Penasaran

96.7K 509 2
                                    

Aku memilih kursi di sebelah tengah sedikit atas, meskipun tahu film ini tak akan banyak penonton karena tidak terlalu booming. Vino, lelaki yang menemaniku menonton memprotes karena biasanya selalu duduk diposisi agak bawah, tapi aku sedikit merengek ingin suasana baru. Kali ini aku ingin membuktikan rahasia umum yang beredar kalau Bioskop adalah salah satu tempat pasangan melakukan sesuatu lebih leluasa tanpa rasa malu.

"Lihat aja orang yang pacaran di bioskop, mereka biasanya keterlaluan pacarannya," ucapan dari para siswi sedang bergosip di bis yang tak sengaja aku dengar saat pulang sekolah kemarin. Kemudian aku pun memaksa Vino menonton yang sebenarnya menolak karena ada janji dengan pacarnya.

Setengah jam pemutaran film dengan rating 18+ itu mempertontonkan adegan yang membuat dada panas. Seorang lelaki tiba-tiba melumat bibir wanita berpakaian sexy si pemeran utama. Aku pun merasa canggung dan menoleh ke arah Vino yang tak mengedipkan mata entah fokus memahami cerita atau memang sedang membayangkan si lelaki adalah dirinya. Selain itu, mataku mencuri pandang kesekitar dan melihat 3 pasangan di kursi paling atas yang duduknya saling berjauhan. Satu di pojok kanan, di tengah dan di pojok kiri. Tak ada penonton selain mereka di jajaran bangku itu.

"Vin, mereka lagi ngapain?" tanyaku setelah mendekatkan kepala ke lelaki yang sudah menjadi sahabatku sejak lahir, kami bertetangga bahkan lahir dengan hanya perbedaan hari. Aku lebih tua.

Mata Vino mengikuti arah tunjuk mataku ke pasangan yang berada di tengah sedang berciuman mesra seperti diadegan film. Vino hanya menengok sekejap dan berwajah panik. "Tari! lo fokus aja nonton, udah biasa hal begitu di bioskop, jangan ngelihat kearah mereka," bisiknya sangat pelan dengan nada agak kesal.

'udah biasa? Gue baru kali ini ngeh ada yang ciuman pas nonton' dumelku pelan

Aku pun mengikuti arahan lelaki yang selalu melarangku berbuat aneh, tapi tak bisa sepenuhnya menurut. Mataku tetap mencuri pandang dan melihat seorang gadis memejamkan mata, sedangkan lelaki disampingnya menghilang. Aku bingung celingukan karena merasa tak ada seorangpun yang keluar ruangan selama pemutaran film, hingga akhirnya aku kembali melihat ke sisi atas dan si lelaki sudah duduk tenang. Sang wanita terlihat bahagia memeluk berpakaian kemeja itu dan membersihkan mulut lelakinya dengan tisu. Lelaki itu bagai jin, tiba-tiba sudah berada di sisi wanita itu lagi dan membuat bahagia.

Satu pasangan lagi nampak sama anehnya, si lelaki matanya kadang terbuka dan tertutup dengan si wanita fokus menatap kebawah. Kemudian beberapa menit kemudian terdengar suara lengkungan dari si lelaki yang mungkin Vino tak sadari karena dia tetap fokus ke layar tanpa berkedip. Padahal menurutku film ini membosankan, hanya banyak adegan romantis yang menjurus ke mesum. Memang seperti kebanyakan ulasan yang kubaca.

"Vin, lo lihat mereka tuh," ucapku ke lelaki yang kini sedang makan lahap seperti kelaparan. Keluar dari bioskop tadi, kami langsung berburu makanan dan melihat 3 pasangan yang terlihat dibioskop ternyata saling mengenal dan sedang makan bersama.

"Kenapa sih lo perhatiin mereka mulu, risih gue bawa lo nonton kali ini," ucapnya kesel.

"Mereka pas nonton kenapa duduknya terpisah? Padahal kan saling kenal?" tanyaku kepada Vino yang kemudian sedikit tertawa.

"Lo bego atau polos sih. Makanya pacaran Mlbo," ledeknya senang karena tahu aku tak pernah punya pacar.

"Apa urusannya sama pacaran? Dan bukannya lo yang selalu gak suka dengan cowok yang berusaha ngedeketin gue?" tanyaku lagi karena memang tak mengerti maksud ucapan lelaki yang belum lama ini jadian dengan kakak kelas yang mengejarnya lebih dari 3 bulan.

"Mana enak duduk bareng teman pas nonton sama pacar," jawabnya lagi yang masih membuat bingung. "soal gue ngalarang, cowok-cowok yang ngedeketin lo cupu semua sih," lanjutnya.

"Gini! Pas kemarin gue nonton sama lo, terus lo bawa pacar lo, kita duduk barengan kan? Lo risih?" ucapku membuat dia mendadak berwajah kesal.

"Iya itu gue yang bego, tahu gak? cewek gue langsung marah gara-gara itu," ucapnya kesal.

"Kenapa?" soalnya aku lihat waktu itu mereka terlihat tak terganggu dengan keberadaanku.

"Susah dijelasin Tar, ntar kapan-kapan gue gak bakalan ngajak lo kalau nonton sama cewek gue. Udah lah, lo makan aja." jawabnya gantung yang membuatku kebingungan.

Penasaranku bukan hanya karena mendengar ucapan di bis, tapi semua berawal dari video yang aku temukan di youtube. Beberapa orang mengunggah gaya pacaran mereka yang memang keterlaluan, menjurus ke hubungan suami istri. Aku ingin tahu, apakah semua orang pacaran melakukan hal itu?

Aku... belum pernah pacaran. Dan ingin.

"Vin, Lo pernah ngelakuin hal aneh pas pacaran?" tanyaku saat kami duduk di sofa kursi empuk di rumah Vino setelah beberapa hari kita menonton. Rumah yang sudah aku anggap milik sendiri bahkan hingga tahu dimana letak kunci pintu disembunyikan.

"Ciuman bibir aneh gak?" tanya dia balik.

"Kapan lo ciuman? Kok gak cerita ke gue?" aku kesal, selama ini dia selalu cerita apasaja namun hal sepenting itu tidak diceritakan.

"Emang semua harus diceritain, hubungan gue juga kan butuh privasi," ucap dia kesal.

"Oh jadi lo minta privasi sekarang?" tanyaku tak lebih galak.

"Iya lah, gih lo cari pacar aja sendiri dan lo nanti pasti butuh privasi," jawabnya tak mau kalah. Kesalku memuncak mungkin karena juga menahan sakit PMS.

Aku berdiri dan meninggalkan dia yang sedang fokus ke ponsel membalas pesan pacarnya, "Denger yah! gue juga minta privasi. Gue akan cari pacar, biar bisa pelukan, ciuman atau bahkan nge-seks".

Aku tak menghiraukan apapun ekspresinya, Akupun tak main-main dengan ucapan itu. Ini bukan hanya pelampiasan marah.

Bukan!

_?

I Want To Give My Virginity [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang