Sekolah #2

35 2 0
                                    

Mentari muncul dari peraduannya dan mulai menyinari bumi, dan saat itulah shila terbangun dari tidur singkatnya, bagaiman tidak?  Ia hanya benar-benar tidur ketika ayam sudah berkokok.
Setelah menunaikan ibadah sholat subuh, shila pun bersiap untuk pergi ke sekolah dengan menaiki angkutan umum, saat ini shila bersekolah di sebuah sekolah menengah kejuruan negeri yang ada di jakarta.

Setelah beberapa menit perjalanan akhirnya shila sampai di sekolahnya, hari ini hari senin jadi upacara bendera akan dilakukan, setelah menaruh tas dikelasnya shila menuju barisan kelasnya yaitu Ap-1 ,ya sebenarnya shila memiliki cita-cita menjadi sekertaris disebuah perusahaan, tapi entah mengapa  ia merasa hanya ingin hidup tenang saat ini.

Setelah mengikuti upacara shila langsung bergegas menuju kelasnya dan menghampiri tempat duduknya yaitu pojok belakang, entah mengapa ia sangat suka duduk di sana.

Pelajaran pertama pun dimulai, saat ini pelajaran sejarah, pelajaran yang sangat ia benci, bukannya ia tak menghargai jasa para pahlawan namun membicarakan masalalu tentang kekejaman belanda membuatnya flasback jadi ia malas untuk mendengarnya.

BRUKK....
"Auch...," shila mengaduh, saat benda yang sering menjadi pembersih papantulis itu mengenai kepalanya.
"Salah saya apa bu? "

"Masih bertanya salah kamu apa!?, dari tadi ibu panggil kamu untuk maju kedepan, tapi kamu malah bengonggg aja." omel bu ranti, guru sejarah shila yang berpostur besar.

"Maaf bu, saya gak denger." ucap shila menyesal.

"Yaudah, saya maafin, sekarang kamu maju ke depan, baca halaman 127." titahnya.

"Baik, bu. " shila pun melangkahkan kakinya perlahan kedepan kelas, ia melihat kesekeliling ruangan banyak pasang mata yang melihatnya dan ia tak suka itu, ia tak suka menjadi pusat perhatian karena mereka memandang shila dengan tatapan yang tidak bersahabat.

Ya,shila memang tak memiliki teman karena mereka manganggap shila itu 'aneh', shila juga sering menjadi bahan bullying, tapi shila selalu diam karena mereka hanya berani memakai kata-kata, tapi jika mereka mulai memakai kekerasan shila tak akan tinggal diam.

Shila sudah sampai didepan kelasnya, menghadap ke teman-temannya, bukan, hanya teman kelas tak ada makna apa pun dari kata 'teman' itu. Shila bersiap untuk membaca dan ia juga sudah siap jika ia harus merasakan flasback sekarang juga, toh mereka juga sudah menganggap shila itu aneh, jadi shila tak terlalu memperdulikan itu. 
Shila mulai menarik napasnya. "Heeff.... Huuuhhh.  Jepang pertama kali datang pada tanggal 11 januari 1942, dengan pendaratan pertama di Tarakan, Kalimantan timur." shila mulai merasakan pusing di kepalanya dan sekelebat bayangan orang-orang yang tak ia ketahui mulai terlihat olehnya, entah ia bisa melanjutkan kalimat ini atau tidak. "Shila, ayo dilanjutkan. " suara bu ranti membuyarkan lamunan shila.

"Ba.. Baik bu. Kemudian pada februari tahun 1942, Jepang mendu... "

"permisi, selamat pagi semua. " tak sempat shila melanjutkan kalimatnya tiba-tiba ada seorang pria yang masuk kekelas, dan bagi shila ia adalah penyelamatnya, ya kali ini shila selamat karena jika orang ini tak masuk mungkin shila sudah pingsan. Sekarang  orang itu sedang berdiri di samping shila, ia tengah tersenyum sambil menampilkan deretan gigi putihnya itu yang dibuat seramah mungkin kepada penghuni kelas, dan ia tak tahu siapa itu.

"Kamu siapa ya? " kata bu ranti, pada pria berpostur tinggi sekitar 180cm, memakai seragam lengkap dengan baju dikeluarkan, sepertinya bu ranti tidak menyadari itu. Pria itu juga terbilang tampan jadi tak heran bila melihat para gadis di kelas shila mulai heboh.

"Oh, sebelumnya ini bu ada titipan dari pak Handoko. " kata pria itu sambil memberikan amplop putih kepada bu ranti. (Sekedar informasi pak Handoko adalah kepala sekolah shila)
Bu ranti terlihat sangat seksama saat membaca surat itu.

"Oalah, kamu anak baru toh, yaudah perkenalkan diri kamu dulu, oh iya, shila kamu boleh duduk." kata bu ranti setelah selesai membaca isi surat tersebut.

"Baik bu, terima kasih." kata shila sambi melangkah menuju tempat duduknya.

"Ya, silahkan." kata bu ranti mempersilahkan pria itu untuk memperkenalkan diri.

"Baik, terima kasih bu,  sebelumnya selamat pagi semua. " kata pria itu dengan cengiran khasnya yang membuat para gadis di kelas shila berteriak tak karuan.

"Pagii... " jawab semua orang, terkecuali shila, ia nampak tak perduli seperti biasa.

"Perkenalkan, nama saya Andri prakasa, kalo mau panggil sayang juga boleh kok hehe." terdengar suara sorakan setelah pria yang meperkenalkan namanya sebagai Andri itu meyelesaikan kalimatnya.

"Basi." batin shila

"Saya pindahan dari sekolah kejuruan Bandung, karena ortu saya pindah ke Jakarta jadi saya ikut, takut kalo sendirian di Bandung tar di culik lagi."

"Huuuuuuhhh." terdengan suara sorakn anak laki-laki serempak. Shila yang mendengar hanya memutar bola matanya, seperti berkata "masih ada ya, orang kaya gitu?"

"Hehe, udah bu segitu aja?"

"Yasudahlah, dari pada kamu ngomong lagi nanti abis ini jam pelajaran saya, yaudah sekarang kamu duduk di bangku yang kosong, ah itu di sebelah shila."

"Baik bu, terima kasih." Andri pun duduk di bangku sebelah shila, sebenarnya shila tak terkejut lagi soalnya ia sudah tau pasti orang itu  akan duduk di sebelahnya, karena tidak Ada yang mau duduk di sebelahnya jadi, hanya bangku sebelah shila yang kosong.

"Hai gw andri, Lo shila kan?" Kata andri memulai percakapan.

"Jangan ngobrol sama gw tar Lo mati!." Kata shila diiringi dengan wajah keterkejutan andri, siapa pun pasti akan terkejut bila mendengar ucapan shila dan langsung terdiam, Dan itulah Yang shila inginkan, sebenarnya ia tak bercanda mengatakan hal  itu, kita semua memang akn mati kan?, tapi ia hanya tak ingin menakuti pria di sebelahnya agar tak berbicara dengannya, karena ia tak ingin dekat bahkan berbicara dengan siapa pun.

"Waw, jadi kalo gw gak ngomong sama Lo gw gak akan mati(kekal) dong?" Entah sudah berapa Kali shila memutar malas bola matanya, ''kenapa anak ini tak takut?" pikirnya.

"Ayolah, semua orang juga tau mereka pasti bakal mati, itu cuma alesan Lo ajakan, biar gw takut buat ngobrol sama Lo, iya kan,  shila putri adinda? "

Mendengar namanya di sebut shila terkejut bukan main, bagaimana bisa orang Yang baru ia kenal bisa langsung tahu nma panjangnya? Bahkan teman sekelas shila saja belum tentu ingat.

"Siapa Lo? " Tanya shila dengan tatapan tajam.

~bersambung~

~Bertemu walau sesaat pun tak apa hanya untuk menghilangkan rasa rindu di dada~
******

Hae para reader's kangen gak? (Gak!)  Ok, OK gpp, tar juga kangen wkwk.
Jadi, siapa Yang penasara  sama Si andri? Semoga pada penasaran ya hehe.
Maap Ni klo tipo masih bereliaran dimana-mana maklum masih pemula masih amatir juga, jadi untuk chapter ini jangan serem-serem dulu kasian shila hehehe.
Jadi sampai ketemu di chapter selanjutnya Yang entah kapan  jadinya hahaha.
Btw jangan lupa tinggalkan jejak yaa. 😘

Salam horor. 😈

Sj💕

ImaginationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang