Karin terdiam. Memikirkan kembali cerita yang baru saja keluar dari bibir sahabatnya itu. Ia mengambil nafas dalam, perlahan menghembuskannya. Apakah sahabatnya ini tidak pernah berfikir membalas perlakuan semua orang yang membullynya? Hufft, ingin rasanya Karin menjitak kepala sahabatnya itu, memarahinya habis-habisan, lalu mendiamkannya. Tapi ia bisa apa? Sahabatnya itu adalah orang yang sangat rapuh, bagai artefak kuno, yang bila di sentuh sedikit saja akan rusak.
Karin berdiri, bergegas pergi untuk menyelesaikan masalah ini secepatnya. Namun tangannya langsung di cekal oleh sahabatnya. "Jangan" Dara bergumam pelan sambil menggelengkan kepalanya.
"Nggak!! lo di sini. Kalo lo masih ngelarang gue,gue nggak mau ngomong ama lo lagi." ujar Karin tajam membalas perkataan Dara.
Dara terdiam, lalu perlahan melepas cekalan tangannya dari Karin. Setelah cekalan tangan tadi terlepas Karin langsung pergi meninggalkan tempat itu. Meninggalkan Dara yang hanya bisa menatap kepergiannya dengan pandangan khawatir.
ⓘⓜⓑⓐⓓⓖⓘⓡⓛ
Brak
Suara gebrakan itu terdengar setelah seorang gadis menendang sebuah meja yang di tempati 3 orang gadis berpakaian ketat.
Salah satu gadis yang berada di meja itu terkejut atas kejutan yang yang ia terima. Apalagi setelah ia mendongak untuk langsung bertemu pandang dengan netra coklat terang yang sedang menatapnya penuh amarah. Ia membelalakan matanya sempurna tatkala saat merasakan ada cairan yang mengalir dari puncak kepalanya, cairan kuning yang mulai terasa lengket di kepalanya.
"Oh"
"My"
"Goddddddddd"
Seru ketiga gadis yang ada di meja tersebut secara bergilir.
"Apaan ni anjing" seru Mela, gadis yang kepalanya telah di siram oleh Karin.
"Lo yang apaan? Masih aja lo gangguin Dara!? Nggak bosen idup lo?" balas Karin dengan menggebu-gebu. Gadis 15 tahun tersebut berjalan ke arah Mela lalu langsung menarik rambutnya.
"Arrgggghhhhhh" pekik Clara kesakitan.
"Sakit anjing kepala gue"
"Lo yang anjing"
"Woi bangsat lepas nggak"
"Hei... Lo nggak nyadar? Kalo lo sendiri yang bangsat?" Karin tertawa sinis, lalu tangannya menarik kepala gadis itu -menyuruhnya untuk mendongak. "Kalo sekali lagi lo gangguin Dara, gue nggak bakalan bikin hidup lo tenang" bisiknya dengan suara bengis.
"He lo pikir gue takut sama omongan lo hah?"
"Gue nggak ngerasa omongan gue nakutin kok, so selow aja kali" balas Karin yang mulai bisa menormalkan nada suaranya.
Gadis itu menyeringai, tidak peduli jika hal itu akan membuat pointnya berkurang. Melihat hal itu, kedua sahabat Clara-Rani dan Nabilla- langsung membantu sahabatnya. Namun sebelum itu terjadi, Karin sudah menendang kaki kedua gadis itu. Gadis itu melepaskan tarikannya pada kepala Clara, lalu beralih menatap kedua sahabat musuhnya tersebut dengan kilatan amarah ,namun sebelum itu terjadi sebuah suara menginstruksikan kegiatan 4 gadis tersebut.
Beginilah sifat asli Karin. Gadis manis, ramah, baik, dan sopan-yang apabila sudah ada yang membuatnya marah, maka ia akan berubah bengis.
"Berhenti kalian!! Dan ikut saya ke ruang bk sekarang!!" Ah ngomong-ngomong itu suara guru bimbingan konseling sementara mereka. Yang terkenal cantik, serta mulut pedas dan tajamnya.
ⓘⓜⓑⓐⓓⓖⓘⓡⓛ
Wanita yang masih berusia sekitar 20-an itu menatap satu persatu 4 gadis yang berada di hadapannya itu. 2 gadis dengan pakaian seragam yang berantakan, 1 gadis dengan bekas kekuningan di bajunya yang ketat, dan satu gadis lagi dengan keadaan santai seperti tidak pernah terjadi apapun sebelumnya.
"Apa kalian tidak malu dengan perbuatan kalian ini? Bagaimana bila berita ini sampai menyebar hingga keluar sekolah? Kalian hanya membuat malu sekolah saja" suara itu memecah keheningan yang sudah terjadi lebih dari 5 menit diantara mereka -Bu Ratna, Karin, Clara, Rani, Nabilla. Mereka telah melihat cctv yang terpasang di beberapa bagian sekolah, seperti tempat pem-bullyan Dara tadi, dan kantin sekolah.
"Ini bukan salah saya Bu" Clara menyahut.
"Bener bu" timpal Nabilla.
"Dia duluan bu yang ganggu kita-kita" nah ini yang Karin tidak suka, Rani menyalahkannya sambil menunjuk-nunjuk menggunakan jarinya, Karin menangkap jari itu. "Apa lo nunjuk-nunjuk? Minta di patain ni jari?" nada suaranya boleh tenang, tapi matanya? Sudah melotot duluan.
"Apa benar itu Karin?" Tanya Bu Ratna.
"Ibu tau sendirikan? Saya nggak akan ngelakuin sesuatu kalau nggak ada penyebabnya?.
Memang benar apa kata Karin, ia tidak akan melakukan suatu hal tanpa ada penyebabnya. Termasuk guru yang berada di hadapannya dan juga mengetahui sifat muridnya yang menjadi anggota OSIS tersebut. Jika pun ia akan terkena point, toh gadis tersebut juga tak masalah, asalkan dia tidak di salahkan.
"Clara, Rani, Nabilla" menatap satu persatu ke-3 gadis di depannya tersebut. "Apa yang kalian lakukan?" wanita berusia 20 tahunan tersebut tidak lagi memperdulikan pekerjaannya. Ia akan membela yang benar meskipun harus melawan anak yang memberikan donatur terbesar di SMA tersebut.
"Nggak bu. Kita nggak ngelakuin apa bu. Sumpah bu kita nggak ngelakuin apa-apa" Karin diam.
"Iya bu, sumpah. Kita nggak ngelakuin apa-apa" Karin diam.
"Yang ada Karin tu bu, yang salah tiba-tiba dateng langsung nendang meja orang" Karin diam.
Ketiga gadis tersebut-Clara, Rani, Nabilla- tak henti-hentinya membela diri, seolah merekalah yang menjadi korban.
"Gue nggak bakal nendang meja kalian kalo kalian nggak bully Dara." setelah lama terdiam ,akhirnya Karin berbicara.
"Benar itu Clara, Mela, Nabilla?" Tanya bu Ratna.
"Apaan si lo,orang kita cuman main-main aja. Dia aja tuh fisiknya terlalu lemah."
Karin mengepalkan kedua tangannya, wajahnya memerah, menahan emosi yang bisa kapan saja ia luapkan kepada 3 gadis di sampingnya tersebut. Menarik napas perlahan lalu menghembuskannya. Ia lalu angkat bicara "saya harap ibu bisa menghukum mereka setimpal seperti apa yang di alami Dara, kalau tidak saya akan membawa kasus ini ke rana hukum atas tindak kekerasan. Dan sekolah ini akan di kecam publik atas tindakan muridnya yang tidak senonoh. Permisi" setelah kalimat dingin dan tajam tadi, ia langsung keluar dari tempat tersebut.
Ke-4 gadis tersebut hanya bisa menatap kepergian Karin dengan pandangan masing-masing.
Setelah pintu tertutup, guru muda tersebut langsung mengalihkan tatapannya ke arah 3 gadis di depannya. Dengan evil smirknya, ia bergumam "baiklah,saya akan memberikan hukuman yang setimpal dengan perbuatan kalian " bukannya bermaksud pilih kasih dengan Karin, tetapi dari hasil pengamatannya tadi dalam cctv memang Clara, Rani, dan Nabilla-lah yang bersalah. Karena tidak mungkin dikatakan bermain jika sampai menampar berkali-kali bukan? Bu Ratna tentu saja bukan orang yang bodoh.
Inilah yang seorang guru bimbingan konseling suka. Mereka akan memberikan hukuman bagi siswa yang melanggar peraturan.
"Hukuman kalian adalah..... " sengaja memberi jeda pada ucapannya saat melihat ke3 orang di hadapannya langsung menatapnya dengan wajah pucat pasi.
"Inilah hukuman kalian..... "
ⓘⓜⓑⓐⓓⓖⓘⓡⓛ
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Bad Girl [Hiatus]
Ficção AdolescenteMenjadi korban bully bukanlah hal yang mudah. Diejek, dihina, dicemooh, bahkan mendapatkan perlakuan yang kasar. Dia Adara Nasution, si cewek bersenyum manis. Si polos yang selalu dijadikan bahan bully-an. Si mata empat yang kalau istirahat selalu m...