Aku duduk dibangkuku, sambil menatap orang yang kusukai. Ya, aku sudah menyukainya sejak pandangan pertama. Dia tampan, pintar, dan berbakat. Banyak orang yang menyukainya, termasuk diriku. Apa ia menyukaiku juga?
Aku tersadar dari lamunanku setelah pria sialan itu menggangguku. Tiada hari tanpa pertengkaran kami berdua. Kami selalu bertengkar hanya karna hal sepele.
"Oi kucing garong, sampai kapan kau akan menatapnya?" kata pria itu dengan nada mengejek.
"Sialaan, kau mengangguku terus!" omelku lalu melemparinya dengan roti yang kubeli tadi tanpa sengaja.
Pria itu menangkap rotinya "Wah, dapat roti gratis asik!" dengan kesal aku mengejarnya saat ia memakan rotiku. Dan akhirnya pertengkaran kami pun dimulai.
Skip~
Sepulang sekolah, aku memutuskan untuk memata matai orang yang kusukai. Namun, rencanaku gagal karna Yume mengajaknya ke taman.
Sampai disana, aku mendengar percakapan mereka. Mataku melotot saat mendengar salah satu kalimat yang diucapkan oleh Yume.
"Subaru-kun, aku menyukaimu sejak lama. Maukah kamu jadi pacarku?" ucap Yume.
Dan yang membuatku kaget adalah saat Subaru menjawabnya...
"Ya, aku mau menjadi pacarmu"
Kakiku melemas dan aku terjatuh. Aku menutup wajahku dengan kedua tanganku kemudian menangis.
Dadaku terasa sakit, seperti ditusuk oleh ribuan pisau. Yang membuatku lebih sakit saat...
Yume mencium Subaru.
Dengan cepat aku lari keluar dari sekolah menuju ke rumah. Sampai dirumah, aku masuk ke kamarku lalu menangis terisak isak.
Beberapa lama kemudian, tangisanku mulai reda. Aku sempat terdiam menatap diriku dicermin, penampilanku sungguh kacau. Tiba tiba seseorang mengetuk pintu kamarku. Segera aku membuka pintu kamarku, dan aku kaget yang didepanku sekarang adalah pria sialan itu.
"Sejak kapan kamu ada disini?!" kataku dengan kesal. Aku langsung menutup kembali pintu kamarku, namun ia lebih duluan menahan pintuku agar tidak tertutup.
"Hei, bersyukurlah aku ada disini baka. Kau lupa menutup pintu rumahmu setelah masuk lalu menangis dikamar" kata pria itu dengan datar.
Aku masih berusaha untuk menutup pintu kamarku, namun kekuatannya melampaui kekuatanku.
"Argh, tinggalkan saja aku sendiri Kanata sialan!" seruku sambil berusaha menutup pintuku dengan sekuat tenaga.
"Apa sesakit itukah hatimu karna Subaru punya pacar dan mengabaikan orang yang peduli denganmu?" sontak, pertanyaan Kanata membuatku terdiam.
Mendengar nama Subaru membuatku teringat dengan kejadian tadi siang. Air mataku kembali keluar dari tempatnya.
Kanata membalikkan posisiku menghadap padanya, lalu memelukku. Aku memberontak agar melepaskan pelukannya, namum Kanata justru mempereratnya.
"Jangan memendam rasa sakit hatimu sendirian. Bagilah rasa sakit hatimu padaku agar bebanmu berkurang" Kanata mengelus kepalaku dengan lembut dan memelukku.
Entah kenapa, aku menerima pelukannya dan menangis histeris didalamnya. Sudah bertahun tahun aku menyukainya, namun akhirnya ia dimiliki wanita lain.
"Jangan khawatir, Ako-chan. Masih ada aku yang selalu bersamamu" bisik Kanata di telingaku.
Esoknya, aku terbangun dari tidurku. Aku melirik ke sekitar kamarku, seragam dan bukuku sudah disiapkan dengan rapi, padahal semalam aku belum menyiapkannya. Tunggu, kemana Kanata?
Dengan cepat aku keluar dari kamar lalu melihat ke seluruh ruangan dirumahku. Kanata keluar dari dapur dengan membawa sarapan yang baru ia masak.
"Mandilah, aku sudah menyiapkan semuanya untukmu" kata Kanata dengan datar. Tanpa pikir panjang, aku segera mandi, lalu memakai seragam. Aku keluar dari kamarku kemudian sarapan bersama Kanata.
"Apa yang kau lakukan semalam?" tanyaku sambil memakan nasi goreng yang menjadi menu sarapan hari ini.
"Menidurkanmu, menyiapkan sarapan dan buku untukmu. Bahkan aku tidur disini demi menjagamu. Berterima kasihlah padaku karna telah menolongmu saat kamu sakit hati" jawab Kanata yang telah menghabiskan sarapannya.
"Terima kasih" ucapku kemudian melanjutkan sarapanku.
Sehabis sarapan, kami ke sekolah bersama sama. Saat masuk ke kelas, semua jadi hening karna kehadiran kami.
"Ako-chan dan Kanata-kun?" Mahiru terlihat kaget saat melihat kami berdua.
"Kalian pacaran?" tanya Rola.
"Wah, Ako dan Kanata berbaikan!" seru Koharu.
'Aku...berpacaran dengan Kanata?' batinku sambil melirik ke Kanata. Aku berjalan menuju ke bangku ku dan mengabaikan seluruh pertanyaannya, namun aku disambut dengan pemandangan yang menyakitkan.
Subaru dan Yume berhadapan denganku. Dadaku kembali terasa sakit. Aku berusaha mencuekinya, dan akhirnya berhasil. Namun, rasa sakit di dadaku masih terasa saat melihat Subaru.
"Tenang saja, Ako-chan. Kau akan baik baik saja selama ada aku" kata Kanata sambil menepuk kedua pundakku. Awalnya aku agak risih dengan kehadiran Kanata, namun hari ini aku tidak mau bertengkar dengannya.
Hai, minna!
Maaf ya ff nya pendek soalnya ini cuma 2 chapter sih :(
Don't forget to follow and vote!
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Mine! (Aikatsu! Stars ff Subaru x Ako x (Yandere Kanata)
FanfictionDia bersimbah darah. Dia membawa sebilah pisau tajam dan kepala yang sudah terpisah dari badannya. Kemudian, dia mulai menutup pintu tersebut. "Kenapa kamu pacaran dengannya? Kenapa? Kenapa?!" seru orang itu dengan mata yang melotot. Dia langsung me...