lu, gua siram nih"

hansu abaikan perkataan kakanya dengan membalikkan tubuh membelakanginya.

Byurr...siraman air kebadan hansu.
"dingin kak..." sebari menggigil
"Non...kenapa lakukan itu"
"Biarin pak, aku udah negoisasi dianya aja yang mau di guyur, dikira boongan kali gua ngomong"
"Yaudah cepet tuan ganti pakaian"
"Setelah itu buang sampah yaa" ucap hanna
"Sudah biarkan saya saja.."
"Ga mau pak, pak rahman istirahat aja. Bapak sudah Bekerja keras"

Suara tetangga yang menyeka pembicaraan pak rahman dan kak hanna.

"Anyeonghaseo.." terdengar dari luar rumah.
"Ya..tunggu.." jawab kak hanna
"Biar aku saja kak"

Hansu mengenakan pakaian hangat menuju luar. Ia terus menekan tombol bel rumah

"iya bentar.." hansu menjawanya tanpa sadar yang dikatakannya itu membuat tentangga tersebut tidak mengerti.

Didepan pintu pagar terdapat anak laki-laki yang seumuran dengan hansu sambil membawa kotak.

"naneun eomeoniege neowa neoui gajog-eul wihae tteog-euldallagohaessda. (Saya disuruh ibuku untuk memberikan kue beras buatannya untukmu dan keluargamu)
"Ha? I'm not understand"
"Oh.."

Dia kebingungan menjelaskannya yang pasti ia lakukan gerakan yang menunjukan memberikan kue itu kepada hansu.

Kemudian hansu mengerti maksud anak laki-laki itu, ia hanya mengangguk tersenyum.
"Thank you"

"Dia aneh kupikir dia orang korea" Gumaman laki-laki itu

Angin bertiup kencang melintas masuk syal yang dipakai hansu. ia bergerak cepat masuk kedalam rumah sembari membawa kotak yang diberikan tetangga barunya itu.

Ini hari pertama gue dikorea tetapi sudah ada yang mengirimi kami kue beras. Nampaknya orang korea ramah dan baik, gue pikir orang korea judes-judes dan masing-masing. Mungkin saja terlalu dingin jadi mereka susah untuk tersenyum. Hwhwhw

I Just Wanna Make You Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang