Pengalaman Baru

73.9K 403 1
                                    

Ponselku berdering tanda Chat masuk tepat jam 11 malam, aku memang menunggu balasan dari Dion yang sudah seminggu ini kami intens saling berbagi kabar.

'Lagi apa Tar?' Aku tak langsung menjawabnnya bahkan kuacuhkan, ponselpun kututup kembali layarnya karena chat dari nomer yang tak dikenal bukan dari nomer yang kuberi nama Dion. 'Ini gue Tar, Bayu anak kelas sebelah. Jangan dicuekin dong,' chatnya lagi yang membuat jadi penasaran. Sebelumnya lelaki yang dikenal playboy ini tak pernah melirikku. Bahkan seringnya mengacuhkanku begitu saja, tapi kenapa malam ini mencoba mengajak ku bicara.

"Ada apa ya Bay?" Aku ketik dengan wajah heran.

"Besok ada acara gak?" balasnya cepat. Aku hanya mengkerutkan Dahi heran.

"Dapet nomerku dari mana?" tanyaku to the poin

"Gak penting tahu dari siapa. Yang penting besok kan Weekend, kamu ada acara gak?" tanyanya lagi. Playboy seperti dia pasti berusaha keras mendapatkan wanit dan anehnya kenapa targetnya sekarang aku? Atau hanya aku saja yang ke ge'eran.


"Gak ada acara," aku jawab ingin tahu reaksinya.

"Kalau begitu boleh dong gue jemput lo,"

"Buat apa mau jemput,"

"Ya main dong Tar," jawabnya yang membuetku menyunggingkan bibir jijik.

"Kemana?"

"Yang deket aja, danau tiga warna," ajaknya.

"Ok!" jawabku yang sudah melalui beberapa pemikiran. Aku ingin tahu dia mendapatkan nomerku dari siapa dan apa tujuannya.

Seperti lelaki gentle, Bayu yang berpawakan tinggi dengan badan tegap gagah meminta ijin kepada Bunda mengajakku pergi. Tentu Bunda mengijinkan dengan syarat dikembalikan dengan keadaan sempurna. Bunda senang akhirnya aku mempunyai teman selain Vino, si anak tetangga yang kini sering pulang malam, ntah lah bukan urusanku dia mau berbuat apa.


Selama dimobil aku bisa melihat matanya tak fokus hanya kejalan tapi ke rok miniku. Aku melihat kearah yang dia lirik dan tak ada yang aneh. Hanya saja pahaku yang kecil terlihat mulus, putih, bersih karena terawat.

"Lo tuh cantik, kenapa gue baru sadar yah?" tanyanya yang aku senyumi sinis.

"Lo selama ini mabok sih," jawabku yang membuat dia tertawa.

Setengah jam melewati jalan raya, kemudian memasuki sebuah taman yang ternyata ramai pengunjuk. Ujung dari taman itu sebuah danau luas dengan debit air yang tinggi, diatasnya ada bebek goes yang cukup banyak peminat. "Lo ajak gue kesini mau main bebek goes?" tebakanku benar.


Lelaki berpakaian kemeja itu mengangguk dengan senyum. Pintu mobil dibuka dan kami turun. Tanpa basa basi kami pun menyewa bebek goes. Lucu, playboy mainannya anak kecil.

Aku naik dengan dibantu tangannya yang mulus. Ah itu pasti, dia anak orang kaya yang semua pekerjaan pasti dilakukan oleh pembantunya. Deg, aku degdengan karena ini kali pertama tanganku disentuh lelaki lain selain Vian. Beda sih, dipegang Vian rasanya hambar. Gak ada rasanya sama sekali kalau sama Bayu, ntahlah aku masih bingung. Mungkin rasanya amrah kenapa harus aku iyakan ajakan dia semalam.

Kami pun mengendalikan bebek ke tengah danau.


"Lo dapet nomer gue dari siapa?" tanyaku masih penasaran.

"Dari Vian," jawabnya.

"Kok bisa dia ngasih nomer gue?" tanyaku dengan wajah kaget.

"Bisalah, gue sama Vian kan temen. Masalah cewek yah bagi-bagi," jawabnya yang membuat aku terkejut.

Apa maksudnya bagi-bagi? Kenapa Vian ngasih nomerku ke lelalaki yang bahkan dulu aku jangan dekat dengannya? Vian berniat baik atau buruk?.


AAAhhhhh.

Eh sebentar, aku merasakan ada tangan yang mengelus pahaku, bukan hanya tak sengaja menyentuh karena gerakannya berulang-ulang. Aku langsung melihat kearah bawah, tangan Bayu sedang mengelus-elus pahaku.

"A a apa yang lo lakuin?" ucapku gugup dengan ekpresi kesal seraya menyingkirkan tangannya dari pahaku.

"Hei tenang lah. Bukannya ini yang lo mau? Dari pada baca-baca doang diinternet kan mending praktek" Deg! Dia mendekatiku karena gosip itu.


"T tapi, bukan disini," ucapku menghentikan gerakan tangannya yang masih berusaha mengelus. Wajahnya semakin mendekat.

"Berarti kalau di tempat lain bisa? Mau dimobil?" tanyanya yang membuat aku merasa bingung dan sedikit marah.

"G g gue bukan cewek murahan yang bisa lakuin itu dengan orang sembarangan," ucapku agak berteriak membuat beberapa pengayuh bebek yang ada disekitarku melirik. Malu.

"Jadi kita mesti pacaran dulu?" tanyanya yang membuatku semakin gugup.

"Kita menepi Bay, gue gak mau situasi seperti ini sama lo." Ajakku yang untungnya Bayu ikuti meski dengan senyum yang menurutku mengandung arti yang dalam.

Setelah sampai ditepian aku berjalan agak cepat, meninggalkannya beberapa langkah. "Hei udah gak sabar yah? Gak usah jalan buru-buru gitu mobilnya masih dikunci," ucapnya yang membuat aku menghentikan langkah dengan kening kebingungan. Dia menganggapku benar-benar ingin melakukannya di mobil. Sialan!


"Butuh berapa menit kita ngelakuin seks?" tanyaku yang membuat dia terbegong kemudian nampak berpikir dengan bibir tersenyum.

"Kurang lebih setengah Jam ... Gimana mau nyoba?" tanyanya nakal.

Aku sudah duduk di bangku samping Bayu, dadaku benar-benar berdebar akan mendapat pengalaman baru. Rasa penasaran akan hilang karena kini aku melakukannya, betapa nikmatnya akan kurasakan sebentar lagi.

Wajah tampan Bayu kini mulai mendekati wajahku, bibirnya melumat bibirku tak sabar. Sialan, aku sulit bernapas. Belum lagi tangannya mulai menggrayangi dadaku. Tak lama kini tanganya sudah masuk keselah baju mencoba memegang payudaraku yang selama ini tertutupi BH berukuran 36a. Aku merasakan remasannya.


DEG! Dia mencoba membuka talinya dan aku tanpa sadar mendorong tubuh Bayu.

"Kenapa? Sebentar lagi," ucapnya dengan wajah sayu. Dia berusaha mendekatiku kembali namun aku dorong lagi, kali ini penuh kesadaran. Aku segera membenarkan tali BH dan bajuku.

"Gak, gue gak mau ngelakuinnya sama lo," ucapku seraya membuka pintu namun Bayu tak membiarkannya menjadi mudah. Tangannya memegang tanganku dengan wjah seperti memohon.

"Lo mau pindah tempat? Dihotel? Ayo!." Ajaknya. Aku menatapnya sebentar, diwajahnya ada nafsu bukan cinta seperti ciri-ciri yang aku baca diartikel.


"Gak. Gue gak mau ngelakuin dimanapun," ucapku seraya mengerahkan kekuatan untuk membuka pintu. Aku pergi berjalan agak cepat, Bayu berusaha mengejarku menggunakan mobilnya.

Dari balik kaca dia terus mengajakku bicara sambil berjalan, " Ayolah Tar. Kita lakuin suka sama suka," aku tak menghiraukannya. Aku berjalan dari parkiran menuju jalan raya mencari angkutan pulang. "Gue bakalan kasih duit berapapun yang lo mau," ucapnya yang membuatku terhentak.

Aku murahan. Dipikirannya aku murahan. Aku bisa dibeli.

Dia pun berlalu.

Mungkin Kesal karena aku acuhkan atau karena semakin menganggap murahan. 

I Want To Give My Virginity [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang