Happy reading!
***
Suara desiran air mancur diiringi kicauan burung menemani kedua remaja yang tengah duduk di taman belakang sekolah.
"Jackson!" teriak Runa karena sejak tadi Jackson hanya fokus dengan buku ditangannya.
"Hhmm?" seperti biasa. Jacksan membalas ucapan Runa tetapi matanya masih fokus menatap barisan tulisan didalam buku.
"Lo gak bosan baca buku terus?"
"Gak."
Mendapat balasan singkat dari Jackson membuat gadis itu geram. Pasalnya dari sebulan yang lalu, ketika Jackson yang seorang murid pindahan masuk kekelasnya, ia selalu cuek dan mengabaikan Runa. Runa tidak sudah itu, karena tumbenan ada cowok yang cuek dan tidak tertarik padanya.
"Eh cupu. Kalau gue ngomong itu ya dilihat." Protes Runa.
Runa selalu memanggilnya cupu. Tidak heran sih, karena tampilan Jackson yang rapi dengan gaya rambut belahnya dan lengkap dengan kacamata yang menempel dimatanya.
Perlahan Jackson menoleh kebelakang, menatap Runa. Bukan karena mendengar ucapan Runa, tetapi karena ia menghirup asap rokok yang membuat hidungnya perih.
"Gak baik cewek merokok." Ucapnya lembut sambil mengambil rokok yang menempel dibibir Runa.
"Eh eh balikin." Runa tidak terima jika rokoknya diambil, dan bahkan sekarang diinjak oleh Jackson.
"Kamu ngerokok?"
"Menurut lo?" balas Runa acuh. Lalu kembali mengambil satu batang rokok disaku bajunya.
Jackson yang melihat itu dengan cepat mengambilnya. "Jangan ngerokok lagi." Ucap Jackson memperingati.
"Apa hak lo ngelarang gue?" Runa mulai kesal. Karena tumben-tumbenan ada yang berani melarangnya. Bahkan guru saja tidak berani melarangnya karena Runa merupakan cucu dari pemilik sekolah.
"Kamu selalu ngintilin saya kemana-mana. Jadi kalau kamu mau tetap berada didekat saya, jangan pernah merokok lagi."
Runa cemberut. Ia tidak bisa melawan. Karena memang benar. Semenjak kedatangan Jackson, ia selalu mengikuti kemana laki-laki itu pergi. Bukan karena apa-apa. Runa hanya tidak suka bermain dengan teman satu kelasnya. Karena ia salah satu siswi dari kelas unggulan. Dan teman-teman satu kelasnya itu merupakan siswa kalem dan rajin. Hanya Runa sendiri yang badung.
"lo ngancam gue?"
"Saya bukan ngancam. Tetapi ini demi kebaikan kamu." Jackson kembali menatap bukunya "Perempuan itu gak baik merokok."
Mendengar penjelasan Jackson, Runa tersenyum masam. "Perduli apa lo sama gue? Tua Bangka itu aja gak pernah peduli sama gue. Gue Cuma boneka buat dia." Runa kesal.
Runa kembali mengingat sikap kakeknya yang selalu mengatur dan melarangnya. Membuatnya menjadi boneka. Tidak boleh itu tidak boleh ini, harus itu harus ini. Agar kakeknya terlihat perfect dimata orang lain.
Namun Runa menyadari apa yang dilakukan kakeknya itu bukan semata-mata demi kebaikan Runa, melainkan hanya pencitraan agar kakeknya terlihat sempurna dimata orang lain. Dan itulah yang menyebabkan Runa menjadi badung dan memberontak. Bahkan seolah-oleh dirinya akan menghancurkan tampilan sempurna kakeknya.
"Saya perduli karena kamu teman saya."
"Haaah masak?" Runa sok-sokan berekspresi terkejut sambil memegang pipinya. "Jangan bilang lo suka sama gue?" Tanyanya menggoda.
YOU ARE READING
Kisah Jackson: DISGUISE (END)
Cerita PendekJangan bilang lo suka sama gue? ~ Runa Iya saya suka sama kamu. ~ Jackson